Peran Mediasi Strata Sosial dan Nilai Getteng Terhadap Efikasi Diri dan Qona>’ah pada Perilaku Konsumtif Pengguna Marketplace Shopee di Kabupaten Bone

No image available for this title
Perkembangan teknologi telah mendorong perubahan sosial yang signifikan,
khususnya dalam perilaku konsumtif masyarakat. Di Kabupaten Bone, fenomena ini
terlihat jelas pada generasi muda yang cenderung mengikuti tren demi
mempertahankan citra sosial, terutama melalui penggunaan marketplace seperti
Shopee. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh strata sosial, nilai
getteng, dan efikasi diri terhadap perilaku konsumtif, serta mengeksplorasi peran
moderasi qona>’ah dalam hubungan tersebut. Metode yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif dan jumlah responden 250,
yang bertujuan mengukur hubungan antar variabel dengan menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan PLS-Path Modeling melalui statistic
SmartPLS 4 dan membangun teori berdasarkan data yang dikumpulkan. Data dianalisis
untuk mengetahui hubungan langsung maupun mediasi yang terbentuk antara variabel-
variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strata sosial dan nilai
getteng berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif. Efikasi diri juga terbukti
memengaruhi strata sosial dan nilai getteng, namun tidak secara langsung terhadap
perilaku konsumtif. Qona>’ah sebagai sikap psikologis batiniah tidak menunjukkan
pengaruh langsung terhadap perilaku konsumtif, namun memiliki hubungan dengan
nilai getteng. Strata sosial terbukti memediasi hubungan efikasi diri terhadap perilaku
konsumtif, sedangkan nilai getteng mampu memediasi pengaruh efikasi diri dan
qona>’ah terhadap perilaku konsumtif. Penelitian ini memperkuat bahwa dalam konteks
budaya Bugis, nilai lokal seperti getteng serta faktor psikologis dan sosial memiliki
pengaruh penting dalam membentuk pola konsumsi, dan qona>’ah sebagai sikap
spiritual memiliki peran lebih sebagai kontrol internal daripada pengaruh eksternal
terhadap perilaku konsumtif.
A. Kesimpulan
1. Strata sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumtif pada pengguna
marketplace Shopee, karena individu dengan kelas sosial yang lebih tinggi
cenderung terdorong untuk melakukan konsumsi guna menyetarakan diri
dengan lingkungan sosialnya. Sementara itu, nilai getteng juga memiliki
pengaruh terhadap perilaku konsumtif, karena keteguhan pendirian
membuat individu lebih mantap dalam mengambil keputusan pembelian
tanpa terpengaruh oleh dorongan atau tekanan eksternal, sehingga pemilihan
produk dilakukan sesuai dengan prinsip yang diyakininya.
2. Efikasi diri berpengaruh terhadap strata sosial dalam perilaku konsumtif, di
mana keyakinan terhadap kemampuan diri mendorong individu untuk
menyesuaikan perilakunya dengan tuntutan atau ekspektasi sosial dari
lingkungan strata sosialnya. Semakin tinggi efikasi diri, semakin besar
kecenderungan individu untuk membentuk citra sosial melalui konsumsi
yang sesuai dengan lingkungannya. Sebaliknya, qona>’ah tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan pada strata sosial terhadap perilaku konsumtif
karena merupakan orientasi nilai internal yang bersumber dari kesadaran
spiritual dan pengendalian diri, bukan dari tekanan eksternal. Qona>’ah
menjadikan individu mampu menahan dorongan konsumsi berlebih,
meskipun berada dalam lingkungan sosial yang konsumtif.
3. Efikasi diri berpengaruh terhadap nilai getteng, karena individu dengan
efikasi diri yang tinggi cenderung lebih konsisten dalam pendiriannya. Hal
193
ini membuat keputusan konsumsi dilakukan dengan pertimbangan yang
matang dan sesuai dengan rasa percaya dirinya. Demikian pula, keduanya
merupakan faktor psikologis dalam diri individu yang mendorong keyakinan
kuat dalam mengambil keputusan pembelian tanpa menyimpang dari prinsip
yang dipegang. Dengan demikian, Getteng menjadi kerangka tindakan yang
lebih nyata dalam keseharian. Jika qona>’ah adalah kesadaran batin untuk
hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan, maka getteng mewujudkannya
dalam bentuk sikap tidak mudah terpengaruh oleh dorongan orang lain
dalam mengambil Keputusan sehingga individu cenderumh mengambil
Keputusan konsumsi dengan keyakinan dan prinsip dipegangnya.
