Peran Lembaga Rohis dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 20 Bone Kec. Amali
:Seri Susanti/:02.14.1047 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang peran lembaga rohis dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 20 Bone. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi lembaga rohis di SMA Negeri 20 Bone dan
untuk mengetahui kontribusi pembinaan rohis dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 20 Bone serta mengetahui
faktor-faktor pendukung dan penghamabat dalam pelaksanaan lembaga rohis.
Dalam menyusun skripsi ini, penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field research) yaitu dengan terjun langsung ke unit penelitian (SMA
Neegeri 20 Bone) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan dengan
skripsi ini. Adapun tekhnik yang dilakukan antara lain: observasi, wawancara dan
dokumentasi. Tekhnik pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu secara
kualitatif, metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak diterapkan pada
berbagai masalah, dan dalam bentuk analisis deskriptif kualitatif yakni menganalisis
dan mendeskripsikan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-
angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Lembaga rohis masih sangat eksis di
SMA Negeri 20 Bone karena adanya aktivitas atau kegiatan yang dibentuk oleh
pembina rohis yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam bagi siswa yang mengikuti lembaga rohis.2) Pembina rohis
selalu ikutserta dalam membina anggota rohis dan melaksanakan aktivitas rohis
adapun bentuk-bentuk aktivitas yang dibentuk oleh pembina rohis adalah pembacaan
al-Qur’an, shalat Dzuhur berjamaah, kerja bakti, infakharian, dan mabit, dengan
adanya bentuk tersebut maka dapat membantu siswa untuk meningkatkan
penegetahuannya tentang Pendidikan Agama Islam dan juga dapat berprilaku baik
xix
kepada sesamanya serta dapat belajar untuk berinfaq kepada orang yang
membutuhkan. 3) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan lembaga
rohis yaitu adanya dorongan dari para guru serta adanya kerja sama antar pembina
rohis dan guru maupun anggota rohis dalam melaksanakan aktivitas lembaga rohis,
sedangkan faktor penghambatnya yaitu banyaknya organisasi yang diikuti dan siswa
kurang antusias sehingga siswa tidak dapat membagi waktunya dalam mengikuti
aktivitas organisasi terutama aktivitas lembaga rohis dan siswa menganggap bahwa
aktivitas lembaga rohis tidak penting.
A. Simpulan
Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tentang kontribusi lembaga
rohis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 20 Bone, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Lembaga rohis mulai ada di SMA Negeri 20 Bone pada tahun 2006 dan
sampai sekarang masih eksis karena adanya aktivitas atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh pembina rohis yang dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi
siswa yang mengikutinya, sehingga dengan adanya kerohanian Islam
yang mempunyai aktivitas atau kegiatan yang positif dan penuh dengan
nilai-nilai keislaman, membuat setiap anggota yang mengikuti rohis
terhindar dari perbuatan yang tidak baik serta adanya lembaga rohis ini
hasil perubahan sikap keagamaan siswa menjadi lebih baik, sopan
kepada guru, tertib dalam beribadah serta menutup aurat bagi
perempuan.
2. Pembina rohis selalu ikutserta dalam melaksanakan aktivitas lembaga
rohis dan pembina rohis juga berperan dalam melakukan pembinaan
terhadap anggota rohis, adapun bentuk-bentuk aktivitas yang
dikembangkan oleh pembina rohis di sekolah merupakan bentuk-bentuk
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam bagi siswa. Bentuk yang dikembangkan oleh rohis berupa
aktivitas dan terbagi menjadi beberapa aktivitas seperti aktivitas
pembacaan al-Qur’an, shalat Dzuhur berjamaah, infak harian, kerja
bakti serta mabit, dengan adanya bentuk ini dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran Pedidikan Agama Islam bagi siswa serta siswa
termotivasi untuk bergabung dalam rohis karena dapat merubah tingkah
lakunya menjadi lebih baik.
3. Faktor pendukung dalam melaksanakan aktivitas lembaga rohis dapat
berjalan sesuai keinginan karena adanya motivasi, kerja sama antara
anggota rohis dan pembina rohis serta banyaknya aktivitas pelaksanaan
lembaga rohis. Sedangkan faktor penghambat dalam melaksanakan
aktivitas lembaga rohis tidak berjalan sesuai dengan harapan karena
banyaknya organisasi yang diikuti, siswa kurang antusias dan
keterbatasan waktu dalam melaksanakan aktivitas rohis karena mereka
menghiraukan aktivitas yang dibentuk oleh pembina rohis dan lebih
mengutamakan kepentingan pribadinya.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan setelah memperhatikan
hasilnya peneliti menyarankan:
1. Kepada pembina rohis agar lebih meningkatkan kualitas aktivitas yang
dilaksanakan dalam lembaga rohis agar siswa yang bergabung selalu
termotivasi untuk mengikuti aktivitas yang telah dibentuk oleh pembina
rohis sehingga siswa juga dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
Pendidikan Agama Islam.
2. Pembina rohis hendak saling bekerja sama antar para guru maupun
anggota rohis agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujudkan dan
aktivitas yang dilaksanakan dalam rohis dapat berjalan sesuai dengan
harapan.
kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 20 Bone. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi lembaga rohis di SMA Negeri 20 Bone dan
untuk mengetahui kontribusi pembinaan rohis dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 20 Bone serta mengetahui
faktor-faktor pendukung dan penghamabat dalam pelaksanaan lembaga rohis.
Dalam menyusun skripsi ini, penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (field research) yaitu dengan terjun langsung ke unit penelitian (SMA
Neegeri 20 Bone) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan dengan
skripsi ini. Adapun tekhnik yang dilakukan antara lain: observasi, wawancara dan
dokumentasi. Tekhnik pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu secara
kualitatif, metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak diterapkan pada
berbagai masalah, dan dalam bentuk analisis deskriptif kualitatif yakni menganalisis
dan mendeskripsikan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-
angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Lembaga rohis masih sangat eksis di
SMA Negeri 20 Bone karena adanya aktivitas atau kegiatan yang dibentuk oleh
pembina rohis yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam bagi siswa yang mengikuti lembaga rohis.2) Pembina rohis
selalu ikutserta dalam membina anggota rohis dan melaksanakan aktivitas rohis
adapun bentuk-bentuk aktivitas yang dibentuk oleh pembina rohis adalah pembacaan
al-Qur’an, shalat Dzuhur berjamaah, kerja bakti, infakharian, dan mabit, dengan
adanya bentuk tersebut maka dapat membantu siswa untuk meningkatkan
penegetahuannya tentang Pendidikan Agama Islam dan juga dapat berprilaku baik
xix
kepada sesamanya serta dapat belajar untuk berinfaq kepada orang yang
membutuhkan. 3) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan lembaga
rohis yaitu adanya dorongan dari para guru serta adanya kerja sama antar pembina
rohis dan guru maupun anggota rohis dalam melaksanakan aktivitas lembaga rohis,
sedangkan faktor penghambatnya yaitu banyaknya organisasi yang diikuti dan siswa
kurang antusias sehingga siswa tidak dapat membagi waktunya dalam mengikuti
aktivitas organisasi terutama aktivitas lembaga rohis dan siswa menganggap bahwa
aktivitas lembaga rohis tidak penting.
A. Simpulan
Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tentang kontribusi lembaga
rohis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 20 Bone, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Lembaga rohis mulai ada di SMA Negeri 20 Bone pada tahun 2006 dan
sampai sekarang masih eksis karena adanya aktivitas atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh pembina rohis yang dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi
siswa yang mengikutinya, sehingga dengan adanya kerohanian Islam
yang mempunyai aktivitas atau kegiatan yang positif dan penuh dengan
nilai-nilai keislaman, membuat setiap anggota yang mengikuti rohis
terhindar dari perbuatan yang tidak baik serta adanya lembaga rohis ini
hasil perubahan sikap keagamaan siswa menjadi lebih baik, sopan
kepada guru, tertib dalam beribadah serta menutup aurat bagi
perempuan.
2. Pembina rohis selalu ikutserta dalam melaksanakan aktivitas lembaga
rohis dan pembina rohis juga berperan dalam melakukan pembinaan
terhadap anggota rohis, adapun bentuk-bentuk aktivitas yang
dikembangkan oleh pembina rohis di sekolah merupakan bentuk-bentuk
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam bagi siswa. Bentuk yang dikembangkan oleh rohis berupa
aktivitas dan terbagi menjadi beberapa aktivitas seperti aktivitas
pembacaan al-Qur’an, shalat Dzuhur berjamaah, infak harian, kerja
bakti serta mabit, dengan adanya bentuk ini dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran Pedidikan Agama Islam bagi siswa serta siswa
termotivasi untuk bergabung dalam rohis karena dapat merubah tingkah
lakunya menjadi lebih baik.
3. Faktor pendukung dalam melaksanakan aktivitas lembaga rohis dapat
berjalan sesuai keinginan karena adanya motivasi, kerja sama antara
anggota rohis dan pembina rohis serta banyaknya aktivitas pelaksanaan
lembaga rohis. Sedangkan faktor penghambat dalam melaksanakan
aktivitas lembaga rohis tidak berjalan sesuai dengan harapan karena
banyaknya organisasi yang diikuti, siswa kurang antusias dan
keterbatasan waktu dalam melaksanakan aktivitas rohis karena mereka
menghiraukan aktivitas yang dibentuk oleh pembina rohis dan lebih
mengutamakan kepentingan pribadinya.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan setelah memperhatikan
hasilnya peneliti menyarankan:
1. Kepada pembina rohis agar lebih meningkatkan kualitas aktivitas yang
dilaksanakan dalam lembaga rohis agar siswa yang bergabung selalu
termotivasi untuk mengikuti aktivitas yang telah dibentuk oleh pembina
rohis sehingga siswa juga dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
Pendidikan Agama Islam.
2. Pembina rohis hendak saling bekerja sama antar para guru maupun
anggota rohis agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujudkan dan
aktivitas yang dilaksanakan dalam rohis dapat berjalan sesuai dengan
harapan.
Ketersediaan
| ST20180025 | 25/2018 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
25/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
