Optimalisasi Program Kemanusiaan dalam Memenuhi Nafkah Suami yang tidak Mampu Bekerja (Studi Kasus BAZNAS Kab. Bone)

No image available for this title
Penelitian ini berjudul Optimalisasi Program Kemanusiaan dalam Memenuhi
Nafkah Suami yang Tidak Mampu Bekerja (Studi Kasus BAZNAS Kabupaten Bone).
Fokus utama dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan program
kemanusiaan oleh BAZNAS Kabupaten Bone dalam memberikan bantuan kepada
keluarga mustaḥiq, terutama yang mengalami kehilangan pencari nafkah utama karena
suami tidak mampu bekerja akibat sakit, usia lanjut, atau cacat. Penelitian ini juga
mengkaji kesesuaian implementasi program tersebut dengan prinsip-prinsip hukum
Islam, khususnya maqāṣid al-syarī‘ah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tiga
pendekatan analisis: normatif-teologis, yuridis, dan sosiologis. Data diperoleh melalui
wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi terkait pelaksanaan
program kemanusiaan BAZNAS Kabupaten Bone. Informan terdiri dari pengelola
BAZNAS dan keluarga penerima manfaat. Analisis data dilakukan secara tematik
melalui proses reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan, guna memperoleh
gambaran menyeluruh mengenai efektivitas dan optimalisasi program dalam
memenuhi kebutuhan nafkah keluarga yang kehilangan pencari nafkah utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kemanusiaan yang dijalankan
oleh BAZNAS Kabupaten Bone memberikan kontribusi yang signifikan dalam
membantu keluarga mustaḥiq yang kehilangan pencari nafkah utama, terutama suami
yang tidak mampu lagi bekerja karena sakit menahun, usia lanjut, atau kecelakaan.
Program ini tidak hanya bersifat responsif terhadap kebutuhan darurat, tetapi juga
menjadi solusi konkret dalam menjamin kelangsungan hidup keluarga miskin. Bantuan
yang diberikan meliputi zakat konsumtif, seperti paket sembako dan uang tunai
bulanan, serta zakat produktif berupa modal usaha dan pelatihan keterampilan. Bantuan
konsumtif berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, sementara
bantuan produktif mendorong sebagian penerima untuk mulai mandiri secara ekonomi.
Namun, implementasi program masih menghadapi berbagai tantangan, seperti
terbatasnya dana, kurangnya keterampilan teknis dari penerima, serta keterbatasan
akses pasar untuk produk usaha kecil. Oleh karena itu, optimalisasi program perlu
dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pendataan mustaḥiq yang lebih akurat,
pendampingan intensif, hingga sinergi dengan lembaga lain untuk memperluas
jangkauan dan efektivitas program. Dengan demikian, program kemanusiaan
BAZNAS dapat bertransformasi dari bantuan sesaat menjadi upaya berkelanjutan yang
sejalan dengan prinsip maqāṣid al-syarī‘ah, yaitu menjaga kelangsungan hidup dan
kemandirian ekonomi keluarga dhuafa.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta masalah pokok yang
penulis teliti dalam penelitian ini, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Optimalisasi program kemanusiaan BAZNAS Kabupaten Bone dalam memenuhi
nafkah bagi keluarga yang kehilangan pencari nafkah utama karena sakit, usia
lanjut, atau kecacatan masih belum maksimal. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya program khusus yang secara berkesinambungan ditujukan untuk keluarga
miskin yang suaminya tidak mampu lagi bekerja. Bantuan yang diberikan selama
ini masih terbatas pada bentuk konsumtif, seperti uang tunai dan kebutuhan
pokok (sandang, pangan, papan), yang bersifat jangka pendek dan belum
menyentuh skema perlindungan sosial yang lebih terstruktur.
2. Program kemanusiaan dalam perspektif hukum Islam ini sejalan dengan prinsip
maqāṣid al-syarī‘ah, khususnya dalam menjaga jiwa (ḥifẓ al-nafs) dan harta (ḥifẓ
al-māl), serta mencerminkan nilai keadilan (‘adālah) dan tolong-menolong
(ta‘āwun). Namun demikian, dalam Islam, kewajiban suami untuk menafkahi
keluarganya tidak pernah gugur meskipun ia mengalami sakit, usia lanjut, atau
cacat. Kewajiban tersebut akan beralih kepada pihak pengganti, seperti keluarga
terdekat atau lembaga pengelola zakat, untuk memastikan keberlangsungan
nafkah keluarga. Oleh karena itu, peran BAZNAS sebagai lembaga syar‘i negara
harus diperkuat, baik dalam aspek pendataan, sosialisasi kelembagaan, maupun
keberlanjutan program, agar dapat memberikan perlindungan sosial yang lebih
merata, konsisten, dan berkesinambungan bagi keluarga mustaḥiq.
B. Implikasi Penelitian
Adapun implikasi penelitian ini yaitu:
1. Secara praktis, penelitian ini menunjukkan bahwa BAZNAS Kabupaten Bone
perlu melakukan reformasi sistem pendataan mustaḥiq secara menyeluruh dan
berkelanjutan agar distribusi zakat benar-benar tepat sasaran. Hal ini penting
untuk memastikan keluarga yang kehilangan pencari nafkah karena suami sudah
tidak mampu bekerja mendapatkan prioritas utama. Penelitian ini juga
menemukan bahwa hingga saat ini belum ada program khusus BAZNAS yang
ditujukan untuk keluarga miskin dalam kondisi demikian. Oleh karena itu,
program kemanusiaan yang selama ini hanya bersifat konsumtif perlu diarahkan
menjadi program produktif, seperti pelatihan keterampilan, pemberdayaan
ekonomi, serta bantuan modal usaha bagi istri atau anak keluarga mustaḥiq.
Dengan cara ini, keluarga tidak hanya terbantu secara jangka pendek, tetapi juga
dapat membangun kemandirian ekonomi. Di samping itu, edukasi publik
mengenai fungsi dan kedudukan BAZNAS sebagai lembaga syar‘i negara perlu
terus ditingkatkan agar kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam
menyalurkan zakat semakin kuat.
2. Secara teoretis, penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa zakat dalam
hukum Islam tidak sebatas kewajiban ritual, melainkan instrumen keadilan sosial
dan perlindungan bagi kelompok rentan, khususnya keluarga miskin yang
kehilangan kepala keluarga atau pencari nafkah utama. Temuan ini menegaskan
bahwa meskipun kewajiban menafkahi keluarga tetap melekat pada suami,
apabila ia tidak mampu maka kewajiban tersebut beralih kepada pihak pengganti,
termasuk keluarga terdekat atau lembaga zakat. Dengan demikian, zakat
berperan strategis dalam menjembatani kewajiban syariat dengan kebutuhan
sosial masyarakat modern. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam
pengembangan teori hukum Islam kontemporer, terutama dalam mengkaji
sinergi antara peran negara dan implementasi syariat Islam dalam distribusi
kekayaan.
3. Secara kebijakan, penelitian ini memberikan landasan kuat bagi pemerintah
daerah maupun pusat untuk mengintegrasikan pengelolaan zakat dengan
kebijakan perlindungan sosial formal, seperti bantuan sosial atau Program
Keluarga Harapan. Kolaborasi antara BAZNAS dengan dinas sosial, dinas
pemberdayaan perempuan, dan instansi terkait lainnya perlu dirumuskan dalam
regulasi yang jelas, agar penanganan keluarga miskin yang kehilangan pencari
nafkah dapat dilakukan secara lebih holistik dan berkelanjutan. Penelitian ini
menegaskan pentingnya penyusunan program khusus BAZNAS yang diarahkan
bagi keluarga miskin yang pencari nafkah utamanya tidak mampu bekerja lagi,
sebagai bentuk implementasi nyata dari prinsip keadilan dan kemaslahatan dalam
Islam.
Ketersediaan
74130202302039/2025Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

39/2025

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Tesis HKI

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top