Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Potensi Lokal dalam Perspektif Ekonomi Syariah (Studi pada Pengrajin Songkok Recca di Kelurahan Macope)
Dilla Syafitri/602022021061 - Personal Name
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguraikan pengembangan
industri kreatif berbasis potensi lokal oleh Pengrajin Songkok Recca di Kelurahan
Macope, menguraikan kendala yang dihadapi oleh Pengrajin Songkok Recca dalam
pengembangan industri kreatif berbasis potensi lokal di Kelurahan Macope, dan
menguraikan penerapan prinsip ekonomi syariah dalam proses produksi dan
pemasaran hasil industri kreatif di Kelurahan Macope. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah pengrajin songkok recca di Kelurahan Macope.
Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan industri kreatif
songkok recca di Kelurahan Macope menunjukkan usaha mempertahankan tradisi
sambil beradaptasi dengan pasar, dengan teknik tradisional tetap dilestarikan meski
ada inovasi seperti penggunaan benang. Produksi dilakukan secara kolektif
berdasarkan spesialisasi turun-temurun. Kurangnya dukungan pemerintah dalam
pelatihan, modal, dan fasilitas menjadi kendala utama. Dengan kolaborasi yang lebih
baik dan dukungan pemerintah, songkok recca berpotensi menjadi produk budaya
unggulan dengan daya saing nasional dan internasional, (2) kendala yang dihadapi
oleh Pengrajin Songkok Recca dalam pengembangan industri kreatif berbasis potensi
lokal di Kelurahan Macope cukup kompleks, seperti fluktuasi harga bahan baku yang
mempengaruhi produksi dan penjualan, serta ketergantungan pada pihak ketiga untuk
distribusi produk ke luar daerah. Permintaan pasar yang beragam menjadi tantangan
dalam penyesuaian desain, sementara persaingan mendorong peningkatan kualitas
produk. Modal bukan masalah utama dalam kondisi normal, namun saat pesanan
meningkat tajam, keterbatasan dana menjadi hambatan, dan (3) Penerapan prinsip
ekonomi syariah dalam proses produksi dan pemasaran hasil industri kreatif di
Kelurahan Macope tercermin melalui penggunaan bahan baku alami yang halal dan
ramah lingkungan, serta sistem transaksi yang sesuai dengan akad syariah, seperti jual
beli tunai dan transparan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan industri kreatif berbasis potensi lokal oleh pengrajin songkok
recca di Kelurahan Macope mencerminkan upaya mempertahankan tradisi di
tengah tuntutan adaptasi pasar. Meskipun sebagian pengrajin mulai
menggunakan benang untuk menyesuaikan tren dan mempermudah
pewarnaan, teknik tradisional seperti pemrosesan serat daun lontar dan
penggunaan acuan kayu assareng tetap dilestarikan. Proses produksi
dilakukan secara kolektif dengan pembagian kerja yang mencerminkan
spesialisasi turun-temurun, namun persaingan antar pengrajin yang semakin
ketat mengganggu stabilitas kerja sama dan mempengaruhi pendapatan.
Minimnya dukungan pemerintah baik dalam bentuk pelatihan, permodalan,
maupun fasilitas produksi juga menjadi kendala utama dalam pengembangan
industri ini. Padahal, dengan kolaborasi yang lebih kuat antar pengrajin,
pemasok, pihak pemasaran, serta dukungan pemerintah, songkok recca
berpotensi menjadi produk budaya unggulan yang berdaya saing tinggi di
pasar nasional maupun internasional.
2. Kendala yang dihadapi oleh pengrajin songkok recca dalam pengembangan
industri kreatif berbasis potensi lokal di Kelurahan Macope cukup kompleks.
