Penelitian ini membahas etika bisnis Islam terhadap perilaku pelaku afiliasi dalam
promosi di tiktok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku
pelaku afiliasi dalam promosi di tiktok serta bagaimana etika bisnis Islam terhadap
perilaku pelaku afiliasi dalam promosi. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan
(field research) dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini meliputi 3 orang
affiliator yaitu A. Siti Patimah, Syakila Safitri, dan Sulviana, objek dari penelitian ini
adalah etika bisnis Islam dalam kegiatan promosi pelaku afiliasi di tiktok. Adapun
teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dalam melakukan
promosi, ketiga affiliator mengutamakan keaslian konten yang digunakan, begitupula
dalam pemilihan produk, mereka cenderung selektif dan memiliki pertimbangan
tertentu untuk memastikan produk yang dipromosikan tidak merugikan audiens,
adapun dalam penyampaian informasi, mereka mengedepankan kejelasan &
kesesuaian informasi, mereka juga menerapkan strategi-strategi khusus untuk
mendukung kemajuan afiliasinya. (2) Perilaku ketiga affiliator menunjukkan
kesesuaian dengan prinsip-prinsip etika bisnis Islam. Dalam hal ini, siddiq
ditunjukkan dengan penggunaan konten promosi yang asli, amanah ditunjukkan
dengan tanggung jawab dalam pemilihan produk, tabligh ditunjukkan dengan
penyampaian informasi yang jelas dan sesuai, dan fathonah ditunjukkan dengan
penerapan strategi-strategi promosi yang cerdas.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Perilaku Pelaku Afiliasi Muslim dalam Melakukan Promosi di Tiktok
Perilaku pelaku afiliasi muslim dalam melakukan promosi di tiktok,
menunjukkan sikap profesional yang mengedepankan orisinalitas, tanggung
jawab, dan kejujuran. Ketiga affiliator, yaitu A. Siti Patimah, Syakila Safitri,
dan Sulviana dalam promosi selalu mengedepankan orisinalitas konten
dengan menyusun dan menciptakan video/konten sendiri dalam promosinya.
Dalam memilih produk yang akan dipromosikan, ketiga affiliator cukup
selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu untuk memastikan
produk yang dipromosikan layak dan memberi manfaat untuk konsumen.
Adapun dalam penyampaian informasi produk, ketiga affiliator cenderung
mampu mengkomunikasikan produknya dengan menarik dan jelas, tanpa
melebih-lebihkan ataupun menutupi kekurangan produk. Selain itu, mereka
juga aktif berinteraksi dengan audiens sebagai wujud kepedulian dan
pemberian informasi lanjutan. Untuk meningkatkan efektivitas promosi,
masing-masing affiliator juga menerapkan strategi-strategi tertentu seperti
konsistensi dalam mengunggah konten, penggunaan hook dalam konten,
pemilihan produk sesuai tren pasar, dan lain-lain.
75
2. Etika Bisnis Islam terhadap Perilaku Pelaku Afiliasi Muslim dalam
Promosi di Tiktok
a. Siddiq: Perilaku pelaku afiliasi muslim/affiliator dalam hal ini A. Siti
Patimah, Syakila Safitri, dan Sulviana dalam melakukan promosi di
tiktok menunjukkan kesesuaian dengan prinsip siddiq. Penerapan siddiq
ini terlihat dari bagaimana mereka menjaga kejujuran dengan
mengedepankan orisinalitas konten dalam setiap promosi yang
dilakukan.
b. Amanah: Perilaku ketiga affiliator dalam promosi di tiktok juga
menunjukkan kesesuaian dengan prinsip amanah. Penerapan prinsip
amanah ini terlihat dari bagaimana mereka menunjukkan tanggung
jawab dalam memilih produk dengan cara selektif guna mendapatkan
kepercayaan konsumen.
c. Tabligh: Ketiga affiliator juga menunjukkan kesesuaian dengan
prinsip tabligh dalam promosi yang mereka lakukan. Prinsip tabligh
diterapkan melalui cara mereka mengomunikasikan informasi produk
dengan jelas dan menarik, tanpa melebih-lebihkan ataupun menutup-
nutupi.
d. Fathonah: Perilaku ketiga affiliator dalam promosi di tiktok juga
menunjukkan kesesuaian dengan prinsip fathonah. Penerapan
fathonah ini terlihat dari bagaimana mereka menerapkan strategi-
strategi promosi untuk mengembangkan bisnis afiliasi
yang
dijalankan. Hal ini menunjukkan kecerdasan yang sesuai dengan nilai
fathonah itu sendiri.
B. Implikasi
1. Hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk mengembangkan kerangka kerja
etis yang lebih spesifik untuk praktik pemasaran afiliasi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam terutama, siddiq (kejujuran), amanah
(tanggung jawab), tabligh (penyampaian informasi yang jelas dan
transparan), dan fathonah (kebijaksanaan dan kecerdasan dalam promosi).
2. Penelitian ini memberikan panduan praktis bagi para pelaku afiliasi muslim
dalam menjalankan promosi di media sosial sesuai dengan prinsip-prinsip
etika bisnis Islam. Ini dapat membantu mereka menghindari praktik-praktik
yang melanggar nilai-nilai Islam dan membangun reputasi yang baik.
C. Saran
Peneliti menyarankan agar nilai-nilai etika bisnis Islam yang telah
diterapkan affiliator dalam promosi tetap dipertahankan. Nilai-nilai ini
penting untuk dijaga agar promosi yang dilakukan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, kecerdasan dalam promosi
(fathonah) juga perlu terus dikembangkan, khususnya dalam hal strategi
konsistensi.
Peneliti menyarankan agar afiliator lebih fokus lagi dalam menjaga
konsistensi promosi. Meskipun langkah ke arah tersebut sudah dilakukan,
akan tetapi perlu lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi. Affiliator perlu
lebih rutin dan terjadwal dalam mengunggah konten promosi. Konsistensi ini
sangat penting karena dapat memperluas jangkauan konten promosi sehingga
meningkatkan peluang untuk memperoleh hasil afiliasi yang lebih optimal.

SFEBI20250215

215/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia