Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar terhadap pola
perilaku konsumsi masyarakat, terutama di kalangan Generasi Z yang dikenal sebagai
generasi yang adaptif terhadap kemajuan teknologi. Generasi ini tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan era digitalisasi yang pesat, sehingga aktivitas sehari-
hari mereka sangat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi, termasuk dalam kegiatan
ekonomi seperti pembelian secara online. Platform e-commerce seperti Shopee
menjadi salah satu sarana utama dalam memenuhi kebutuhan konsumtif mereka karena
menawarkan kemudahan akses, beragam pilihan produk, dan fitur interaktif yang
menarik bagi kalangan muda. Hal ini menjadikan perilaku konsumtif Gen Z tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh kuat perkembangan teknologi informasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi digital, frekuensi pembelian online, serta
menganalisis sejauh mana pengaruh literasi digital terhadap frekuensi pembelian online
pada Gen Z Muslim di Tanete Riattang. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan teknik purposive sampling terhadap 100 responden yang memenuhi
kriteria. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan bantuan perangkat
lunak SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi digital
responden berada pada kategori tinggi, dan frekuensi pembelian online tergolong
cukup tinggi. Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa literasi digital
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi pembelian online, dengan
nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,607 atau 60,7%. Artinya, semakin
tinggi literasi digital seseorang, maka semakin besar kecenderungannya untuk
melakukan transaksi pembelian secara daring. Temuan ini memperkuat pemahaman
bahwa literasi digital memiliki peran penting dalam membentuk perilaku konsumtif
yang cerdas dan efisien di era digital. Oleh karena itu, peningkatan literasi digital
menjadi aspek krusial dalam mempersiapkan generasi muda yang bijak dalam
memanfaatkan teknologi secara produktif dan bertanggung jawab.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu:
1. Tingkat literasi digital Gen Z Muslim di Tanete Riattang tergolong tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang baik dalam
mengakses, memahami, dan memanfaatkan informasi digital secara efektif,
khususnya dalam aktivitas pembelian online. Tingginya literasi digital ini
mencerminkan kesiapan mereka dalam menghadapi dinamika perkembangan
teknologi di era digital. Selain itu, kemampuan ini turut membentuk pola
konsumsi yang lebih cerdas, selektif, dan efisien karena mereka mampu
membedakan informasi yang valid dan memanfaatkan fitur-fitur e-commerce
secara optimal.
2. Gen Z Muslim di Tanete Riattang memiliki frekuensi pembelian online yang
cukup tinggi melalui platform Shopee. Aktivitas belanja daring telah menjadi
bagian dari kebiasaan konsumsi mereka sehari-hari. Faktor-faktor seperti
kemudahan akses, tampilan aplikasi yang user-friendly, berbagai promo
menarik, serta layanan seperti gratis ongkir dan flash sale menjadi daya tarik
tersendiri. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa perilaku konsumsi Gen Z telah
bergeser ke arah digital, sejalan dengan karakteristik mereka sebagai digital
native yang akrab dengan teknologi sejak dini.
3. Literasi digital terbukti memiliki pengaruh dan hubungan yang signifikan
terhadap frekuensi pembelian online. Semakin tinggi literasi digital seseorang,
semakin besar kecenderungannya untuk melakukan pembelian secara daring.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan individu dalam memahami informasi
digital, menilai kualitas dan harga produk, serta menggunakan fitur-fitur e-
commerce secara efektif. Konsumen dengan literasi digital yang baik
cenderung memiliki kepercayaan yang lebih tinggi dalam bertransaksi,
sehingga mendorong mereka untuk lebih sering melakukan pembelian online.
4. Literasi digital memberikan pengaruh yang kuat terhadap peningkatan
frekuensi pembelian online yaitu sebesar 60,7%. Nilai ini menunjukkan bahwa
pengaruh literasi digital terhadap frekuensi pembelian online berada pada
kategori kuat. Dengan kata lain, semakin tinggi kemampuan digital seseorang,
maka semakin besar pula intensitas belanjanya di platform seperti Shopee.
Literasi digital yang baik tidak hanya memudahkan konsumen dalam mencari
dan membandingkan produk, tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan
kepercayaan diri mereka dalam melakukan transaksi. Dengan kata lain, literasi
digital berperan sebagai faktor utama yang memperkuat kebiasaan konsumsi
digital, khususnya di kalangan Gen Z yang sangat adaptif terhadap perubahan
teknologi.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut, yaitu:
1. Berdasarkan hasil penelitian, literasi digital memiliki pengaruh yang kuat
terhadap frekuensi pembelian online. Oleh karena itu, platform seperti Shopee
disarankan untuk terus mengembangkan fitur-fitur yang ramah pengguna,
edukatif, dan interaktif. Misalnya dengan menyediakan panduan pembelian
yang jelas, fitur edukasi konsumen mengenai keamanan transaksi, serta
menghadirkan inovasi baru seperti Live Shopping yang dapat menarik
perhatian Gen Z. Selain itu, strategi promosi seperti flash sale dan gratis ongkir
perlu dipertahankan dan disesuaikan dengan pola konsumsi digital generasi
muda.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital yang tinggi mendorong
perilaku konsumsi daring yang aktif dan terarah. Oleh karena itu, pemerintah
dan institusi pendidikan disarankan untuk memperkuat program literasi digital
di kalangan pelajar dan mahasiswa, khususnya di wilayah seperti Tanete
Riattang. Program pelatihan atau kurikulum yang mencakup evaluasi
informasi, etika digital, serta penggunaan platform e-commerce secara bijak
dapat menjadi langkah strategis untuk membekali Gen Z dalam menghadapi
ekosistem digital yang semakin kompleks.
3. Dengan literasi digital yang baik, Gen Z Muslim diharapkan tidak hanya
menjadi konsumen aktif tetapi juga kritis dan selektif dalam berbelanja daring.
Disarankan agar mereka terus meningkatkan kemampuan digital, termasuk
kemampuan membaca ulasan, membandingkan produk, serta memahami hak
dan kewajiban dalam transaksi online. Hal ini penting untuk mencegah
konsumsi impulsif dan menjaga keputusan pembelian yang rasional.
4. Penelitian ini hanya menggunakan pendekatan kuantitatif dan berfokus pada
hubungan antara literasi digital dan frekuensi pembelian online. Peneliti
selanjutnya disarankan untuk menggunakan pendekatan kualitatif atau
campuran (mixed methods) guna menggali lebih dalam motivasi, persepsi, dan
pengalaman Gen Z Muslim dalam berbelanja daring. Dengan pendekatan
tersebut, dapat diperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai faktor-
faktor psikologis, sosial, dan budaya yang memengaruhi perilaku konsumsi
digital.
C. Implikasi
Implikasi yang dapat ditimbulkan dari kesimpulan di atas, antara lain:
1. Temuan bahwa tingkat literasi digital Gen Z Muslim di Tanete Riattang
tergolong tinggi mengimplikasikan bahwa kelompok ini memiliki potensi
besar dalam memanfaatkan teknologi digital untuk aktivitas konsumsi,
termasuk dalam pembelian online. Oleh karena itu, pelaku e-commerce dan
pemasar digital perlu merancang strategi pemasaran yang lebih interaktif dan
edukatif, yang memanfaatkan media digital secara optimal untuk menjangkau
konsumen muda yang melek teknologi.

SFEBI20250231

231/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia