Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Desa
Pakkasalo, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone. Penelitian ini berfokus pada dampak
kebijakan terhadap kesejahteraan masyarakat, faktor pendukung dan penghambat
implementasi, serta rekomendasi untuk optimalisasi kebijakan. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara
mendalam, observasi langsung, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi kebijakan SDGs di Desa Pakkasalo telah memberikan kontribusi
positif, terutama dalam peningkatan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat.
Namun, terdapat hambatan yang signifikan, seperti akses infrastruktur yang terbatas,
kurangnya modal usaha, dan minimnya pengetahuan teknis di bidang ekonomi.
Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dengan menambahkan wawasan
mengenai implementasi SDGs di wilayah pedesaan serta temuan ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung
pembangunan desa yang berkelanjutan.
. Kesimpulan
1. Implementasi kebijakan Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa
Pakkasalo dilakukan melalui program-program pemberdayaan ekonomi
yang melibatkan masyarakat secara langsung yang diwujudkan melalui
pelatihan keterampilan, pemberian modal usaha, pembangunan
infrastruktur, serta penguatan kelompok tani dengan Pemerintah sebagai
fasilitator utama dan didukung oleh partisipasi masyarakat dalam gotong
royong.
2. Faktor pendukung utama dalam pelaksanaan kebijakan ini adalah potensi
sumber daya lokal. Namun, hambatan internal yang ditemukan meliputi
rendahnya pemahaman masyarakat terhadap teknologi pertanian dan
manajemen keuangan. Hambatan eksternal berupa infrastruktur jalan yang
belum memadai di beberapa wilayah desa, fluktuasi harga pasar, dan
cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala yang signifikan.
3. Dampak kebijakan SDGs di Desa Pakkasalo terlihat nyata dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan masyarakat meningkat
berkat bantuan modal usaha dan pelatihan keterampilan, yang mendorong
produktivitas di sektor pertanian dan distribusi hasil panen. Dari bidang
kesehatan, bidang pendidikan, sosial dan budaya. Secara keseluruhan,
kebijakan ini memberikan perubahan positif yang signifikan, meskipun
beberapa tantangan masih perlu diselesaikan.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah Desa Pakkasalo:
Pemerintah desa diharapkan lebih konsisten dalam melaksanakan
program pemberdayaan ekonomi melalui kebijakan SDGs. Program
pelatihan harus diperluas dan dilakukan secara berkelanjutan agar
masyarakat lebih memahami penggunaan teknologi modern di bidang
pertanian dan pengelolaan keuangan. Selain itu, pembangunan
infrastruktur seperti jalan desa dan irigasi harus diprioritaskan di area-
area yang masih kurang terjangkau. Pemerintah juga perlu melibatkan
lebih banyak pihak eksternal, seperti lembaga pendidikan atau organisasi
sosial, untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.
2. Bagi Masyarakat Desa Pakkasalo:
Masyarakat perlu meningkatkan partisipasi aktif dalam setiap program
yang dilaksanakan, termasuk musyawarah desa, pelatihan, dan kegiatan
gotong royong. Kesadaran untuk memanfaatkan bantuan yang telah
diberikan, seperti alat pertanian dan modal usaha, harus ditingkatkan.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk terus belajar, baik secara
mandiri maupun melalui pelatihan, untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengelola hasil pertanian dan keuangan keluarga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian lanjutan disarankan untuk memperluas cakupan wilayah agar
dapat membandingkan keberhasilan implementasi kebijakan SDGs di desa
lain. Pendekatan kuantitatif juga dapat digunakan untuk mengukur
dampak secara lebih mendalam, misalnya melalui analisis statistik
terhadap tingkat pendapatan, akses pendidikan, atau kesehatan
masyarakat. Selain itu, peneliti dapat mengeksplorasi lebih jauh mengenai
peran budaya lokal dalam memengaruhi keberhasilan program SDGs di
pedesaan.
C. Implikasi
1. Implikasi Teoretis:
Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur mengenai implementasi
kebijakan SDGs, khususnya dalam konteks pemberdayaan ekonomi di
wilayah pedesaan. Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya
pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam setiap tahap
pelaksanaan program, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Selain itu,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa keberhasilan program SDGs tidak
hanya bergantung pada kebijakan yang dibuat, tetapi juga pada kemampuan
masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal.
2. Implikasi Praktis:
Pemerintah desa dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman
untuk mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan program SDGs di masa
depan. Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan meliputi
penyusunan strategi pembangunan berbasis kebutuhan lokal, penguatan
infrastruktur, serta peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan
yang berkelanjutan. Selain itu, temuan ini juga relevan bagi organisasi non-
pemerintah yang ingin bekerja sama dengan pemerintah desa dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
3. Implikasi Kebijakan:
Dari segi kebijakan, penelitian ini memberikan dasar bagi pembuat
kebijakan untuk meningkatkan alokasi dana dan sumber daya ke desa-desa
yang memiliki potensi tetapi menghadapi tantangan struktural. Kebijakan
yang lebih inklusif, seperti program pelatihan berbasis kebutuhan
masyarakat dan penguatan
infrastruktur desa, dapat mempercepat
pencapaian SDGs. Selain itu, pembuat kebijakan di tingkat kabupaten
maupun nasional dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk merancang
kebijakan pembangunan yang lebih terintegrasi, sehingga keberhasilan di
tingkat desa dapat diperluas ke wilayah yang lebih luas.

SFEBI20250198

198/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia