Penelitian ini membahas tentang peran dan respon masyarakat terhadap asuransi pertanian di Kec. Tanasitolo Kab. Wajo. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan adanya asuransi pertanian berpengaruh terhadap kehidupan petani dan Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP) Tancung Kec. Tanasitolo Kab. Wajo rnBerdasarkan tujuan penelitian di atas, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, dan desain yang digunakan adalah desain deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan model analisis interaktif yaitu bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat.rnHasil analisis menunjukkan bahwa salah satu upaya untuk mengatasi dan mengurangi risiko akibat bencana alam pada sektor pertanian adalah melalui Asuransi Pertanian, namun asuransi pertanian tidak berjalan efektif di Kec. Tanasitolo kab. Wajo karena beberapa alasan. Diantaranya, tingkat kerusakan lahan yang ditetapkan pihak asuransi terlalu tinggi yaitu 70% dan pihak asuransi membatasi kuota peserta asuransi.rnA.KesimpulanrnSetelah dilakukan kajian analisis dan pembahasan pada Bab sebelumnya, atas permasalahan yang dirumuskan dan sesuai dengan tujuan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: rn1.Asuransi pertanian di Kec. Tanasitolo Kab. Wajo melakukan sosialisasi pada awal tahun 2014, peranan asuransi pertanian jika dilihat dari sasaran petani tidak memberi konstribusi nyata dalam menanggulangi risiko gagal panen, perjanjian yang telah disepakati oleh penanggung dan tertanggung adalah 70% kerusakan maka tertanggung akan mendapatkan ganti rugi. Namun, saat terjadi gagal panen pihak asuransi menilai kerusakan tersebut hanya 50% saja padahal petani merasa dirugikan. Hal ini yang menyebabkan petani menganggap asuransi pertanian tidak efektif. Jika dilihat dari sasaran penyuluh asuransi pertanian juga tidak memberikan perubahan bagi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) karena pihak penyluh hanya berperan sebagai fasilitator saja seperti menyediakan tempat bertemunya pihak asuransi dan petani, selama ini pihak penyuluh juga masih sering mendengar keluhan dari petani. rn2.Respon petani terhadap asuransi pertanian dapat dikatakan tinggi, namun dalam hal ini pihak asuransi membatasi kuota peserta asuransi pertanian, dari 19 kelompok tani hanya dua kelompok tani yang dipilih menjadi peserta asuransi yaitu Kelompok Tani Ada Na Gau dari Desa Mappadaelo dan Kelompok Tani Sipakaenre dari Desa Loa. Lokasi persawahan yang dipilih oleh pihak asuransi adalah daerah yang nihil kerusakan gagal panennya seperti daerah irigasi, pompanisas dan daerah tadah hujan, seharusnya pihak asuransi memilih daerah yang sering terkena banjir agar tujuan suransi dapat terlaksana dengan baik.rnB.SaranrnBerdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut:rn1.Usahatani merupakan usaha yang dekat sekali dengan ketidakpastian hasil usaha karena tidak satu manusia yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya, agar petani bisa lebih tenang pada usaha yang dijalani maka perlu adanya suau upaya untuk menanggulangi, yaitu salah satunya dengan adanya asuransi pertanian. Peran asurasi pertanian dapat menjadi efektif jika pihak asuransi adil dalam penilaian kerusakan, dan pihak penyuluh juga bisa memberikan ketegasan pada pihak asuransi agar lebih memperhatikan kepentingan petani. rn2.Pihak asuransi tentunya ingin agar tujuan dari asuransi tercapai, agar semua itu bisa berjalan dengan baik maka seharusnya pihak asuransi tidak membatasi kuota peserta asuransi, karena minat petani terhadap asuransi pertanian sangat tinggi namun pihak asuransi tidak memberikan kebebesan ada petani untuk menajadi anggota asuransi.rnrn

SS20170008

Tersedia