Analisis Pemberdayaan Ekonomi Kelompok nelayan (Bentuk Pemberdayaan masyarakat Sejahtera Di Desa Mabbiring)
Nurfadilah/602022021082 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan dampak pemberdayaan
ekonomi terhadap kelompok nelayan di Desa Mabbiring, Kecamatan Sibulue,
Kabupaten Bone. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Informan penelitian terdiri dari ketua kelompok nelayan, anggota kelompok, aparat
desa, dan penyuluh perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk
pemberdayaan ekonomi yang diterapkan meliputi pemberian bantuan modal,
pendampingan oleh penyuluh perikanan, dan penguatan kelembagaan kelompok
nelayan. Namun, pelatihan keterampilan belum secara optimal dilakukan. Dampak
dari pemberdayaan ini terlihat pada peningkatan pendapatan, terpenuhinya kebutuhan
dasar, dan meningkatnya partisipasi dalam kelompok, meskipun masih terdapat
tantangan dalam aspek pelatihan dan akses informasi. Secara keseluruhan,
pemberdayaan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan
kelompok nelayan dan dapat dijadikan model pemberdayaan di wilayah pesisir
lainnya.
A. Kesimpulan
1. Pemberdayaan Kelompok Penangkapan Ikan Pada Elo di Desa Mabbiring
dilaksanakan melalui tiga bentuk dengan hasil beragam. Aspek pelatihan
gagal karena tidak pernah dilakukan pelatihan khusus akibat perbedaan
persepsi internal dan kurangnya sinergi pemerintah. Bantuan modal senilai
100 juta rupiah berupa dana tunai, alat tangkap, dan mesin perahu berhasil
meningkatkan produktivitas nelayan, namun terkendala aksesibilitas karena
hanya nelayan berdokumen resmi yang dapat mengakses. Pendampingan
berjalan paling efektif melalui sinergi penyuluh perikanan, pemerintah desa,
dan Dinas Perikanan yang memberikan bimbingan berkelanjutan, solusi
responsif, dan meningkatkan kemandirian nelayan. Secara keseluruhan,
pendampingan menjadi kunci keberhasilan program, bantuan modal
memberikan dampak ekonomi positif meski perlu perbaikan aksesibilitas,
sementara pelatihan memerlukan perhatian serius untuk memperkuat kapasitas
nelayan.
2. Program pemberdayaan nelayan di Desa Mabbiring berhasil memberikan
dampak positif yang komprehensif dalam empat aspek utama. Pertama,
kesejahteraan nelayan meningkat signifikan melalui stabilitas pendapatan
yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan pangan, tempat tinggal,
pendidikan anak, dan layanan kesehatan dengan lebih baik, dibuktikan oleh
konsistensi pengakuan seluruh stakeholder terhadap perubahan positif yang
terukur. Kedua, akses sarana produksi meningkat drastis meliputi permodalan.
3. Tantangan yang dihadapi dalam pemberdayaan kelompok nelayan di Desa
Mabbiring meliputi pola pikir tradisional yang sulit menerima pembaruan,
rendahnya partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok, belum tersedianya
pelatihan khusus yang mendukung peningkatan keterampilan, lemahnya
koordinasi antar lembaga terkait, serta keterbatasan kemampuan kelompok
dalam menghadapi perubahan kondisi alam dan cuaca. Tantangan-tantangan
ini memengaruhi efektivitas dan keberlanjutan program pemberdayaan yang
telah dijalankan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan solusi yang
menyeluruh, antara lain melalui penyadaran berkelanjutan untuk mengubah
cara pandang nelayan, peningkatan partisipasi anggota melalui pelibatan aktif
dalam kegiatan kelompok, pelaksanaan pelatihan yang relevan dengan
kebutuhan nelayan, penguatan koordinasi antar pihak yang terlibat, serta
pembinaan agar kelompok mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan.
B. Saran
1. Segera melaksanakan program pelatihan khusus nelayan dengan melibatkan
penyuluh perikanan dan dinas terkait untuk mengatasi gap pengetahuan dan
mengubah pola pikir tradisional melalui sosialisasi intensif tentang manfaat
pelatihan modern.
2. Memperbaiki sistem distribusi bantuan modal dengan menyederhanakan
persyaratan dokumen formal, menciptakan jalur alternatif bagi nelayan tanpa
dokumen resmi, dan mengintegrasikan program bantuan ke dalam sistem
pembangunan daerah yang sistematis untuk menjamin keberlanjutan.
3. Memperkuat koordinasi antar lembaga pendamping melalui pembentukan tim
terpadu yang melibatkan penyuluh perikanan, pemerintah desa, dan dinas
perikanan dengan pembagian tugas yang jelas dan evaluasi berkala.
4. Meningkatkan kapasitas kelompok melalui pelatihan manajemen organisasi,
penguatan sistem musyawarah, dan pengembangan kemampuan nelayan
dalam pengelolaan keuangan kelompok. Kelima, membangun sistem
monitoring dan evaluasi yang terstruktur untuk memantau dampak program
secara berkelanjutan dan melakukan penyesuaian strategi berdasarkan
kebutuhan lapangan. Implementasi saran-saran ini diharapkan dapat
memperkuat fondasi pemberdayaan yang sudah ada dan mencapai
kemandirian nelayan yang optimal dan berkelanjutan.
ekonomi terhadap kelompok nelayan di Desa Mabbiring, Kecamatan Sibulue,
Kabupaten Bone. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Informan penelitian terdiri dari ketua kelompok nelayan, anggota kelompok, aparat
desa, dan penyuluh perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk
pemberdayaan ekonomi yang diterapkan meliputi pemberian bantuan modal,
pendampingan oleh penyuluh perikanan, dan penguatan kelembagaan kelompok
nelayan. Namun, pelatihan keterampilan belum secara optimal dilakukan. Dampak
dari pemberdayaan ini terlihat pada peningkatan pendapatan, terpenuhinya kebutuhan
dasar, dan meningkatnya partisipasi dalam kelompok, meskipun masih terdapat
tantangan dalam aspek pelatihan dan akses informasi. Secara keseluruhan,
pemberdayaan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan
kelompok nelayan dan dapat dijadikan model pemberdayaan di wilayah pesisir
lainnya.
A. Kesimpulan
1. Pemberdayaan Kelompok Penangkapan Ikan Pada Elo di Desa Mabbiring
dilaksanakan melalui tiga bentuk dengan hasil beragam. Aspek pelatihan
gagal karena tidak pernah dilakukan pelatihan khusus akibat perbedaan
persepsi internal dan kurangnya sinergi pemerintah. Bantuan modal senilai
100 juta rupiah berupa dana tunai, alat tangkap, dan mesin perahu berhasil
meningkatkan produktivitas nelayan, namun terkendala aksesibilitas karena
hanya nelayan berdokumen resmi yang dapat mengakses. Pendampingan
berjalan paling efektif melalui sinergi penyuluh perikanan, pemerintah desa,
dan Dinas Perikanan yang memberikan bimbingan berkelanjutan, solusi
responsif, dan meningkatkan kemandirian nelayan. Secara keseluruhan,
pendampingan menjadi kunci keberhasilan program, bantuan modal
memberikan dampak ekonomi positif meski perlu perbaikan aksesibilitas,
sementara pelatihan memerlukan perhatian serius untuk memperkuat kapasitas
nelayan.
2. Program pemberdayaan nelayan di Desa Mabbiring berhasil memberikan
dampak positif yang komprehensif dalam empat aspek utama. Pertama,
kesejahteraan nelayan meningkat signifikan melalui stabilitas pendapatan
yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan pangan, tempat tinggal,
pendidikan anak, dan layanan kesehatan dengan lebih baik, dibuktikan oleh
konsistensi pengakuan seluruh stakeholder terhadap perubahan positif yang
terukur. Kedua, akses sarana produksi meningkat drastis meliputi permodalan.
3. Tantangan yang dihadapi dalam pemberdayaan kelompok nelayan di Desa
Mabbiring meliputi pola pikir tradisional yang sulit menerima pembaruan,
rendahnya partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok, belum tersedianya
pelatihan khusus yang mendukung peningkatan keterampilan, lemahnya
koordinasi antar lembaga terkait, serta keterbatasan kemampuan kelompok
dalam menghadapi perubahan kondisi alam dan cuaca. Tantangan-tantangan
ini memengaruhi efektivitas dan keberlanjutan program pemberdayaan yang
telah dijalankan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan solusi yang
menyeluruh, antara lain melalui penyadaran berkelanjutan untuk mengubah
cara pandang nelayan, peningkatan partisipasi anggota melalui pelibatan aktif
dalam kegiatan kelompok, pelaksanaan pelatihan yang relevan dengan
kebutuhan nelayan, penguatan koordinasi antar pihak yang terlibat, serta
pembinaan agar kelompok mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan.
B. Saran
1. Segera melaksanakan program pelatihan khusus nelayan dengan melibatkan
penyuluh perikanan dan dinas terkait untuk mengatasi gap pengetahuan dan
mengubah pola pikir tradisional melalui sosialisasi intensif tentang manfaat
pelatihan modern.
2. Memperbaiki sistem distribusi bantuan modal dengan menyederhanakan
persyaratan dokumen formal, menciptakan jalur alternatif bagi nelayan tanpa
dokumen resmi, dan mengintegrasikan program bantuan ke dalam sistem
pembangunan daerah yang sistematis untuk menjamin keberlanjutan.
3. Memperkuat koordinasi antar lembaga pendamping melalui pembentukan tim
terpadu yang melibatkan penyuluh perikanan, pemerintah desa, dan dinas
perikanan dengan pembagian tugas yang jelas dan evaluasi berkala.
4. Meningkatkan kapasitas kelompok melalui pelatihan manajemen organisasi,
penguatan sistem musyawarah, dan pengembangan kemampuan nelayan
dalam pengelolaan keuangan kelompok. Kelima, membangun sistem
monitoring dan evaluasi yang terstruktur untuk memantau dampak program
secara berkelanjutan dan melakukan penyesuaian strategi berdasarkan
kebutuhan lapangan. Implementasi saran-saran ini diharapkan dapat
memperkuat fondasi pemberdayaan yang sudah ada dan mencapai
kemandirian nelayan yang optimal dan berkelanjutan.
Ketersediaan
| SFEBI20250203 | 203/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
203/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
