Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepemimpinan yang digunakan orang tua dalam pembentukan akhlak dalam diri anak. Hal yang penting dikaji dalam skripsi ini yakni tentang bagaimana pola kepemimpinan yang digunakan orang tua, bagaimana gambaran akhlak anak yang ada di Desa Mallari, serta peluang dan tantangan yang dihadapi orang tua dalam menggunakan pola kepemimpinan terhadap pembentuk akhlak anak.rnUntuk memudahkan pemecahan masalah tersebut digunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolah secara kualitatif dan selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan tahap reduksi data, display data, dan selanjutnya verifikasi data.rnBerdasarkan hasil penelitianbahwa pola kepemimpinan yang digunakan orang tua di Desa Mallari berbeda-beda. Mereka menerapkan pola kepemimpinan tersebut sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka. Orang tua yang tidak sibuk lebih menggunakan pola kepemimpinan demokratis, orang tua yang sikapnya tegas dan disiplin sejak dulu terbawa kepada cara mendidik anaknya yang juga tegas, sementara orang tua yang sibuk lebih ke pola kepemimpinan bebas (laisses faire). Alhasil akhlak anak yang ada di Desa Mallari bisa dikatakan cukup baik karena peluang yang ada sangat besar. Sementara disisi lain tantangan yang di hadapi orang tua dalam membentuk akhlak anak adalah anak itu sendiri, bagaimana mereka sadar bahwa apa yang dilakukan orang tua kepada mereka tidak lain untuk kebaikannya juga.rnA.SimpulanrnBerdasarkan uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat mengemukakan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu:rn1.Pola kepempinan dalam membentuk akhlak anak di Desa Mallari berbeda-beda. Ada yang menggunakan pola demokratis dengan alasan bahwa mereka punya banyak waktu untuk mendidik anaknya jadi akan banyak kesempatan untuk berdiskusi pada anaknya dan mendengarkan keluhatan atau pertanyaan yang diajukan anaknya sehingga mereka turut aktif dalam membentuk akhlak anak. Ada juga yang menggunakan pola otoriter dengan alasan bahwa dengan bersikap tegas dan disiplin anak akan membuatnya terbiasa dan takut untuk tidak mengerjakannnya karena tidak ingin di marahi. Selain itu ada juga yang menggunakan pola bebas (laisses faire) dengan alasan bahwa anak akanbersikap mandiri dan bertanmggung jawab dengan kepercayaan dan kebebasan yang diberikan. rnGambaran akhlak anak yang ada di Desa Mallari bisa dikatakan cukup baik, rutinitas anak yang ada di Desa Mallari setiap menjelang magrib, mengikuti Bapaknya untuk memngerjakan shalat magrib dan ada juga yang pergi sendiri bersama teman-temannya. Selain itu berdasarkan pengamatan penulis anak-anak disana sangat sopan dan menghormati orang tua. Setiap sore juga sebagian dari mereka mengaji dimesjid. Walaupun masih ada kenakalan anak-anak seperti mencelah temannya sehingga menimbulkan pertengkaran.rn2.Peluang dan tantangan dalam menggunakan pola kepemimpinan orang tua dalam pembentukan akhlak anak juga berbeda-beda. Orang tua yang menggunakan pola kepemimpinan demokratis melihat peluang bahwa waktu yang banyak dan komunikasi yang baik menjadi sebuah peluang bagi orang tua untuk membentuk akhlak anak. Sementara orang tua yang menggunakan pola kepemimpinan otoriter melihat peluang yang ada adalah dengan sikap yang tegas dan disiplin yang di terapkan oleh orang tua kepada anak akan membuat mereka terbiasa dan melakukan hal yang benar sesuai perintah orang tuanya sehingga besar kemungkinan akhlak yang baik akan terbentuk dalam diri anak, Sedangkan orang tua yang menggunakan pola kepemimpinan bebas (laisses faire) mengatakan bahwa peluang yang ada dalam penggunaan pola ini yaitu adanya kebebasaan dan kesempatan anak dalam mengembangkan dirinya membuat mereka kreatif, percaya diri, dan bertanggung jawab. Sehingga memungkinkan anak akan memilih jalan yang benar untuk menjaga kepercayaan orang tuanya. Sementara tantangan yang dihadapi orang tua dalam menggunakan pola demokratis menurut orang tua yang ada di Desa Mallari tidak ada tantangan. Namun orang tua yang menggunakan pola kepemimpinan otoriter dan bebas adalah anak itu sendrir. Bagaimana membuat anak sadar akan tugasnya tanpa merasa adanya paksaan dan tekanan selain itu anak juga mmapu memegang kepercayaan oyang diberikan orang tua untuk memilih jalan yang benar dan bergaul yang baik.rnB.SaranrnBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan setelah memperhatikan hasil-hasilnya maka penulis menyarankan:rn1.Kepada orang tua dalam membentuk akhlak pada diri anak, harus dilakukan sedini mungkin. Serta orang tua dalam mendidik harus mengghindari pola kepemimpinan yang berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan akan menjadi tidak baik. jadi yang sedang-sedang saja. Jika orang tua, terlalu ketat atau kaku memberikan peraturan pada anak sehingga mengekang kebebasannya bisa membuat anak menjadi pemberontak. Jika terlalu meberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anaknya akan membuat anak menjadi tergantung pada orang tua dan tidak bisa membuat keputusan sendiri. Sedangkan jika anak dibiarkan terlalu bebas akann membuatnya menjadi tidak tahu aturan. Jadi sebaiknya pola kepemimpinan harus disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak.rn2.Setelah penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada semua pihak khususnya orang tua agar dapat menggunakan pola kepemimpinan efektif yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.rnrnrnrnrn

ST20160140

Tersedia