Program Sekolah Ramah Anak terhadap Pembentukan Karakter Siswa di SMPN 1 Watampone
Almaghfirah Nurul Fiqri/861082023019 - Personal Name
Tesis ini membahas mengenai program sekolah ramah anak terhadap
pembentukan karakter siswa di SMPN 1 Watampone. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi implementasi program sekolah ramah anak di SMPN 1
Watampone, mengidentifikasi implikasi program sekolah ramah anak di SMPN 1
Watampone, dan menganalisis sinergitas komunitas pendidikan terhadap program
sekolah ramah anak di SMPN 1 Watampone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan pedagogik, psikologis, dan
sosiologis. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan dokumen. Selanjutnya teknik pengolahan dan
analisis data yang digunakan yaitu, triangulasi teknik, triangulasi sumber, dan
triangulasi waktu.
Hasil penelitian menujukkan bahwa implementasi program sekolah ramah
anak di SMPN 1 Watampone yakni sejalan dengan enam komponen program
sekolah ramah anak yaitu, komitmen dalam hal kebijakan program sekolah ramah
anak, proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, pendidik yang
terlatih terkait hak-hak anak, partisipasi siswa, sarana dan prasarana, dan partisipasi
orang tua. Implikasinya terhadap pembentukan karakter siswa yaitu membentuk
nilai, sikap, dan perilaku siswa yang positif. Sinergitas komunitas pendidikan di
SMPN 1 Watampone terhadap penerapan program sekolah ramah anak merujuk
pada kolaborasi yang baik antara kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, dan peserta
didik.
A. Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
simpulan tesis ini adalah :
1. Implementasi program sekolah ramah anak di SMPN 1 Watampone yang
tetap merujuk pada enam komponen utama yaitu : Pertama, kebijakan
program sekolah ramah anak. Hal ini mencakup komitmen tertulis tentang
pemenuhan hak-hak anak, serta deklarasi sekolah anti bullying dan
diskriminasi, kemudian adanya tim pelaksana dan pengembang sekolah
ramah anak yang tertuang dalam bentuk surat Keputusan. Selanjutnya
adanya kelompok kerja atau working group, partisipasi siswa dalam hal ini
kontribusi kreativitas mereka berupa pembuatan poster atau papan bicara
yang edukatif. Kemudian adanya mekanisme pengaduan yang jelas dan
terstruktur. Dan adanya (TPPK) yang melibatkan guru dan orang tua.
Kedua yaitu proses pembelajaran, dalam hal ini penggunaan metode
pembelajaran inovatif dan interaktif, kemudian penataan ruang kelas serta
penyediaan aksebilitas kepada semua siswa, terjalinnya komunikasi yang
positif antara peserta didik dan pendidik, selanjutnya penilaian yang adil
kepada semua peserta didik, dan pengintegrasian materi kesehatan dalam
pembelajaran. Ketiga yaitu pendidik atau guru yakni terkait pelatihan,
sosialisasi, dan konveksi terkait hak-hak anak, kemudian adanya guru yang
bertugas sebagai tenaga konseling. Keempat yaitu Sarana dan Prasaran.
Fasilitas dasar yang disiapkan oleh sekolah dengan memperhatikan
keamanan peserta didik dan sesuai dengan standar ramah anak, seperti :
toilet yang terpisah antara laki-laki dan Perempuan, lapangan yang aman
dari benda tajam, sanitasi air bersih yang memadai, dan penyediaan tempat
sampah. Kemudian tersedianya alat permainan edukatif sebagai media
pembelajaran maupun sarana rekreasi siswa. Dan adanya Unit Kesehatan
Sekolah (UKS) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan. Kelima
yaitu partisipasi peserta didik, dalam hal ini melibatkan siswa dalam
penentuan kebijakan sekolah ramah anak dan tata tertib sekolah yang
diputuskan secara bersama, kemudian kebebasan memilih ekstrakurikuler
yang diminati. Keenam yaitu pertisipasi orang tua yang merupakan
komponen penting dalam pengembangan program sekolah ramah anak,
dengan adanya kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan siswa
tentu akan tercipta lingkungan belajar yang positif.
2. Implikasi program sekolah ramah anak terhadap pembentukan karakter
siswa di SMPN 1 Watampone yaitu pertama terkait dengan Nilai, dalam
hal ini menjunjung tinggi nilai toleransi dan pembiasaan saling
menghargai antar siswa, kemudian penanaman nilai-nilai keagamaan
kepada siswa melalui berbagai kegiatan keagamaan seperti sholat duha
berjamaah dan literasi Al-Qur’an, kemudian mematuhi aturan dan tata
tertib sekolah yang telah disepakati bersama. Kedua yaitu sikap, seperti
mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bakti
sosial, donasi untuk korban bencana, kunjungan ke panti asuhan ataupun
kegiatan gotong royong lainnya. Kemudian siswa mampu berkomunikasi
dengan baik kepada guru maupun teman sebayanya yang dapat
membangun hubungan sosial yang harmonis, serta hubungan kerja sama
dikalangan siswa melalui berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang
kolaboratif. Dan yang ketiga pembentukan perilaku positif dalam hal ini
siswa yang aktif, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan sosial
yang baik. Seperti keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan musyawarah kelas, selanjutnya karakter siswa yang
mampu saling berkolaborasi dan kreatif dalam berbagai kegiatan serta
dapat saling bekerjasama untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang
ada disekolah.
3. Sinergitas komunitas pendidikan SMPN 1 Watampone terhadap program
sekolah ramah anak. Hal tersebut merujuk pada kolaborasi yang baik
antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat dapat mendukung
terciptanya sekolah yang aman, nyaman, dan mendukung pembentukan
karakter siswa. Terdapat tiga program rutin yang dilakukan di SMPN 1
Watampone seperti Sholat duha berjamaah, apel pagi, dan kegiatan bakti
sosial. Di lingkungan SMPN 1 Watampone ada tiga yang berperan penting.
Pertama, guru sebagai fasilitator penghubung antara sekolah dan orang tua.
Untuk menciptakan sinergitas ini, guru mengajak orang tua siswa dalam
suatu komunitas yang dinamakan dengan paguyuban. Kedua adalah
peserta didik, dan Ketiga tenaga pendidik, yang turut serta memantau
kepatuhan peserta didik, serta Tata Usaha yang membantu dalam hal
pengamanan alat elektronik, pembuatan SK dan pengisian instrumen
terkait sekolah ramah anak.
B. Implikasi Penelitian
Sesuai kesimpulan yang telah diuraikan peneliti, maka implikasi dalam
penelitia ini adalah berisi saran-saran terkait isi tesis ini sebagai berikut :
1. Sebagai sekolah pertama di Kabupaten Bone yang ditetapkan sebagai
Sekolah Ramah Anak, SMPN 1 Watampone memiliki tanggung jawab
untuk menjadi model pelaksanaan Sekolah Ramah Anak yang konsisten
dan berkelanjutan. Kepala sekolah diharapkan dapat memperkuat
manajemen sekolah yang berpihak pada hak anak, serta menjadikan
prinsip ramah anak sebagai bagian integral dari budaya sekolah. Hal ini
juga mendukung pencapaian visi sekolah, yakni unggul, berkarakter, dan
berwawasan lingkungan.
2. Guru memiliki peran strategis dalam mewujudkan sekolah ramah anak
melalui pendekatan pembelajaran yang humanis, dialogis, dan
membangun karakter siswa. Penelitian ini mengimplikasikan perlunya
peningkatan kompetensi guru, khususnya dalam memahami prinsip-
prinsip Sekolah Ramah Anak dan menerapkannya dalam pembelajaran
yang mendukung tumbuh kembang psikologis dan sosial peserta didik.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang ramah anak
secara langsung membentuk karakter siswa ke arah yang lebih positif,
seperti tanggung jawab, disiplin, dan toleransi. Oleh karena itu, siswa
didorong untuk lebih aktif mengambil peran dalam menjaga iklim positif
sekolah serta berpartisipasi dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai
karakter.
