Pengaruh Investasi Sektor Industri Perhotelan Terhadap Kesempatan Kerja Di Kota Watampone Dalam Perspektif Maṣlaḥah
Herianto/10.14.3302 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang Investasi Sektor Industri Perhotelan dan
Kesempatan Kerja di Kota Watampone. Pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana tingkat kesempatan kerja dengan melihat tingkat AKK (Average
Kesempatan Kerja) dan tingkat MKK (Marginal Kesempatan Kerja) di kota
Watampone dari pengaruh investasi Sektor Perhotelan. Tujuan Penelitian Untuk
mengetahui tingkat AKK (Average Kesempatan Kerja) dan tingkat MKK (Maginal
Kesempatan Kerja) di kota Watampone dalam sektor perhotelan.
Berdasarkan rumus masalah dan tujuan penelitian diatas, maka jenis
penelitian yang digunakan berbentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan
ekonomi islam dan pendekatan statistik non parametris yang didukung dengan
penggunaan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam mengumpulkan
data yang dibutuhkan. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan analisis
statistik melalui persamaan fungsi linear dengan pendekatan rata-rata dan marginal
dalam menjawab permasalahan yang terkait dengan kesempatan kerja di kota
Watampone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat AKK (Average Kesempatan
Kerja) > 10 persen pada semua sektor perhotelan dan secara parsial tingkat MKK
(Marginal Kesempatan Kerja) > 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa
investasi pada sektor industri perhotelan secara parsial memberikan pengaruh
terhadap kesempatan kerja di Kota Watampone baik dari sektor hotel berbintang
maupun hotel non berbintang dari 31 total hotel yang ada di Kota Watampone.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan penetapan hipotesis, ditarik sebuah
kesimpulan berdasarkan persamaan linear bahwa sebagai berikut;
1. Tingkat AKK (Average Kesempatan Kerja) > 10 persen dari total 31 bangunan
hotel berbintang dan non berbintang. Pada sektor hotel berbintang nilai AKK
maksimum terjadi pada tahun 2015 sebesar 45 persen, sektor hotel melati nilai
AKK maksimum pada tahun 2014 sebesar 41 persen, sektor melati nilai AKK
maksimum pada tahun 2014 sebesar 37 persen, sektor penginapan dan pondok
nilai AKK sebesar 33,33 persen
2. Tingkat MKK (Marginal Kesempatan Kerja secara parsial > 10 Persen dari total
31 bangunan hotel berbintang dan non berbintang. Pada sektor hotel berbintang
MKK maksimum terjadi pada tahun 2015 sebesar 64 persen, sektor hotel melati
nilai MKK maksimum pada tahun 2016 sebesar 71 persen. Namun, untuk nilai
MKK pada sektor wisma lebih kecil dari 10 persen, dimana nilai minimum terjadi
pada tahun 2014 sebesar -500 persen dan tingkat MKK pada sektor penginapan
sert pondok bersifat konstan dalam periode 2014-2016 yakni sebesar 33,33
persen. Dengan demikian investasi pada sektor industri perhotelan secara parsial
memberikan pengaruh terhadap kesempatatan kerja di Kota Watampone dan
mendatangkan maṣlaḥah kepada masyarakat, investor dan pemerintah daerah
Kabupaten Bone.
B. Implikasi
Kesempatan kerja merupakan hal urgen yang harus mendapatkan perhatian oleh
beberapa pihak sebagi berikut:
3. Pemerintah selaku pemangku kebijakan sebaiknya memberikan perhatian khusus
dalam peningkatan kesempatan kerja pada sektor industri perhotelan yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan investasi islami pada sektor pariwisata,
penambahan objek pariwisata halal dan lain-lain.
4. Pengusaha sebagai investor dan pemiliki Hotel, sebaiknya menciptakan sebuah
terobosan baru yang akan menajdi daya tarik wisatatawan dan melakukan
penambahan bangunan, serta fasilitas modern sehingga mampu menenarik
pengunjung dan menyerap tenaga kerja yang ada.
5. Tenaga kerja sebagai penggerak mampu bersaing didunia kerja sebaiknya
membekali diri dengan skill yang mumpuni denagn mengikuti berbagai kegiatan
edukasi baik formal dan non formal, sehingga terwujud tenaga kerja tersertifikasi
dalam berbagai sektor.
