Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) bagi Siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kabupaten Bone
Darniati/02.14.1020 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang peran guru PAI dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) siswa SMP Negeri 1 Sibulue. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha-usaha guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) dan faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru PAI dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) bagi siswa SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone.
Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan datang langsung ke tempat penelitian (SMP Negeri 1 Sibulue) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan dengan skripsi ini. Tekhnik pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu secara kualitatif. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. Dan dalam bentuk analisis deskriptif kualitatif, yakni menganalisis dan mendeskripsikan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha-usaha guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) bagi siswa SMP Negeri 1 Sibulue yaitu, membentuk sebuah organisasi Rohis (rohani Islam) yang diwajibkan bagi semua siswa, selalu mengingatkan kepada siswa akan pentingnya menjaga lisan dan mewajibkan kepada semua siswa mengikuti shalat dhuhur berjamaah sebelum pulang dan mendengarkan kultum usai shalat berjamaah. Adapun faktor pendorong guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan siswa yaitu faktor keluarga atau orang tua yang berperan aktif dalam pembinaan sikap anaknya, lingkungan masyarakat sekitar sekolah, serta tata tertib sekolah. Hambatan yang dihadapi guru PAI dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) bagi siswa SMP Negeri 1 Sibulue yaitu kurangnya kesadaran peserta didik, kebiasaan mengucapkan bahasa yang kasar sehingga sulit untuk di ubah dan kurangnya kesadaran peserta didik terhadap ilmu agama dan pentingnya untuk menjaga lisan karena lisan merupakan hal yang patut untuk dijaga.
A. Simpulan
Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tentang peran guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Usaha-usaha guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu
a. Membentuk sebuah organisasi Rohis (rohani Islam) yang mewajibkan semua siswa untuk mengikutinya dan dilakukan pada saat hari Jumat maupun hari-hari lainnya diluar jam pelajaran sekolah. Agar siswa terbiasa untuk melakukan hal-hal baik dan tetanam dalam benaknya akan pentingnya untuk menjaga lisannya.
b. Selalu mengingatkan kepada siswa akan pentingnya menjaga lisan, dan semua yang diucapkan akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah Swt.,
c. Mewajibkan setiap siswa untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang dan mendengarkan kultum usai shalat berjamaah.
2. Faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu
a. Faktor pendukung guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu :
i. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) anaknya di rumah.
ii. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah.
iii. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan hal-hal keagamaan dan kentalnya sifat kekeluargaannya jadi jika mereka mendapati anak yang berkata kasar maka mereka menegur dan menasehatinya.
iv. Tata tertib sekolah untuk menghambat sikap siswa yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam agama maupun dalam lingkungan masyarakat.
b. Faktor penghambat guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu :
i. Kurangnya kesadaran (minimnya pengetahuan) siswa kalau semua ucapan akan dimintai pertanggung jawabanya kelak.
ii. Masih ada siswa yang terbiasa menggunakan bahasa atau perilaku yang kasar, yang dibawah di lingkungan yang tidak baik sehingga sulit untuk di ubah.
iii. Kurangnya kesadaran peserta didik terhadap ilmu agama khususnya tentang menjaga lisan jika hanya mempelajari di sekolah tidak mengikuti kegiatan lain seperti rohis dan pengajian.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan setelah memperhatikan hasilnya menyarankan berikut ini:
1. Guru harus memberikan pemahaman lebih kepada peserta didik tentang tata krama dan hal-hal yang berkaitan dengan khifdul lisan (menjaga lisan).
2. Sebagai seorang guru sekaligus figur central, agar kiranya mempertahankan sikap yang baik dan kiranya seorang guru dapat membimbing anak didiknya baik di sekolah maupun di luar sekolah agar mampu menjaga lisannya agat tidak mudah mengucapkan hal-hal yang kasar dan dapat melukai hati orang lain sesuai al-Quran dan hadis.
3. Kepada para peserta didik diharapkan mempunyai sikap dan akhlak yang baik saat berbicara tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi diluar sekolah.
4. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada semua pihak khususnya para guru dan peserta didik agar tertanam dalam dirinya sikap yang baik saat berbicara agar lisannya terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan datang langsung ke tempat penelitian (SMP Negeri 1 Sibulue) dengan cara mengamati objek penelitian yang berhubungan dengan skripsi ini. Tekhnik pengolahan/analisis data yang digunakan yaitu secara kualitatif. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah. Dan dalam bentuk analisis deskriptif kualitatif, yakni menganalisis dan mendeskripsikan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha-usaha guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) bagi siswa SMP Negeri 1 Sibulue yaitu, membentuk sebuah organisasi Rohis (rohani Islam) yang diwajibkan bagi semua siswa, selalu mengingatkan kepada siswa akan pentingnya menjaga lisan dan mewajibkan kepada semua siswa mengikuti shalat dhuhur berjamaah sebelum pulang dan mendengarkan kultum usai shalat berjamaah. Adapun faktor pendorong guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan siswa yaitu faktor keluarga atau orang tua yang berperan aktif dalam pembinaan sikap anaknya, lingkungan masyarakat sekitar sekolah, serta tata tertib sekolah. Hambatan yang dihadapi guru PAI dalam pembinaan sikap Khifdul Lisan (menjaga lisan) bagi siswa SMP Negeri 1 Sibulue yaitu kurangnya kesadaran peserta didik, kebiasaan mengucapkan bahasa yang kasar sehingga sulit untuk di ubah dan kurangnya kesadaran peserta didik terhadap ilmu agama dan pentingnya untuk menjaga lisan karena lisan merupakan hal yang patut untuk dijaga.
A. Simpulan
Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tentang peran guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Usaha-usaha guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu
a. Membentuk sebuah organisasi Rohis (rohani Islam) yang mewajibkan semua siswa untuk mengikutinya dan dilakukan pada saat hari Jumat maupun hari-hari lainnya diluar jam pelajaran sekolah. Agar siswa terbiasa untuk melakukan hal-hal baik dan tetanam dalam benaknya akan pentingnya untuk menjaga lisannya.
b. Selalu mengingatkan kepada siswa akan pentingnya menjaga lisan, dan semua yang diucapkan akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah Swt.,
c. Mewajibkan setiap siswa untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang dan mendengarkan kultum usai shalat berjamaah.
2. Faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu
a. Faktor pendukung guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu :
i. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) anaknya di rumah.
ii. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah.
iii. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan hal-hal keagamaan dan kentalnya sifat kekeluargaannya jadi jika mereka mendapati anak yang berkata kasar maka mereka menegur dan menasehatinya.
iv. Tata tertib sekolah untuk menghambat sikap siswa yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam agama maupun dalam lingkungan masyarakat.
b. Faktor penghambat guru PAI dalam pembinaan sikap khifdul lisan (menjaga lisan) bagi siswa di SMP Negeri 1 Sibulue Kab. Bone yaitu :
i. Kurangnya kesadaran (minimnya pengetahuan) siswa kalau semua ucapan akan dimintai pertanggung jawabanya kelak.
ii. Masih ada siswa yang terbiasa menggunakan bahasa atau perilaku yang kasar, yang dibawah di lingkungan yang tidak baik sehingga sulit untuk di ubah.
iii. Kurangnya kesadaran peserta didik terhadap ilmu agama khususnya tentang menjaga lisan jika hanya mempelajari di sekolah tidak mengikuti kegiatan lain seperti rohis dan pengajian.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan setelah memperhatikan hasilnya menyarankan berikut ini:
1. Guru harus memberikan pemahaman lebih kepada peserta didik tentang tata krama dan hal-hal yang berkaitan dengan khifdul lisan (menjaga lisan).
2. Sebagai seorang guru sekaligus figur central, agar kiranya mempertahankan sikap yang baik dan kiranya seorang guru dapat membimbing anak didiknya baik di sekolah maupun di luar sekolah agar mampu menjaga lisannya agat tidak mudah mengucapkan hal-hal yang kasar dan dapat melukai hati orang lain sesuai al-Quran dan hadis.
3. Kepada para peserta didik diharapkan mempunyai sikap dan akhlak yang baik saat berbicara tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi diluar sekolah.
4. Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada semua pihak khususnya para guru dan peserta didik agar tertanam dalam dirinya sikap yang baik saat berbicara agar lisannya terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketersediaan
| ST201800087 | 87/2018 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
87/2018
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2018
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
