Analisis Kemiskinan Struktural Nelayan Etnis Suku Bajo Perspektif Pemikiran Ibnu Khaldun
Nurfadia/602022021050 - Personal Name
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kemiskinan
struktural di kalangan nelayan etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone,
serta menganalisis kemiskinan struktural tersebut dari perspektif pemikiran Ibnu
Khaldun. Jenis penelitian yang diterapkan adalah kualitatif dengan pendekatan
ekonomi Islam. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri dari masyarakat nelayan
Etnis Suku Bajo dan akademisi. Metode analisis data yang diterapkan meliputi reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penyebab kemiskinan struktural yang
dialami oleh nelayan Suku Bajo di Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone bukan sekadar
akibat keterbatasan individu, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
marginalisasi sosial, kebijakan yang tidak berpihak, serta ketimpangan ekonomi. Pola
hidup tradisional, keterbatasan akses terhadap pendidikan dan modal, serta perubahan
iklim semakin memperburuk kondisi mereka, dan (2) Kemiskinan struktural nelayan
etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone perspektif pemikiran Ibnu
Khaldun dapat dijelaskan melalui konsep ashabiyyah, struktur sosial, dan siklus
peradaban. Solidaritas sosial yang kuat dalam komunitas Bajo memiliki peran penting
dalam ketahanan ekonomi mereka, namun dalam praktiknya, hal ini sangat bergantung
pada kepemimpinan dan kebijakan yang diterapkan. Melemahnya ashabiyyah, akibat
kepemimpinan yang tidak inklusif serta tekanan eksternal seperti modernisasi tanpa
peningkatan kapasitas sumber daya manusia, semakin memperburuk kondisi
kemiskinan mereka.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penyebab kemiskinan struktural yang dialami nelayan Suku Bajo di
Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone bukan sekadar akibat keterbatasan
individu, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti marginalisasi
sosial, kebijakan yang tidak berpihak, serta ketimpangan ekonomi. Pola hidup
tradisional, keterbatasan akses terhadap pendidikan dan modal, serta
perubahan iklim semakin memperburuk kondisi mereka. Untuk mengatasi
masalah ini, diperlukan kebijakan yang lebih inklusif, akses yang lebih luas
terhadap sumber daya ekonomi, serta pemberdayaan berbasis komunitas guna
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada nelayan
kecil.
2. Kemiskinan struktural nelayan etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten
Bone perspektif pemikiran Ibnu Khaldun dapat dijelaskan melalui konsep
ashabiyyah, struktur sosial, dan siklus peradaban. Solidaritas sosial yang kuat
dalam komunitas Bajo memiliki peran penting dalam ketahanan ekonomi
mereka, namun dalam praktiknya, hal ini sangat bergantung pada
kepemimpinan dan kebijakan yang diterapkan. Melemahnya ashabiyyah,
akibat kepemimpinan yang tidak inklusif serta tekanan eksternal seperti
modernisasi tanpa peningkatan kapasitas sumber daya manusia, semakin
memperburuk kondisi kemiskinan mereka.
B. Saran
Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah dan Pembuat Kebijakan
Perlu adanya kebijakan yang lebih berpihak pada nelayan Suku Bajo
dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber daya ekonomi,
pendidikan, dan modal usaha. Pemerintah juga harus mempertimbangkan
kearifan lokal dalam merancang program pemberdayaan agar selaras dengan
budaya dan pola hidup komunitas Suku Bajo.
2. Bagi Akademisi dan Peneliti Selanjutnya
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih
mendalam, seperti studi etnografi atau partisipatif, untuk memahami lebih
jauh dinamika sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan struktural
Suku Bajo. Selain itu, penelitian juga dapat memperluas cakupan dengan
membandingkan kondisi komunitas nelayan Suku Bajo di daerah lain untuk
memperoleh perspektif yang lebih komprehensif.
3. Bagi Lembaga Sosial dan Organisasi Masyarakat
Perlu adanya program pemberdayaan berbasis komunitas yang
berorientasi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, seperti
pelatihan keterampilan, pendidikan kewirausahaan, serta penguatan
solidaritas sosial (ashabiyyah) agar komunitas Bajo lebih adaptif terhadap
perubahan sosial dan ekonomi.
4. Bagi Sektor Swasta dan Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan perlu memberikan akses permodalan yang lebih
inklusif bagi nelayan kecil dengan skema yang lebih fleksibel dan berbasis
pada potensi lokal. Selain itu, sektor swasta dapat berperan dalam
pemberdayaan ekonomi melalui kerja sama dengan komunitas nelayan dalam
pengelolaan sumber daya perikanan yang lebih berkelanjutan.
C. Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan
kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih berpihak kepada kelompok nelayan kecil,
khususnya etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone. Diperlukan
kebijakan yang lebih inklusif dan berbasis pada pemberdayaan komunitas, agar
akses terhadap sumber daya ekonomi dapat lebih merata dan meningkatkan kualitas
hidup nelayan kecil. Implementasi kebijakan yang mendukung peningkatan
kapasitas sumber daya manusia dan memperkuat solidaritas sosial dalam
komunitas, sesuai dengan konsep ashabiyyah Ibnu Khaldun, akan menjadi kunci
untuk memitigasi kemiskinan struktural yang dihadapi. Selain itu, perlu perhatian
lebih terhadap aspek sosial dan ekonomi yang lebih holistik, termasuk akses
terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pemenuhan kebutuhan dasar
yang dapat mengurangi ketimpangan ekonomi dan mengatasi dampak negatif
perubahan iklim terhadap kelompok marginal ini. Keterlibatan pemerintah,
masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan kebijakan yang sensitif terhadap
keberagaman sosial-ekonomi diharapkan mampu membawa perubahan yang
signifikan dan berkelanjutan bagi nelayan kecil di wilayah tersebut.
struktural di kalangan nelayan etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone,
serta menganalisis kemiskinan struktural tersebut dari perspektif pemikiran Ibnu
Khaldun. Jenis penelitian yang diterapkan adalah kualitatif dengan pendekatan
ekonomi Islam. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri dari masyarakat nelayan
Etnis Suku Bajo dan akademisi. Metode analisis data yang diterapkan meliputi reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penyebab kemiskinan struktural yang
dialami oleh nelayan Suku Bajo di Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone bukan sekadar
akibat keterbatasan individu, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
marginalisasi sosial, kebijakan yang tidak berpihak, serta ketimpangan ekonomi. Pola
hidup tradisional, keterbatasan akses terhadap pendidikan dan modal, serta perubahan
iklim semakin memperburuk kondisi mereka, dan (2) Kemiskinan struktural nelayan
etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone perspektif pemikiran Ibnu
Khaldun dapat dijelaskan melalui konsep ashabiyyah, struktur sosial, dan siklus
peradaban. Solidaritas sosial yang kuat dalam komunitas Bajo memiliki peran penting
dalam ketahanan ekonomi mereka, namun dalam praktiknya, hal ini sangat bergantung
pada kepemimpinan dan kebijakan yang diterapkan. Melemahnya ashabiyyah, akibat
kepemimpinan yang tidak inklusif serta tekanan eksternal seperti modernisasi tanpa
peningkatan kapasitas sumber daya manusia, semakin memperburuk kondisi
kemiskinan mereka.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penyebab kemiskinan struktural yang dialami nelayan Suku Bajo di
Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone bukan sekadar akibat keterbatasan
individu, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti marginalisasi
sosial, kebijakan yang tidak berpihak, serta ketimpangan ekonomi. Pola hidup
tradisional, keterbatasan akses terhadap pendidikan dan modal, serta
perubahan iklim semakin memperburuk kondisi mereka. Untuk mengatasi
masalah ini, diperlukan kebijakan yang lebih inklusif, akses yang lebih luas
terhadap sumber daya ekonomi, serta pemberdayaan berbasis komunitas guna
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada nelayan
kecil.
2. Kemiskinan struktural nelayan etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten
Bone perspektif pemikiran Ibnu Khaldun dapat dijelaskan melalui konsep
ashabiyyah, struktur sosial, dan siklus peradaban. Solidaritas sosial yang kuat
dalam komunitas Bajo memiliki peran penting dalam ketahanan ekonomi
mereka, namun dalam praktiknya, hal ini sangat bergantung pada
kepemimpinan dan kebijakan yang diterapkan. Melemahnya ashabiyyah,
akibat kepemimpinan yang tidak inklusif serta tekanan eksternal seperti
modernisasi tanpa peningkatan kapasitas sumber daya manusia, semakin
memperburuk kondisi kemiskinan mereka.
B. Saran
Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah dan Pembuat Kebijakan
Perlu adanya kebijakan yang lebih berpihak pada nelayan Suku Bajo
dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber daya ekonomi,
pendidikan, dan modal usaha. Pemerintah juga harus mempertimbangkan
kearifan lokal dalam merancang program pemberdayaan agar selaras dengan
budaya dan pola hidup komunitas Suku Bajo.
2. Bagi Akademisi dan Peneliti Selanjutnya
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih
mendalam, seperti studi etnografi atau partisipatif, untuk memahami lebih
jauh dinamika sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan struktural
Suku Bajo. Selain itu, penelitian juga dapat memperluas cakupan dengan
membandingkan kondisi komunitas nelayan Suku Bajo di daerah lain untuk
memperoleh perspektif yang lebih komprehensif.
3. Bagi Lembaga Sosial dan Organisasi Masyarakat
Perlu adanya program pemberdayaan berbasis komunitas yang
berorientasi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, seperti
pelatihan keterampilan, pendidikan kewirausahaan, serta penguatan
solidaritas sosial (ashabiyyah) agar komunitas Bajo lebih adaptif terhadap
perubahan sosial dan ekonomi.
4. Bagi Sektor Swasta dan Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan perlu memberikan akses permodalan yang lebih
inklusif bagi nelayan kecil dengan skema yang lebih fleksibel dan berbasis
pada potensi lokal. Selain itu, sektor swasta dapat berperan dalam
pemberdayaan ekonomi melalui kerja sama dengan komunitas nelayan dalam
pengelolaan sumber daya perikanan yang lebih berkelanjutan.
C. Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan
kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih berpihak kepada kelompok nelayan kecil,
khususnya etnis Suku Bajo di Kelurahan Bajoe Kabupaten Bone. Diperlukan
kebijakan yang lebih inklusif dan berbasis pada pemberdayaan komunitas, agar
akses terhadap sumber daya ekonomi dapat lebih merata dan meningkatkan kualitas
hidup nelayan kecil. Implementasi kebijakan yang mendukung peningkatan
kapasitas sumber daya manusia dan memperkuat solidaritas sosial dalam
komunitas, sesuai dengan konsep ashabiyyah Ibnu Khaldun, akan menjadi kunci
untuk memitigasi kemiskinan struktural yang dihadapi. Selain itu, perlu perhatian
lebih terhadap aspek sosial dan ekonomi yang lebih holistik, termasuk akses
terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pemenuhan kebutuhan dasar
yang dapat mengurangi ketimpangan ekonomi dan mengatasi dampak negatif
perubahan iklim terhadap kelompok marginal ini. Keterlibatan pemerintah,
masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan kebijakan yang sensitif terhadap
keberagaman sosial-ekonomi diharapkan mampu membawa perubahan yang
signifikan dan berkelanjutan bagi nelayan kecil di wilayah tersebut.
Ketersediaan
| SFEBI20250236 | 236/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
236/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
