Penerapan Metode Kursi Panas Pada Pembelajaran Ski Di Man 2 Soppeng
Farhan Usman/861082023007 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode Kursi Panas
dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MAN 2 Soppeng serta
kontribusinya terhadap tingkat penguasaan materi peserta didik. Latar belakang
penelitian berangkat dari kebutuhan inovasi pembelajaran yang mampu
meningkatkan partisipasi aktif, pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis,
dan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Kursi Panas diterapkan melalui
tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan,
siswa secara bergiliran duduk di “kursi panas” untuk menjawab pertanyaan dari guru
maupun teman sekelas, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah
diskusi. Kendala yang dihadapi meliputi rasa malu dan kurang percaya diri pada
sebagian siswa di awal penerapan, keterbatasan waktu pembelajaran, serta perbedaan
kemampuan yang cukup signifikan antar siswa. Solusi yang dilakukan mencakup
pemberian motivasi, pengaturan waktu secara proporsional, serta pengelolaan kelas
agar semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
Kontribusi metode Kursi Panas terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
terlihat dari meningkatnya ketepatan jawaban, kemampuan menjelaskan materi
dengan bahasa sendiri, keterampilan menganalisis, serta keberanian siswa untuk
berpendapat. Metode ini juga mendorong partisipasi aktif, meningkatkan rasa percaya
diri, serta menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Temuan
ini mengindikasikan bahwa metode Kursi Panas efektif untuk meningkatkan
penguasaan materi Sejarah Kebudayaan Islam dan layak dijadikan alternatif strategi
pembelajaran aktif di madrasah.
A. Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka simpulan tesis ini adalah :
1. Langkah-langkah metode kursi panas dimulai dari pemahaman guru yang
mendalam terhadap konsep, tujuan, dan prosedur pelaksanaannya,
sehingga mampu merancang kegiatan yang terarah dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Guru kemudian mengelola kelas secara efektif dengan
menetapkan aturan, membagi peran, menata tempat duduk, serta
menciptakan suasana diskusi yang kondusif dan inklusif. Pada tahap
penerapan, metode ini dilaksanakan melalui tanya jawab interaktif antara
siswa yang duduk di kursi panas dengan peserta lain, diiringi pengawasan
dan bimbingan guru agar diskusi tetap fokus pada materi pembelajaran.
Pengelolaan yang baik memungkinkan siswa tidak hanya memahami
materi secara mendalam, tetapi juga terlatih dalam berpikir kritis,
menyampaikan pendapat, dan merespons pertanyaan dengan tepat,
sehingga pembelajaran menjadi aktif, bermakna, dan mendorong
keterlibatan semua peserta didik.
2. Metode kursi panas dalam pembelajaran SKI di MAN 2 Soppeng memiliki
kelebihan berupa peningkatan tingkat pemahaman materi, pengembangan
keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan menggunakan fakta sejarah
secara tepat melalui interaksi aktif, diskusi mendalam, serta pertanyaan
yang menantang pemikiran siswa. Metode ini mampu mendorong siswa
untuk lebih berani berpendapat, berpikir analitis, dan mengaitkan materi
dengan konteks kehidupan nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih
dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MAN 2 Soppeng serta
kontribusinya terhadap tingkat penguasaan materi peserta didik. Latar belakang
penelitian berangkat dari kebutuhan inovasi pembelajaran yang mampu
meningkatkan partisipasi aktif, pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis,
dan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Kursi Panas diterapkan melalui
tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan,
siswa secara bergiliran duduk di “kursi panas” untuk menjawab pertanyaan dari guru
maupun teman sekelas, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah
diskusi. Kendala yang dihadapi meliputi rasa malu dan kurang percaya diri pada
sebagian siswa di awal penerapan, keterbatasan waktu pembelajaran, serta perbedaan
kemampuan yang cukup signifikan antar siswa. Solusi yang dilakukan mencakup
pemberian motivasi, pengaturan waktu secara proporsional, serta pengelolaan kelas
agar semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
Kontribusi metode Kursi Panas terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
terlihat dari meningkatnya ketepatan jawaban, kemampuan menjelaskan materi
dengan bahasa sendiri, keterampilan menganalisis, serta keberanian siswa untuk
berpendapat. Metode ini juga mendorong partisipasi aktif, meningkatkan rasa percaya
diri, serta menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Temuan
ini mengindikasikan bahwa metode Kursi Panas efektif untuk meningkatkan
penguasaan materi Sejarah Kebudayaan Islam dan layak dijadikan alternatif strategi
pembelajaran aktif di madrasah.
A. Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka simpulan tesis ini adalah :
1. Langkah-langkah metode kursi panas dimulai dari pemahaman guru yang
mendalam terhadap konsep, tujuan, dan prosedur pelaksanaannya,
sehingga mampu merancang kegiatan yang terarah dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Guru kemudian mengelola kelas secara efektif dengan
menetapkan aturan, membagi peran, menata tempat duduk, serta
menciptakan suasana diskusi yang kondusif dan inklusif. Pada tahap
penerapan, metode ini dilaksanakan melalui tanya jawab interaktif antara
siswa yang duduk di kursi panas dengan peserta lain, diiringi pengawasan
dan bimbingan guru agar diskusi tetap fokus pada materi pembelajaran.
Pengelolaan yang baik memungkinkan siswa tidak hanya memahami
materi secara mendalam, tetapi juga terlatih dalam berpikir kritis,
menyampaikan pendapat, dan merespons pertanyaan dengan tepat,
sehingga pembelajaran menjadi aktif, bermakna, dan mendorong
keterlibatan semua peserta didik.
2. Metode kursi panas dalam pembelajaran SKI di MAN 2 Soppeng memiliki
kelebihan berupa peningkatan tingkat pemahaman materi, pengembangan
keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan menggunakan fakta sejarah
secara tepat melalui interaksi aktif, diskusi mendalam, serta pertanyaan
yang menantang pemikiran siswa. Metode ini mampu mendorong siswa
untuk lebih berani berpendapat, berpikir analitis, dan mengaitkan materi
dengan konteks kehidupan nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih
Ketersediaan
| 861082023007 | 44/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
44/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Tesis PAI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
