Skripsi ini membahas tentang peranan orang tua dalam pembiasaan latihan ibadah puasa Ramadhan pada anak di Desa Awang Cenrana Kec.Cenrana Kab. Bone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran orang tua dalam menanamkan pembiasaan latihan ibadah puasa Ramadhan pada anak, dan untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan pembiasaan latihan ibadah puasa Ramadhan pada anak.rnDalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Field research yaitu dengan terjun langsung ke unit penelitian (Desa Awang Cenrana Kec.Cenrana Kab. Bone) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan dengan skripsi ini. Adapun analisis data yang digunakan adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclution drawing/verification)rnHasil penelitian menunjukkan bahwa 1)Orang tua yang ada di Desa Awang Cenrana menyadari akan pentingnya pembiasaan latihan ibadah puasa pada anak. Sehingga orang tua sangat berperan dalam memberikan pembiasaan latihan ibadah puasa dan yang paling berperan adalah ibu dari anak-anak tersebut. Perannyaa dalah melatih anaknya ketika masih kecil, membangunkan sahur, dan menjadi motivator serta menjadi telandan bagi anaknya. Adapun cara orang tua mendidik anaknya diantaranya ada yang berlaku keras/tegas, ada yang toleran/tidak memaksakan, dan ada yang berlaku lembut/memanjakan anaknya. Namun, ternyata pembiasaan positif yang dilakukan orang tua pada anaknya yang masih kecil akan tidak memberikan pengaruh besar pada anak apabila orang tua tidak memperhatikan pergaulan anaknya. 2) Faktor pendukung yaitu, adanya motivasi dari luar berupa tekanan dari guru untuk dapat berpuasa sebagai persyaratan untuk naik kelas, motivasi berupa hadiah untuk meningkatkan kemampuan berpuasa bagi anak yang sering lemas dan malas untuk berpuasa, adanya lingkungan keluarga yang menjadi teladan bagi anak. Adapun faktor penghambatnya yaitu anak terkadang rewel, lemas, gelisah, bahkan tidak mau berpuasa.rnA.KesimpulanrnSetelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tentang Peranan Orang Tua Dalam Pembiasaan Latihan Ibadah Puasa Ramadhan Pada Anak di Desa Awang Cenrana Kec. Cenrana Kab. Bone maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:rn1.Orang tua yang ada di Desa Awang Cenrana menyadari akan pentingnya pembiasaan latihan ibadah puasa pada anak. Sehingga orang tua sangat berperan dalam memberikan pembiasaan latihan ibadah puasa dan yang paling berperan adalah ibu dari anak-anak tersebut. Dan diantara peranyaa dalah melatih anaknya ketika masih kecil, membangunkan sahur, dan menjadi motivator serta menjadi teladan bagi anaknya. Cara orang tua mendidik anaknya bervariasi di antaranya orang tua mendidik anaknya keras/tegas sehingga anaknya berusaha untuk berpuasa dan meningkatkan kemampuan puasanya, serta mendisiplinkan puasanya, orang tua yang rn2.toleran/tidak memaksakan sehingga anaknya kurang termotivasi untuk berpuasa, dan orang tua yang lembut/memanjakananaknya yang mengakibatkan anak malas untuk berpuasa.rn3.Faktor pendukung dan penghambat dalam pembiasaan latihan ibadah puasa pada anak sebagai berikut:rnYang menjadi factor pendukung dalam pembiasaan latihan ibadah puasa Ramadhan yaitu sebagai berikut:rna.Adanya motivasi dari luar berupa tekanan dari guru untuk dapat berpuasa sebagai persyaratan untuk naik kelas.rnb.Motivasi berupa hadiah untuk meningkatkan kemampuan berpuasa bagi anak yang sering lemas dan malas untuk berpuasa.rnc.Adanya lingkungan keluarga yang menjadi teladan bagi anak.rnAdapun yang menjadi factor penghambat dalam pembiasaan puasa Ramadhan pada anak yaitu sebagai berikut:rna.Anak terkadang rewel ketika dibangunkan untuk makan sahurrnb.Anak terkadang lemas ketika berpuasarnc.Anak terkadang tidak mau berpuasarnd.Anak terkadang gelisah menunggu waktu berbukarne.Adanya factor lingkungan yang memberikan dampak negatifrnOrang tua yang ada di Desa Awang Cenrana sangat berperan dalam pembiasaan latihan ibadah puasa pada anaknya mulai dari pembiasaan bangun sahur, melatih berpuasa beberapa jam,sampai akhirnya mampu berpuasa sehari penuh, dan orang tua selalu berusaha untuk mendisiplinkan hal tersebut pada anaknya, hal ini dilakukan orang tua agar anaknya mampu dan tidak kewalahan menjalankan ibadah puasa Ramadhan ketika anak mulai menginjak usia di mana diwajibkan untuk berpuasa.rnNamun, kenyataanya masih banyak remaja yang ada di desa tersebut tidak berpuasa hal ini dikarenakan adanya factor lingkungan yang tidak memadai biasanya karena pergaulan yang tidak terbatas, sehingga anak mulai terpengaruh untuk mengikuti hal-hal negatif yang dikerjakan oleh teman sebayanya. Hal ini juga perlu menjadi perhatian bagi orang tua. Selain menanamkan pembiasaan orang tua juga harus memperhatikan pergaulan anaknya agar apa yang ditanamkan orang tua dari kecil dapat terus berkembang ketika anak mulai menginjak usia dewasa.rnB.ImplikasirnBerdasarkan penelitian yang dilakukan dan setelah memperhatikan hasilnya menyarankan kepada orang tua berikut ini:rn1.Orang tua dalam memberikan pengalaman dalam hal ibadah pada anak tentunya harus sangat berperan karena orang tua adalah pendidik yang pertama dan mampu membentuk karakter anak. Selain itu, yang perlu diperhatikan orang tua adalah pergaulan anaknya karena jangan sampai pergaulan bebas yang mengakibatkan pembiasaan positif yang ditanamkan orang tua sejak kecil terpengaruh oleh pengaruh negatef dari lingkungan pergaulan anak.rn2.Orang tua yang memiliki kendala dalam pembiasan latihan ibadah puasa hendaknya tidak dijadikan sebagai penghalang, melainkan dijadikan sebagai pendorong bagi orang tua untuk dapat menjadi orang tua yang lebih baik.rn

ST20170026

Tersedia