Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan etika bisnis Islam dan
prinsip budaya Bugis sebagai strategi penguatan karyawan pada CV Surya Indah
Group di Kabupaten Bone. Dalam era kompetisi bisnis yang kompetitif,
pemberdayaan karyawan menjadi kunci keberhasilan perusahaan, khususnya dengan
pendekatan berbasis nilai-nilai lokal dan spiritual. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi
terhadap karyawan dan manajemen perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai-nilai etika bisnis Islam seperti ṣidīq (jujur), amānah (dapat dipercaya), tablīgh
(menyampaikan), dan faṭānah (cerdas) telah diinternalisasi dalam budaya kerja
karyawan. Selain itu, prinsip budaya Bugis seperti sipakatau (saling memanusiakan),
sipakalebbi (saling memuliakan), sipakainge (saling mengingatkan), getteng (teguh
pendirian), adatongeng (perkataan yang benar) dan temmappasilangeng (tidak
membeda-bedakan) memperkuat loyalitas serta rasa tanggung jawab karyawan
terhadap perusahaan. Sinergi kedua nilai tersebut terbukti efektif dalam menciptakan
lingkungan kerja yang harmonis, meningkatkan motivasi, dan mendorong loyalitas
jangka panjang. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat
memperkuat SDM secara berkelanjutan dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya
lokal dan etika Islam dalam sistem manajemen karyawan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal penting terkait penerapan etika bisnis Islam dan prinsip
budaya Bugis dalam penguatan karyawan di CV Surya Indah Group, sebagai berikut:
1. CV Surya Indah Group secara sistematis menerapkan etika bisnis Islam dalam
kegiatan operasionalnya. Hal ini terlihat dari praktik kejujuran (Ṣidīq) dalam setiap
transaksi dan informasi, pelaksanaan tanggung jawab dan integritas (Amānah)
dalam mengelola tugas dan aset, penyampaian informasi yang benar dan jelas
kepada pelanggan (Tablīgh), serta pengembangan terus-menerus kompetensi dan
profesionalisme karyawan (Faṭānah). Penerapan nilai-nilai dasar ini menjadi
fondasi moral perusahaan, mengarahkan bisnis tidak hanya untuk keuntungan
tetapi juga untuk mencapai keberkahan.
2. Perusahaan ini juga berhasil memadukan prinsip-prinsip budaya Bugis dalam
budaya kerjanya, yang berjalan selaras dengan etika bisnis Islam. Nilai-nilai
seperti saling menghargai harkat kemanusiaan (Sipakatau), saling menghormati
dan memuliakan (Sipakalebbi), serta perlakuan yang adil tanpa membeda-bedakan
(Temmappasilaingeng) menjadi dasar dalam pelayanan pelanggan dan hubungan
antar karyawan. Di samping itu, budaya saling mengingatkan untuk kebaikan
(Sipakainge) berperan menjaga disiplin dan kualitas, keteguhan dalam memegang
prinsip (Getteng) memperkuat komitmen pada aturan, dan berkata benar
(Adatongeng) menjamin kejujuran komunikasi. Semua ini menciptakan
lingkungan kerja yang etis dan suportif.
3. Perpaduan antara etika bisnis Islam dan prinsip budaya Bugis menjadi strategi
yang efektif untuk memberdayakan karyawan di CV Surya Indah Group.
Pemberdayaan ini tampak pada meningkatnya kompetensi karyawan melalui
budaya belajar, tanggung jawab, dan saling membimbing (didorong oleh nilai
Faṭānah, Amānah, Sipakainge). Karyawan juga merasakan adanya penentuan diri
atau otonomi yang lebih besar karena kepercayaan dan kesempatan untuk
bertindak dengan integritas (didasari oleh Amānah dan Getteng). Lebih lanjut,
karyawan memahami bahwa pekerjaan mereka memiliki pengaruh yang berarti,
karena mereka melihat langsung dampak positif dari penerapan nilai-nilai luhur ini
terhadap kepuasan pelanggan dan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
B. Implikasi
Temuan penelitian mengenai integrasi etika bisnis Islam dan prinsip budaya
Bugis di CV Surya Indah Group serta dampaknya terhadap penguatan karyawan
menghasilkan beberapa implikasi signifikan:
1. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa model manajemen sumber daya manusia
yang efektif tidak harus selalu berkiblat pada pendekatan Barat. Kasus CV Surya
Indah Group menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai agama (Islam) yang
dipadukan dengan kearifan lokal (budaya Bugis) mampu menciptakan model
pemberdayaan karyawan yang holistik, relevan secara kontekstual, dan berakar
kuat pada identitas sosial-budaya setempat. Hal ini memberikan perspektif baru
bagi pengembangan teori dan praktik MSDM, khususnya di negara-negara dengan
keragaman budaya dan religiusitas yang tinggi seperti Indonesia.
2. Bagi CV Surya Indah Group, keberhasilan dalam menerapkan nilai-nilai ini secara
terintegrasi bukan hanya membentuk perilaku etis dan kinerja positif karyawan,
tetapi juga memperkuat budaya organisasi yang unik dan suportif. Implikasinya,
budaya yang mengedepankan kejujuran, tanggung jawab, saling menghargai, dan
pelayanan prima ini dapat menjadi aset tak berwujud yang signifikan,
berkontribusi pada loyalitas karyawan, kepuasan pelanggan, dan pada akhirnya
menjadi sumber keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaing.
3. Temuan ini menggaris bawahi bahwa perusahaan dapat menjalankan praktik bisnis
yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika
dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan mengadopsi etika
bisnis Islam dan kearifan lokal Bugis, CV Surya Indah Group menunjukkan
komitmennya terhadap tanggung jawab moral dan sosial. Implikasi lebih luasnya
adalah bahwa pendekatan ini dapat menginspirasi perusahaan lain untuk lebih
serius dalam mengintegrasikan aspek etika dan kearifan lokal dalam strategi bisnis
mereka, sehingga tercipta ekosistem bisnis yang lebih adil dan berkelanjutan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, berikut adalah beberapa
saran yang diajukan untuk pengembangan lebih lanjut:
1. Disarankan agar CV Surya Indah Group terus memperkuat dan menstandarisasi
proses internalisasi nilai-nilai etika bisnis Islam dan budaya Bugis kepada seluruh
karyawan, terutama pada saat orientasi karyawan baru. Pengembangan modul
pelatihan khusus atau sesi penyegaran berkala dapat membantu memastikan
pemahaman yang seragam dan konsistensi penerapan nilai-nilai tersebut di semua
lini operasional, mengingat adanya temuan variasi dalam pemahaman atau
implementasi di lapangan.
2. Praktisi manajemen sumber daya manusia dan pimpinan organisasi di berbagai
sektor, khususnya yang beroperasi dalam konteks budaya Indonesia, disarankan
untuk mempertimbangkan adopsi pendekatan serupa yang mengintegrasikan nilai-
nilai agama dan kearifan lokal dalam strategi pengelolaan karyawan. Keberhasilan
CV Surya Indah Group dapat menjadi studi kasus inspiratif tentang bagaimana
membangun SDM yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki
integritas moral dan kecakapan sosial yang tinggi.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan kajian serupa pada skala yang
lebih luas, mencakup berbagai jenis industri dan konteks budaya lokal lain di
Indonesia, serta menggunakan metode penelitian campuran (kuantitatif dan
kualitatif) untuk generalisasi temuan. Perlu juga dilakukan penelitian longitudinal
untuk mengamati dampak jangka panjang dari integrasi nilai-nilai ini terhadap
keberlanjutan kinerja organisasi, inovasi, dan kesejahteraan karyawan secara
menyeluruh.

601022023005

36/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia