Analisis Komunikasi dalam Tradisi Mappadendang Masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
Risna/702332019101 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang peran analisis komunikasi dalam tradisi
mappadendang masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone.
Pokok permasalahannya adalah bagaimana analisis komunikasi dalam tradisi
mappadendang masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone?
dan Apa makna dari setiap alat yang digunakan dalam tradisi mappadendang masyarakat
Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone?
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif yakni menunjukkan
kualitas mutu mengenai analisis komunikasi dalam tradisi mappadendang masyarakat
Desa Pinceng Pute, baik keadaan, proses, peristiwa, atau kejadian lain yang dinyatakan
dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata dengan menggunakan pendekatan ilmu
komunikasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis komunikasi dalam tradisi
mappadendang masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
yakni komunikasi yang baikmenciptakan kebersamaan, kekompakan, serta persatuan
masyarakat di Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Interaksi
masyarakat Desa Pinceng Pute dalam persiapan dan pelaksanaan tradisi mappadendang
dapat membentuk karakter masyarakat itu sendiri. Makna dari setiap alat yan digunakan
adalah: 1. Palungeng adalah sebuah wadah yang dipakai untuk menumbuk padi dan
dianggap mensucikan padi dari sawah. 2. Alu adalah alat yang digunakan untuk
menumbuk. Alu dan palungeng yang menghasilkan bunyi yang harmonis dan serasi,
keserasian alam pun akan menghasilkan hasil panen yang melimpah. 3. Ase, tradisi
mappadendang mengingatkan mereka akan proses untuk mendapatkan beras sehingga
dapat diolah menjadi nasi sebagai bahan pokok mereka membutuhkan waktu yang lama
dan membutuhkan kerja keras, kerja sama, serta kesabaran untuk mendapatkannya. 4.
Baju bodo memiliki makna sebagai simbol keindahan dan kesopanan dalam berpakain
suku bugis yang selalu menjaga keindahan dan kesopanan dalam berpakaian.
Implikasi penelitian adalah sebaiknya pemerintah Kabupaten Bone memperhatikan
dan memberikan sumbangsi serta dilakukan penyuluhan mengenai nilai-nilai moral yang
terdapat dalam tradisi mappadendang kepada pemuda ataupun anak-anak sehingga
mereka mengetahui sejak dini pentingnya tradisi mappade
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tentang analisis komunikasi antarbudaya dalam tradisi
mappadendang pada masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten
Bone dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. (a) Tradisi mappadendang hadir di masa Latenrilawa yakni datu pertama yang
ada di Pinceng Pute, Pinceng Pute sebelumnya dikenal dengan nama Wanua
Latellang atau disebut disebut sebagai Kerajaan Latellang. Sebelumnya datu
Latenrilawa melakukan perjalanan dari Wajo sampai ke Welado. Awal
pemerintahan Datu Latellang menghasilkan padi yang berhasil dan berlimpah
ruah sehingga diadakanlah tradisi mappadendang. (b) Tradisi mappadendang
hadir sebagai bentuk rasa syukur dan hiburan bagi masyarakat setelah bekerja
keras saat menanam hingga memanen padi yang dilakukan hingga saat ini. (c)
Komunikasi yang tercipta dari pelaksanaan tradisi mappadendang adalah
komunikasi yang baik juga menciptakan kebersamaan, kekompakan, serta
persatuan masyarakat di Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten
Bone. Interaksi masyarakat Desa Pinceng Pute dalam persiapan dan pelaksanaan
tradisi mappadendang dapat membentuk karakter masyarakat itu sendiri..
2. Makna dari setiap alat yan digunakan adalah: (a) Palungeng (lesung) adalah
sebuah wadah yang dipakai untuk menumbuk padi. Bentuk palungeng mirip
perahu namun, berbentuk persegi panjang. (b) Alu (alat penumbuk) adalah alat
yang digunakan untuk menumbuk. Alu dan palungeng yang menghasilkan bunyi
yang harmonis dan serasi, keserasian alam pun akan menghasilkan hasi panen
yang melimpah. Penulis memaknai keserasian alam yaitu antara alam dan
manusia yang mengelola alam, ketika manusia menjaga alam bukan hanya
menggeruk habis hasil alam tanpa memperbaharuinya serta tidak menjadi
penyebab kerusakan alam. (c) Ase (padi) yang merupakan makanan pokok
masyarakat khususnya di Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten
Bone. Tradisi mappadendang mengingatkan mereka akan proses untuk
mendapatkan beras sehingga dapat diolah menjadi nasi sebagai bahan pokok
mereka membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan kerja keras, kerja
sama, serta kesabaran untuk mendapatkannya. (d) Baju bodo memiliki makna
sebagai simbol keindahan dan kesopanan dalam berpakain suku bugis yang selalu
menjaga keindahan dan kesopanan dalam berpakaian.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai
analisis komunikasi antarbudaya dalam tradisi mappadendang pada masyarakat Desa
Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Maka tanpa mengurangi rasa hormat
kami sebagai peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya pemerintah Kabupaten Bone memperhatikan dan memberikan
sumbangsi kepada masyarakat Desa Pinceng Pute terkait pelestarian tradisi
mappadendang.
2. Sebaiknya ada penyuluhan mengenai nilai-nilai moral yang terdapat dalam tradisi
mappadendang kepada pemuda ataupun anak-anak sehingga mereka mengetahui
sejak dini pentingnya tradisi mappadendang dan turut andil melestarikan tradisi
mappadendang agar tidak tertelan oleh teknologi.
mappadendang masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone.
Pokok permasalahannya adalah bagaimana analisis komunikasi dalam tradisi
mappadendang masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone?
dan Apa makna dari setiap alat yang digunakan dalam tradisi mappadendang masyarakat
Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone?
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif yakni menunjukkan
kualitas mutu mengenai analisis komunikasi dalam tradisi mappadendang masyarakat
Desa Pinceng Pute, baik keadaan, proses, peristiwa, atau kejadian lain yang dinyatakan
dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata dengan menggunakan pendekatan ilmu
komunikasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis komunikasi dalam tradisi
mappadendang masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
yakni komunikasi yang baikmenciptakan kebersamaan, kekompakan, serta persatuan
masyarakat di Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Interaksi
masyarakat Desa Pinceng Pute dalam persiapan dan pelaksanaan tradisi mappadendang
dapat membentuk karakter masyarakat itu sendiri. Makna dari setiap alat yan digunakan
adalah: 1. Palungeng adalah sebuah wadah yang dipakai untuk menumbuk padi dan
dianggap mensucikan padi dari sawah. 2. Alu adalah alat yang digunakan untuk
menumbuk. Alu dan palungeng yang menghasilkan bunyi yang harmonis dan serasi,
keserasian alam pun akan menghasilkan hasil panen yang melimpah. 3. Ase, tradisi
mappadendang mengingatkan mereka akan proses untuk mendapatkan beras sehingga
dapat diolah menjadi nasi sebagai bahan pokok mereka membutuhkan waktu yang lama
dan membutuhkan kerja keras, kerja sama, serta kesabaran untuk mendapatkannya. 4.
Baju bodo memiliki makna sebagai simbol keindahan dan kesopanan dalam berpakain
suku bugis yang selalu menjaga keindahan dan kesopanan dalam berpakaian.
Implikasi penelitian adalah sebaiknya pemerintah Kabupaten Bone memperhatikan
dan memberikan sumbangsi serta dilakukan penyuluhan mengenai nilai-nilai moral yang
terdapat dalam tradisi mappadendang kepada pemuda ataupun anak-anak sehingga
mereka mengetahui sejak dini pentingnya tradisi mappade
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tentang analisis komunikasi antarbudaya dalam tradisi
mappadendang pada masyarakat Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten
Bone dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. (a) Tradisi mappadendang hadir di masa Latenrilawa yakni datu pertama yang
ada di Pinceng Pute, Pinceng Pute sebelumnya dikenal dengan nama Wanua
Latellang atau disebut disebut sebagai Kerajaan Latellang. Sebelumnya datu
Latenrilawa melakukan perjalanan dari Wajo sampai ke Welado. Awal
pemerintahan Datu Latellang menghasilkan padi yang berhasil dan berlimpah
ruah sehingga diadakanlah tradisi mappadendang. (b) Tradisi mappadendang
hadir sebagai bentuk rasa syukur dan hiburan bagi masyarakat setelah bekerja
keras saat menanam hingga memanen padi yang dilakukan hingga saat ini. (c)
Komunikasi yang tercipta dari pelaksanaan tradisi mappadendang adalah
komunikasi yang baik juga menciptakan kebersamaan, kekompakan, serta
persatuan masyarakat di Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten
Bone. Interaksi masyarakat Desa Pinceng Pute dalam persiapan dan pelaksanaan
tradisi mappadendang dapat membentuk karakter masyarakat itu sendiri..
2. Makna dari setiap alat yan digunakan adalah: (a) Palungeng (lesung) adalah
sebuah wadah yang dipakai untuk menumbuk padi. Bentuk palungeng mirip
perahu namun, berbentuk persegi panjang. (b) Alu (alat penumbuk) adalah alat
yang digunakan untuk menumbuk. Alu dan palungeng yang menghasilkan bunyi
yang harmonis dan serasi, keserasian alam pun akan menghasilkan hasi panen
yang melimpah. Penulis memaknai keserasian alam yaitu antara alam dan
manusia yang mengelola alam, ketika manusia menjaga alam bukan hanya
menggeruk habis hasil alam tanpa memperbaharuinya serta tidak menjadi
penyebab kerusakan alam. (c) Ase (padi) yang merupakan makanan pokok
masyarakat khususnya di Desa Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten
Bone. Tradisi mappadendang mengingatkan mereka akan proses untuk
mendapatkan beras sehingga dapat diolah menjadi nasi sebagai bahan pokok
mereka membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan kerja keras, kerja
sama, serta kesabaran untuk mendapatkannya. (d) Baju bodo memiliki makna
sebagai simbol keindahan dan kesopanan dalam berpakain suku bugis yang selalu
menjaga keindahan dan kesopanan dalam berpakaian.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai
analisis komunikasi antarbudaya dalam tradisi mappadendang pada masyarakat Desa
Pinceng Pute Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Maka tanpa mengurangi rasa hormat
kami sebagai peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya pemerintah Kabupaten Bone memperhatikan dan memberikan
sumbangsi kepada masyarakat Desa Pinceng Pute terkait pelestarian tradisi
mappadendang.
2. Sebaiknya ada penyuluhan mengenai nilai-nilai moral yang terdapat dalam tradisi
mappadendang kepada pemuda ataupun anak-anak sehingga mereka mengetahui
sejak dini pentingnya tradisi mappadendang dan turut andil melestarikan tradisi
mappadendang agar tidak tertelan oleh teknologi.
Ketersediaan
| SFUD20230047 | 47/2023 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
74/2023
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2023
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
