Upaya dan Tantangan Membentuk Keluarga Sakinah Bagi Pasangan Muda (Studi Mahasiswa IAIN Bone)
Wahyudi Susanto/01.14.102 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai“Upaya dan Tantangan Membentuk Keluarga
Sakinah Bagi Pasangan Muda (Studi Mahasiswa IAIN Bone)”.Hal yang penting
dikaji dalam skripsi ini yakni.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif analitik kualitatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan dataobservasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa peluang dan tantangan
pasangan muda mahasiswa IAIN Bone dalam membentuk keluarga sakinah dan untuk
mengetahui bagaimana upaya pasangan muda mahasiswa IAIN Bone membentuk
keluarga bahagia. Adapun kegunaan penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat
menambah referensi bahan kajian ilmu, khususnya berguna sebagai sumbangan
pemikiran bagi jurusan HKI( Hukum Keluarga Islam) tentang upaya membentuk
keluarga sakinah, dan secara praktisi dapat berguna sebagai bahan evaluasi dan
contoh dalam meningkatkan keluarga sakinah. Khususnya bagi para remaja yang
sudah menikah dengan usia yang masih muda dan memiliki keluarga, bagaimana
mereka dalam membangun keluarganya menjadi keluarga sakinah disaat usia masih
muda.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pertama “Peluang dan
tantangan dalam membentuk keluarga sakinah pada mahasiswa IAIN Bone bahwa
sebagian besar Mahasiswa IAIN Bone dalam menghadapi peluang dalam membentuk
Keluarga Sakinah yaitu saling mengerti dan memahami satu sama lain, pentingnya
dalam membentuk keluarga sakinah harus memandang pembagian peran suami dan
istri secara fleksibel. Pemahaman bahwa kewajiban memenuhi nafkah keluarga
adalah kewajiban bersama suami dan istri serta orang tua dan anak yang dapat
diemban oleh siapa pun anggota keluarga. Adapun tantangan yang dihadapi
Mahasiswa IAIN Bone dalam membentuk keluarga sakinah kebanyakan faktor
Ekonomi jadi dalam mengelola keuangan harus seirit mungkin dalam kebutuhan
keluarga dan adapula sebagian Mahasiswa yang ditinggal suaminya kerja diluar kota,
sehingga harus ada sikap saling percaya dan memahami antara suami dan
istri.”.Kedua, “Upaya pasangan muda mahasiswa IAIN Bone membentuk keluarga
bahagia bahwa dalam membentuk keluarga sakinah memang dibutuhkan rasa saling
percaya antara suami dan istri dan harus paham dengan tanggung jawab masing-
masing.Miliki Rasa Kasih-Sayang, Saling Mendekati, Jangan Saling
Menjauhi/berburuk sangka. Ketika ada terjadi suatu masalah usahakan pecahkan
masalah dengan bijaksana, Ciptakan makna bersama dalam artian bahwa dalam setiap
hubungan pasti ada perbedaan, dan tentunya setiap pasangan harus menemukan jalan
untuk saling menghormati perbedaan pasangan meskipun butuh waktu dan proses
yang lama. Untuk membentuk keluarga bahagia, keluarga harus selalu ingat pada
tujuan perkawinan dan tujuan perkawinan sesuai dengan tujuan hidup”.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Peluang dan tantangan dalam membentuk keluarga sakinah pada mahasiswa
IAIN Bone bahwa sebagian besar Mahasiswa IAIN Bone dalam menghadapi
peluang dalam membentuk Keluarga Sakinah yaitu saling mengerti dan
memahami satu sama lain, pentingnya dalam membentuk keluarga sakinah
harus memandang pembagian peran suami dan istri secara fleksibel.
Pemahaman bahwa kewajiban memenuhi nafkah keluarga adalah kewajiban
bersama suami dan istri serta orang tua dan anak yang dapat diemban oleh siapa
pun anggota keluarga. Adapun tantangan yang dihadapi Mahasiswa IAIN Bone
dalam membentuk keluarga sakinah kebanyakan faktor Ekonomi jadi dalam
mengelola keuangan harus seirit mungkin dalam kebutuhan keluarga dan
adapula sebagian Mahasiswa yang ditinggal suaminya kerja diluar kota,
sehingga harus ada sikap saling percaya dan memahami antara suami dan istri.