pembentukan karakter siswa di SMPN 1 Watampone. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi implementasi program sekolah ramah anak di SMPN 1
Watampone, mengidentifikasi implikasi program sekolah ramah anak di SMPN 1
Watampone, dan menganalisis sinergitas komunitas pendidikan terhadap program
sekolah ramah anak di SMPN 1 Watampone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan pedagogik, psikologis, dan
sosiologis. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan dokumen. Selanjutnya teknik pengolahan dan
analisis data yang digunakan yaitu, triangulasi teknik, triangulasi sumber, dan
triangulasi waktu.
Hasil penelitian menujukkan bahwa implementasi program sekolah ramah
anak di SMPN 1 Watampone yakni sejalan dengan enam komponen program
sekolah ramah anak yaitu, komitmen dalam hal kebijakan program sekolah ramah
anak, proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, pendidik yang
terlatih terkait hak-hak anak, partisipasi siswa, sarana dan prasarana, dan partisipasi
orang tua. Implikasinya terhadap pembentukan karakter siswa yaitu membentuk
nilai, sikap, dan perilaku siswa yang positif. Sinergitas komunitas pendidikan di
SMPN 1 Watampone terhadap penerapan program sekolah ramah anak merujuk
pada kolaborasi yang baik antara kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, dan peserta
didik.
A. Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
simpulan tesis ini adalah :
1. Implementasi program sekolah ramah anak di SMPN 1 Watampone yang
tetap merujuk pada enam komponen utama yaitu : Pertama, kebijakan
program sekolah ramah anak. Hal ini mencakup komitmen tertulis tentang
pemenuhan hak-hak anak, serta deklarasi sekolah anti bullying dan
diskriminasi, kemudian adanya tim pelaksana dan pengembang sekolah
ramah anak yang tertuang dalam bentuk surat Keputusan. Selanjutnya
adanya kelompok kerja atau working group, partisipasi siswa dalam hal ini
kontribusi kreativitas mereka berupa pembuatan poster atau papan bicara
yang edukatif. Kemudian adanya mekanisme pengaduan yang jelas dan
terstruktur. Dan adanya (TPPK) yang melibatkan guru dan orang tua.
Kedua yaitu proses pembelajaran, dalam hal ini penggunaan metode
pembelajaran inovatif dan interaktif, kemudian penataan ruang kelas serta
penyediaan aksebilitas kepada semua siswa, terjalinnya komunikasi yang
positif antara peserta didik dan pendidik, selanjutnya penilaian yang adil
kepada semua peserta didik, dan pengintegrasian materi kesehatan dalam
pembelajaran. Ketiga yaitu pendidik atau guru yakni terkait pelatihan,
sosialisasi, dan konveksi terkait hak-hak anak, kemudian adanya guru yang
bertugas sebagai tenaga konseling. Keempat yaitu Sarana dan Prasaran.
Fasilitas dasar yang disiapkan oleh sekolah dengan memperhatikan
keamanan peserta didik dan sesuai dengan standar ramah anak, seperti :
toilet yang terpisah antara laki-laki dan Perempuan, lapangan yang aman
dari benda tajam, sanitasi air bersih yang memadai, dan penyediaan tempat
sampah. Kemudian tersedianya alat permainan edukatif sebagai media
pembelajaran maupun sarana rekreasi siswa. Dan adanya Unit Kesehatan
Sekolah (UKS) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan. Kelima
yaitu partisipasi peserta didik, dalam hal ini melibatkan siswa dalam
penentuan kebijakan sekolah ramah anak dan tata tertib sekolah yang
diputuskan secara bersama, kemudian kebebasan memilih ekstrakurikuler
yang diminati. Keenam yaitu pertisipasi orang tua yang merupakan
komponen penting dalam pengembangan program sekolah ramah anak,
dengan adanya kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan siswa
tentu akan tercipta lingkungan belajar yang positif.