Ketersediaan bahan baku memang relatif terjamin berkat kerja sama dengan
pemesan dan langganan penyedia, tetapi fluktuasi harga seringkali
memengaruhi stabilitas produksi dan strategi penjualan. Distribusi produk ke
luar daerah masih bergantung pada pihak ketiga, sehingga pengrajin belum
sepenuhnya mengakses pasar secara langsung. Selain itu, permintaan pasar
yang beragam dari luar daerah menjadi tantangan tersendiri dalam hal desain
dan model, sementara persaingan dengan produk sejenis justru memacu
peningkatan kualitas. Modal usaha tidak menjadi kendala utama dalam
kondisi normal, namun ketika pesanan meningkat tajam, keterbatasan dana
menjadi hambatan dalam memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu,
meskipun pengrajin menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik, dukungan
yang lebih konkret dari pemerintah dan pihak terkait masih sangat dibutuhkan
untuk memperkuat kapasitas produksi, memperluas pasar, dan menjaga
keberlanjutan industri ini di tengah tantangan yang terus berkembang.
3. Penerapan prinsip ekonomi syariah dalam proses produksi dan pemasaran
hasil industri kreatif di Kelurahan Macope tercermin melalui penggunaan
bahan baku alami yang halal dan ramah lingkungan, serta sistem transaksi
yang sesuai dengan akad syariah, seperti jual beli tunai dan transparan.
Meskipun dilakukan secara sederhana, praktik produksi dan pemasaran ini
telah mencerminkan nilai-nilai Islam secara konsisten, sekaligus memperkuat
kepercayaan konsumen dan menciptakan usaha yang berkelanjutan dan
berkah.
B. Saran
Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Daerah
Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan nyata kepada
pengrajin songkok recca melalui program pelatihan keterampilan, bantuan
permodalan, dan penyediaan fasilitas produksi. Selain itu, diperlukan upaya
untuk memperluas akses pasar, termasuk membantu promosi produk songkok
recca dalam event nasional maupun internasional agar memiliki daya saing
lebih tinggi.
2. Bagi Pengrajin Songkok Recca
Pengrajin disarankan untuk memperkuat kerja sama antar sesama
pelaku usaha agar tercipta kolaborasi yang mendukung peningkatan kualitas,
efisiensi produksi, dan daya saing. Di samping itu, pengrajin juga perlu terus
mengembangkan inovasi desain sesuai permintaan pasar, tanpa meninggalkan
unsur tradisi yang menjadi ciri khas produk.
3. Bagi Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah dapat mengambil peran lebih aktif dalam
mendukung pengembangan industri kreatif lokal dengan menyediakan skema
pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan pengrajin dan prinsip syariah,
terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan yang membutuhkan
tambahan modal kerja.
4. Bagi Lembaga Pendidikan dan Peneliti
Lembaga pendidikan diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan
komunitas pengrajin untuk melakukan pendampingan dan pengembangan
kapasitas usaha, serta mendorong mahasiswa untuk melakukan riset terapan
yang berkontribusi pada pengembangan industri kreatif lokal.
5. Bagi Konsumen dan Masyarakat
Masyarakat diharapkan semakin meningkatkan kesadaran dalam
mendukung produk lokal, khususnya yang berbasis budaya dan bernilai
syariah. Dukungan ini dapat menjadi motivasi bagi pengrajin untuk terus
meningkatkan kualitas produk dan menjaga keberlanjutan usahanya.
C. Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan
industri kreatif berbasis potensi lokal seperti songkok recca di Kelurahan Macope
tidak hanya berperan dalam pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi
ekonomi yang signifikan jika didukung oleh kebijakan yang tepat. Untuk itu,
diperlukan intervensi aktif dari pemerintah dan lembaga terkait dalam bentuk
pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, serta fasilitasi akses pasar, baik
lokal maupun nasional. Selain itu, strategi penguatan kelembagaan antar
pengrajin, seperti koperasi atau kelompok usaha bersama, dapat menjadi solusi
untuk mengatasi tantangan modal, distribusi, dan persaingan. Penerapan prinsip
ekonomi syariah yang telah berjalan secara alami juga dapat menjadi nilai tambah
dalam membangun citra produk halal dan etis di pasar global. Oleh karena itu,
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan,
pelaku usaha, dan pihak pendamping untuk merumuskan strategi pengembangan
industri kreatif lokal yang berdaya saing dan berkelanjutan, dengan tetap
menjunjung nilai-nilai kearifan lokal dan prinsip syariah.
industri kreatif berbasis potensi lokal oleh Pengrajin Songkok Recca di Kelurahan
Macope, menguraikan kendala yang dihadapi oleh Pengrajin Songkok Recca dalam
pengembangan industri kreatif berbasis potensi lokal di Kelurahan Macope, dan
menguraikan penerapan prinsip ekonomi syariah dalam proses produksi dan
pemasaran hasil industri kreatif di Kelurahan Macope. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah pengrajin songkok recca di Kelurahan Macope.
Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan industri kreatif
songkok recca di Kelurahan Macope menunjukkan usaha mempertahankan tradisi
sambil beradaptasi dengan pasar, dengan teknik tradisional tetap dilestarikan meski
ada inovasi seperti penggunaan benang. Produksi dilakukan secara kolektif
berdasarkan spesialisasi turun-temurun. Kurangnya dukungan pemerintah dalam
pelatihan, modal, dan fasilitas menjadi kendala utama. Dengan kolaborasi yang lebih
baik dan dukungan pemerintah, songkok recca berpotensi menjadi produk budaya
unggulan dengan daya saing nasional dan internasional, (2) kendala yang dihadapi
oleh Pengrajin Songkok Recca dalam pengembangan industri kreatif berbasis potensi
lokal di Kelurahan Macope cukup kompleks, seperti fluktuasi harga bahan baku yang
mempengaruhi produksi dan penjualan, serta ketergantungan pada pihak ketiga untuk
distribusi produk ke luar daerah. Permintaan pasar yang beragam menjadi tantangan
dalam penyesuaian desain, sementara persaingan mendorong peningkatan kualitas
produk. Modal bukan masalah utama dalam kondisi normal, namun saat pesanan
meningkat tajam, keterbatasan dana menjadi hambatan, dan (3) Penerapan prinsip
ekonomi syariah dalam proses produksi dan pemasaran hasil industri kreatif di
Kelurahan Macope tercermin melalui penggunaan bahan baku alami yang halal dan
ramah lingkungan, serta sistem transaksi yang sesuai dengan akad syariah, seperti jual
beli tunai dan transparan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan industri kreatif berbasis potensi lokal oleh pengrajin songkok
recca di Kelurahan Macope mencerminkan upaya mempertahankan tradisi di
tengah tuntutan adaptasi pasar. Meskipun sebagian pengrajin mulai
menggunakan benang untuk menyesuaikan tren dan mempermudah
pewarnaan, teknik tradisional seperti pemrosesan serat daun lontar dan
penggunaan acuan kayu assareng tetap dilestarikan. Proses produksi
dilakukan secara kolektif dengan pembagian kerja yang mencerminkan
spesialisasi turun-temurun, namun persaingan antar pengrajin yang semakin
ketat mengganggu stabilitas kerja sama dan mempengaruhi pendapatan.
Minimnya dukungan pemerintah baik dalam bentuk pelatihan, permodalan,
maupun fasilitas produksi juga menjadi kendala utama dalam pengembangan
industri ini. Padahal, dengan kolaborasi yang lebih kuat antar pengrajin,
pemasok, pihak pemasaran, serta dukungan pemerintah, songkok recca
berpotensi menjadi produk budaya unggulan yang berdaya saing tinggi di
pasar nasional maupun internasional.
2. Kendala yang dihadapi oleh pengrajin songkok recca dalam pengembangan
industri kreatif berbasis potensi lokal di Kelurahan Macope cukup kompleks.
Ketersediaan bahan baku memang relatif terjamin berkat kerja sama dengan
pemesan dan langganan penyedia, tetapi fluktuasi harga seringkali
memengaruhi stabilitas produksi dan strategi penjualan. Distribusi produk ke
luar daerah masih bergantung pada pihak ketiga, sehingga pengrajin belum
sepenuhnya mengakses pasar secara langsung. Selain itu, permintaan pasar
yang beragam dari luar daerah menjadi tantangan tersendiri dalam hal desain
dan model, sementara persaingan dengan produk sejenis justru memacu
peningkatan kualitas. Modal usaha tidak menjadi kendala utama dalam
kondisi normal, namun ketika pesanan meningkat tajam, keterbatasan dana
menjadi hambatan dalam memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu,
meskipun pengrajin menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik, dukungan
yang lebih konkret dari pemerintah dan pihak terkait masih sangat dibutuhkan
untuk memperkuat kapasitas produksi, memperluas pasar, dan menjaga
keberlanjutan industri ini di tengah tantangan yang terus berkembang.
3. Penerapan prinsip ekonomi syariah dalam proses produksi dan pemasaran
hasil industri kreatif di Kelurahan Macope tercermin melalui penggunaan
bahan baku alami yang halal dan ramah lingkungan, serta sistem transaksi
yang sesuai dengan akad syariah, seperti jual beli tunai dan transparan.
Meskipun dilakukan secara sederhana, praktik produksi dan pemasaran ini
telah mencerminkan nilai-nilai Islam secara konsisten, sekaligus memperkuat
kepercayaan konsumen dan menciptakan usaha yang berkelanjutan dan
berkah.
B. Saran
Adapun saran-saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Daerah
Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan nyata kepada
pengrajin songkok recca melalui program pelatihan keterampilan, bantuan
permodalan, dan penyediaan fasilitas produksi. Selain itu, diperlukan upaya
untuk memperluas akses pasar, termasuk membantu promosi produk songkok
recca dalam event nasional maupun internasional agar memiliki daya saing
lebih tinggi.
2. Bagi Pengrajin Songkok Recca
Pengrajin disarankan untuk memperkuat kerja sama antar sesama
pelaku usaha agar tercipta kolaborasi yang mendukung peningkatan kualitas,
efisiensi produksi, dan daya saing. Di samping itu, pengrajin juga perlu terus
mengembangkan inovasi desain sesuai permintaan pasar, tanpa meninggalkan
unsur tradisi yang menjadi ciri khas produk.
3. Bagi Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan syariah dapat mengambil peran lebih aktif dalam
mendukung pengembangan industri kreatif lokal dengan menyediakan skema
pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan pengrajin dan prinsip syariah,
terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan yang membutuhkan
tambahan modal kerja.
4. Bagi Lembaga Pendidikan dan Peneliti
Lembaga pendidikan diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan
komunitas pengrajin untuk melakukan pendampingan dan pengembangan
kapasitas usaha, serta mendorong mahasiswa untuk melakukan riset terapan
yang berkontribusi pada pengembangan industri kreatif lokal.
5. Bagi Konsumen dan Masyarakat
Masyarakat diharapkan semakin meningkatkan kesadaran dalam
mendukung produk lokal, khususnya yang berbasis budaya dan bernilai
syariah. Dukungan ini dapat menjadi motivasi bagi pengrajin untuk terus
meningkatkan kualitas produk dan menjaga keberlanjutan usahanya.
C. Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan
industri kreatif berbasis potensi lokal seperti songkok recca di Kelurahan Macope
tidak hanya berperan dalam pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi
ekonomi yang signifikan jika didukung oleh kebijakan yang tepat. Untuk itu,
diperlukan intervensi aktif dari pemerintah dan lembaga terkait dalam bentuk
pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, serta fasilitasi akses pasar, baik
lokal maupun nasional. Selain itu, strategi penguatan kelembagaan antar
pengrajin, seperti koperasi atau kelompok usaha bersama, dapat menjadi solusi
untuk mengatasi tantangan modal, distribusi, dan persaingan. Penerapan prinsip
ekonomi syariah yang telah berjalan secara alami juga dapat menjadi nilai tambah
dalam membangun citra produk halal dan etis di pasar global. Oleh karena itu,
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan,
pelaku usaha, dan pihak pendamping untuk merumuskan strategi pengembangan
industri kreatif lokal yang berdaya saing dan berkelanjutan, dengan tetap
menjunjung nilai-nilai kearifan lokal dan prinsip syariah.
Ketersediaan
| SFEBI20250235 | 235/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
235/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