Kesempatan Kerja di Kota Watampone. Pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana tingkat kesempatan kerja dengan melihat tingkat AKK (Average
Kesempatan Kerja) dan tingkat MKK (Marginal Kesempatan Kerja) di kota
Watampone dari pengaruh investasi Sektor Perhotelan. Tujuan Penelitian Untuk
mengetahui tingkat AKK (Average Kesempatan Kerja) dan tingkat MKK (Maginal
Kesempatan Kerja) di kota Watampone dalam sektor perhotelan.
Berdasarkan rumus masalah dan tujuan penelitian diatas, maka jenis
penelitian yang digunakan berbentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan
ekonomi islam dan pendekatan statistik non parametris yang didukung dengan
penggunaan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam mengumpulkan
data yang dibutuhkan. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan analisis
statistik melalui persamaan fungsi linear dengan pendekatan rata-rata dan marginal
dalam menjawab permasalahan yang terkait dengan kesempatan kerja di kota
Watampone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat AKK (Average Kesempatan
Kerja) > 10 persen pada semua sektor perhotelan dan secara parsial tingkat MKK
(Marginal Kesempatan Kerja) > 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa
investasi pada sektor industri perhotelan secara parsial memberikan pengaruh
terhadap kesempatan kerja di Kota Watampone baik dari sektor hotel berbintang
maupun hotel non berbintang dari 31 total hotel yang ada di Kota Watampone.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan penetapan hipotesis, ditarik sebuah
kesimpulan berdasarkan persamaan linear bahwa sebagai berikut;
1. Tingkat AKK (Average Kesempatan Kerja) > 10 persen dari total 31 bangunan
hotel berbintang dan non berbintang. Pada sektor hotel berbintang nilai AKK
maksimum terjadi pada tahun 2015 sebesar 45 persen, sektor hotel melati nilai
AKK maksimum pada tahun 2014 sebesar 41 persen, sektor melati nilai AKK
maksimum pada tahun 2014 sebesar 37 persen, sektor penginapan dan pondok
nilai AKK sebesar 33,33 persen
2. Tingkat MKK (Marginal Kesempatan Kerja secara parsial > 10 Persen dari total
31 bangunan hotel berbintang dan non berbintang. Pada sektor hotel berbintang
MKK maksimum terjadi pada tahun 2015 sebesar 64 persen, sektor hotel melati
nilai MKK maksimum pada tahun 2016 sebesar 71 persen. Namun, untuk nilai
MKK pada sektor wisma lebih kecil dari 10 persen, dimana nilai minimum terjadi
pada tahun 2014 sebesar -500 persen dan tingkat MKK pada sektor penginapan
sert pondok bersifat konstan dalam periode 2014-2016 yakni sebesar 33,33
persen. Dengan demikian investasi pada sektor industri perhotelan secara parsial
memberikan pengaruh terhadap kesempatatan kerja di Kota Watampone dan
mendatangkan maṣlaḥah kepada masyarakat, investor dan pemerintah daerah
Kabupaten Bone.
B. Implikasi
Kesempatan kerja merupakan hal urgen yang harus mendapatkan perhatian oleh
beberapa pihak sebagi berikut:
3. Pemerintah selaku pemangku kebijakan sebaiknya memberikan perhatian khusus
dalam peningkatan kesempatan kerja pada sektor industri perhotelan yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan investasi islami pada sektor pariwisata,
penambahan objek pariwisata halal dan lain-lain.
4. Pengusaha sebagai investor dan pemiliki Hotel, sebaiknya menciptakan sebuah
terobosan baru yang akan menajdi daya tarik wisatatawan dan melakukan
penambahan bangunan, serta fasilitas modern sehingga mampu menenarik
pengunjung dan menyerap tenaga kerja yang ada.
5. Tenaga kerja sebagai penggerak mampu bersaing didunia kerja sebaiknya
membekali diri dengan skill yang mumpuni denagn mengikuti berbagai kegiatan
edukasi baik formal dan non formal, sehingga terwujud tenaga kerja tersertifikasi
dalam berbagai sektor.
Ketersediaan
| SS20180034 | 34/2018 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
34/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Syariah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