2. Implikasi program sekolah ramah anak terhadap pembentukan karakter
siswa di SMPN 1 Watampone yaitu pertama terkait dengan Nilai, dalam
hal ini menjunjung tinggi nilai toleransi dan pembiasaan saling
menghargai antar siswa, kemudian penanaman nilai-nilai keagamaan
kepada siswa melalui berbagai kegiatan keagamaan seperti sholat duha
berjamaah dan literasi Al-Qur’an, kemudian mematuhi aturan dan tata
tertib sekolah yang telah disepakati bersama. Kedua yaitu sikap, seperti
mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bakti
sosial, donasi untuk korban bencana, kunjungan ke panti asuhan ataupun
kegiatan gotong royong lainnya. Kemudian siswa mampu berkomunikasi
dengan baik kepada guru maupun teman sebayanya yang dapat
membangun hubungan sosial yang harmonis, serta hubungan kerja sama
dikalangan siswa melalui berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang
kolaboratif. Dan yang ketiga pembentukan perilaku positif dalam hal ini
siswa yang aktif, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan sosial
yang baik. Seperti keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan musyawarah kelas, selanjutnya karakter siswa yang
mampu saling berkolaborasi dan kreatif dalam berbagai kegiatan serta
dapat saling bekerjasama untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang
ada disekolah.
3. Sinergitas komunitas pendidikan SMPN 1 Watampone terhadap program
sekolah ramah anak. Hal tersebut merujuk pada kolaborasi yang baik
antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat dapat mendukung
terciptanya sekolah yang aman, nyaman, dan mendukung pembentukan
karakter siswa. Terdapat tiga program rutin yang dilakukan di SMPN 1
Watampone seperti Sholat duha berjamaah, apel pagi, dan kegiatan bakti
sosial. Di lingkungan SMPN 1 Watampone ada tiga yang berperan penting.
Pertama, guru sebagai fasilitator penghubung antara sekolah dan orang tua.
Untuk menciptakan sinergitas ini, guru mengajak orang tua siswa dalam
suatu komunitas yang dinamakan dengan paguyuban. Kedua adalah
peserta didik, dan Ketiga tenaga pendidik, yang turut serta memantau
kepatuhan peserta didik, serta Tata Usaha yang membantu dalam hal
pengamanan alat elektronik, pembuatan SK dan pengisian instrumen
terkait sekolah ramah anak.
B. Implikasi Penelitian
Sesuai kesimpulan yang telah diuraikan peneliti, maka implikasi dalam
penelitia ini adalah berisi saran-saran terkait isi tesis ini sebagai berikut :
1. Sebagai sekolah pertama di Kabupaten Bone yang ditetapkan sebagai
Sekolah Ramah Anak, SMPN 1 Watampone memiliki tanggung jawab
untuk menjadi model pelaksanaan Sekolah Ramah Anak yang konsisten
dan berkelanjutan. Kepala sekolah diharapkan dapat memperkuat
manajemen sekolah yang berpihak pada hak anak, serta menjadikan
prinsip ramah anak sebagai bagian integral dari budaya sekolah. Hal ini
juga mendukung pencapaian visi sekolah, yakni unggul, berkarakter, dan
berwawasan lingkungan.
2. Guru memiliki peran strategis dalam mewujudkan sekolah ramah anak
melalui pendekatan pembelajaran yang humanis, dialogis, dan
membangun karakter siswa. Penelitian ini mengimplikasikan perlunya
peningkatan kompetensi guru, khususnya dalam memahami prinsip-
prinsip Sekolah Ramah Anak dan menerapkannya dalam pembelajaran
yang mendukung tumbuh kembang psikologis dan sosial peserta didik.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang ramah anak
secara langsung membentuk karakter siswa ke arah yang lebih positif,
seperti tanggung jawab, disiplin, dan toleransi. Oleh karena itu, siswa
didorong untuk lebih aktif mengambil peran dalam menjaga iklim positif
sekolah serta berpartisipasi dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai
karakter.
Ketersediaan
| 861082023019 | 45/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
45/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Tesis PAI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