2. Upaya pasangan muda mahasiswa IAIN Bone membentuk keluarga bahagia
bahwa dalam membentuk keluarga sakinah memang dibutuhkan rasa saling
percaya antara suami dan istri dan harus paham dengan tanggung jawab
masing-masing, Miliki Rasa Kasih-Sayang, Saling Mendekati, Jangan Saling
Menjauhi/berburuk sangka. Ketika ada terjadi suatu masalah usahakan
pecahkan masalah dengan bijaksana, Ciptakan makna bersama dalam artian
bahwa dalam setiap hubungan pasti ada perbedaan, dan tentunya setiap
pasangan harus menemukan jalan untuk saling menghormati perbedaan
pasangan meskipun butuh waktu dan proses yang lama. Untuk membentuk
keluarga bahagia, keluarga harus selalu ingat pada tujuan perkawinan dan
tujuan perkawinan sesuai dengan tujuan hidup.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka Adapun
implikasinya sebagai berikut:
1. Hendaknya orang tua lebih mementingkan pendidikan anaknya, minimal
tingkat SMA khususnya kepada anak perempuan, sehingga tidak terjadi
pernikahan di usia muda karena wawasannya akan lebih luas dan bisa hidup
dengan seorang laki-laki yang selama ini belum ia kenal.
2. Hendaknya orang tua lebih mementingkan pendidikan anaknya, minimal
tingkat SMA khususnya kepada anak perempuan, sehingga tidak terjadi
pernikahan di usia muda karena wawasannya akan lebih luas dan bisa hidup
dengan seorang laki-laki yang selama ini belum ia kenal.
3. Bagi pasangan usia muda sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu resiko apa
yang akan dihadapi. Karena banyak sekali terjadi perceraian pada pasangan
usia muda.
Sakinah Bagi Pasangan Muda (Studi Mahasiswa IAIN Bone)”.Hal yang penting
dikaji dalam skripsi ini yakni.
Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif analitik kualitatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan dataobservasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa peluang dan tantangan
pasangan muda mahasiswa IAIN Bone dalam membentuk keluarga sakinah dan untuk
mengetahui bagaimana upaya pasangan muda mahasiswa IAIN Bone membentuk
keluarga bahagia. Adapun kegunaan penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat
menambah referensi bahan kajian ilmu, khususnya berguna sebagai sumbangan
pemikiran bagi jurusan HKI( Hukum Keluarga Islam) tentang upaya membentuk
keluarga sakinah, dan secara praktisi dapat berguna sebagai bahan evaluasi dan
contoh dalam meningkatkan keluarga sakinah. Khususnya bagi para remaja yang
sudah menikah dengan usia yang masih muda dan memiliki keluarga, bagaimana
mereka dalam membangun keluarganya menjadi keluarga sakinah disaat usia masih
muda.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pertama “Peluang dan
tantangan dalam membentuk keluarga sakinah pada mahasiswa IAIN Bone bahwa
sebagian besar Mahasiswa IAIN Bone dalam menghadapi peluang dalam membentuk
Keluarga Sakinah yaitu saling mengerti dan memahami satu sama lain, pentingnya
dalam membentuk keluarga sakinah harus memandang pembagian peran suami dan
istri secara fleksibel. Pemahaman bahwa kewajiban memenuhi nafkah keluarga
adalah kewajiban bersama suami dan istri serta orang tua dan anak yang dapat
diemban oleh siapa pun anggota keluarga. Adapun tantangan yang dihadapi
Mahasiswa IAIN Bone dalam membentuk keluarga sakinah kebanyakan faktor
Ekonomi jadi dalam mengelola keuangan harus seirit mungkin dalam kebutuhan
keluarga dan adapula sebagian Mahasiswa yang ditinggal suaminya kerja diluar kota,
sehingga harus ada sikap saling percaya dan memahami antara suami dan
istri.”.Kedua, “Upaya pasangan muda mahasiswa IAIN Bone membentuk keluarga
bahagia bahwa dalam membentuk keluarga sakinah memang dibutuhkan rasa saling
percaya antara suami dan istri dan harus paham dengan tanggung jawab masing-
masing.Miliki Rasa Kasih-Sayang, Saling Mendekati, Jangan Saling
Menjauhi/berburuk sangka. Ketika ada terjadi suatu masalah usahakan pecahkan
masalah dengan bijaksana, Ciptakan makna bersama dalam artian bahwa dalam setiap
hubungan pasti ada perbedaan, dan tentunya setiap pasangan harus menemukan jalan
untuk saling menghormati perbedaan pasangan meskipun butuh waktu dan proses
yang lama. Untuk membentuk keluarga bahagia, keluarga harus selalu ingat pada
tujuan perkawinan dan tujuan perkawinan sesuai dengan tujuan hidup”.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Peluang dan tantangan dalam membentuk keluarga sakinah pada mahasiswa
IAIN Bone bahwa sebagian besar Mahasiswa IAIN Bone dalam menghadapi
peluang dalam membentuk Keluarga Sakinah yaitu saling mengerti dan
memahami satu sama lain, pentingnya dalam membentuk keluarga sakinah
harus memandang pembagian peran suami dan istri secara fleksibel.
Pemahaman bahwa kewajiban memenuhi nafkah keluarga adalah kewajiban
bersama suami dan istri serta orang tua dan anak yang dapat diemban oleh siapa
pun anggota keluarga. Adapun tantangan yang dihadapi Mahasiswa IAIN Bone
dalam membentuk keluarga sakinah kebanyakan faktor Ekonomi jadi dalam
mengelola keuangan harus seirit mungkin dalam kebutuhan keluarga dan
adapula sebagian Mahasiswa yang ditinggal suaminya kerja diluar kota,
sehingga harus ada sikap saling percaya dan memahami antara suami dan istri.
2. Upaya pasangan muda mahasiswa IAIN Bone membentuk keluarga bahagia
bahwa dalam membentuk keluarga sakinah memang dibutuhkan rasa saling
percaya antara suami dan istri dan harus paham dengan tanggung jawab
masing-masing, Miliki Rasa Kasih-Sayang, Saling Mendekati, Jangan Saling
Menjauhi/berburuk sangka. Ketika ada terjadi suatu masalah usahakan
pecahkan masalah dengan bijaksana, Ciptakan makna bersama dalam artian
bahwa dalam setiap hubungan pasti ada perbedaan, dan tentunya setiap
pasangan harus menemukan jalan untuk saling menghormati perbedaan
pasangan meskipun butuh waktu dan proses yang lama. Untuk membentuk
keluarga bahagia, keluarga harus selalu ingat pada tujuan perkawinan dan
tujuan perkawinan sesuai dengan tujuan hidup.
B. Implikasi
Setelah penulis menguraikan simpulan tersebut, maka Adapun
implikasinya sebagai berikut:
1. Hendaknya orang tua lebih mementingkan pendidikan anaknya, minimal
tingkat SMA khususnya kepada anak perempuan, sehingga tidak terjadi
pernikahan di usia muda karena wawasannya akan lebih luas dan bisa hidup
dengan seorang laki-laki yang selama ini belum ia kenal.
2. Hendaknya orang tua lebih mementingkan pendidikan anaknya, minimal
tingkat SMA khususnya kepada anak perempuan, sehingga tidak terjadi
pernikahan di usia muda karena wawasannya akan lebih luas dan bisa hidup
dengan seorang laki-laki yang selama ini belum ia kenal.
3. Bagi pasangan usia muda sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu resiko apa
yang akan dihadapi. Karena banyak sekali terjadi perceraian pada pasangan
usia muda.
Ketersediaan
| SSYA20190235 | 235/2019 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
235/2019
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2019
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