4. Efikasi diri dan qona>’ah tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap
perilaku konsumtif karena keduanya merupakan sikap internal yang bersifat
psikologis dan berkembang dari dalam diri individu. Efikasi diri
mencerminkan keyakinan seseorang atas kemampuannya dalam mengontrol
perilaku dan mengambil keputusan, sementara qona>’ah mencerminkan sikap
spiritual berupa rasa syukur, menerima apa adanya, dan merasa cukup
dengan rezeki yang dimiliki. Kedua sikap ini tidak secara langsung
terhubung dengan perilaku konsumtif yang banyak dipengaruhi oleh tekanan
sosial, lingkungan, dan tren yang bersifat eksternal. Meskipun individu
merasa mampu mengendalikan dorongan konsumtif dan memegang nilai-
nilai spiritual, hal ini tidak selalu tercermin dalam tindakan konsumsi
mereka, terutama ketika dihadapkan pada situasi sosial yang menuntut
penyesuaian diri atau pencitraan status. Oleh karena itu, baik efikasi diri
maupun qona>’ah lebih berperan sebagai pengendali internal, namun tidak
cukup kuat untuk menekan perilaku konsumtif yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal seperti media sosial, lingkungan pergaulan, atau kelas sosial
qona>’ah tidak memiliki pengaruh pada perilaku konsumtif.
5. Strata sosial mampu memediasi hubungan antara efikasi diri dan perilaku
konsumtif, karena individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan
berada dalam kelas sosial tertentu cenderung terdorong untuk melakukan
konsumsi sebagai bentuk penyesuaian diri serta upaya memperkuat citra dan
kepercayaan dirinya. Berbeda halnya dengan qona>’ah, yang tidak
menunjukkan pengaruh terhadap perilaku konsumtif meskipun melalui
mediasi strata sosial. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat keduanya, di
mana strata sosial merupakan faktor eksternal yang dipengaruhi oleh
lingkungan, sedangkan qona>’ah adalah nilai spiritual yang bersifat internal
dan tumbuh dari kesadaran individu untuk hidup sederhana dan merasa
cukup.
6. Nilai getteng, sebagai bagian dari budaya Bugis yang mencerminkan
keteguhan pendirian dalam diri seseorang, mampu memediasi hubungan
antara efikasi diri dan qona>’ah terhadap perilaku konsumtif. Nilai ini
menekankan pentingnya konsistensi dalam bersikap, sehingga individu
dengan efikasi diri tinggi—yang ditandai dengan kepercayaan diri—dan
individu dengan sikap qona>’ah —yang ditandai dengan kesederhanaan dan
rasa syukur—dapat lebih mantap dalam mengambil keputusan konsumsi.
Keteguhan pendirian yang dimiliki melalui nilai getteng memungkinkan
individu untuk bertindak secara bijak, sesuai dengan keyakinan dan prinsip
hidup yang mereka pegang, tanpa mudah terpengaruh oleh tekanan eksternal
B. Implikasi
1. Penelitian ini secara fundamental menegaskan peran mediasi sentral Strata
Sosial dan Nilai Getteng sebagai mekanisme kunci yang menyalurkan
pengaruh Efikasi diri dan Qona>’ah dalam keputusan pembelian pada perilaku
konsumtif. Penegasan ini mengarah pada pemahaman pengaruh kelompok
dewasa muda dalam menitikberatkan pada dinamika pengaruh tekanan sosial
(SS) dan prinsip hidup pada (NG), sebagai jalur yang lebih langsung pada
keputusan akhir.
2. Studi ini menggarisbawahi pada signifikan teori dari pengintegrasian
kerangka theory of planned behavior (TPB), teori konsumen, dan teori
konsumsi islam. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman yang
komperenshif mengenai perilaku konsumsi modern yang kompleks seperti
perilaku konsumtif pada marketplace shopee memerlukan sinergi antar-
perpektif, yang mampu menangkap interaksi dinamis antara aspek
psikologis, sosial, dan nilai spiritual secara lebih utuh daripada pedekatan
teoritis tunggal.
3. Secra praktis, memberikan pemahaman kepada kelompok dewasa muda di
Kabupaten Bone dalam melakukan keputusan Perilaku Konsumtif, dari
dorongan tekanan sosial (Strata Sosial) serta prinsip diri pada (Nilai
Getteng), faktor Efikasi diri dan Qona>’ah. Yang mendorong kecendrungan
dalam melakukan pembelian untuk mengikuti tren dan menampakkan citra
diri di hadapan lingkungan sosial pada maraknya pembelanjaan online
marketplace shopee.
C. Saran
1. Mendesain dan mengimplementasikan program edukasi yang komprehensif
dan terintegrasi sangat disarankan bagi generasi dewasa muda. Program ini
hendaknya tidak hanya membekali mereka dengan literasi digital, tetapi juga
dengan literasi keuangan, etika konsumsi agar mereka mampu bersikap bijak
dalam berbelanja di platform digital, tidak mudah terpengaruh oleh promosi
yang manipulatif, serta mampu mengendalikan perilaku konsumtif
berdasarkan prinsip dan kebutuhan riil. Program ini dapat diintegrasikan ke
dalam kegiatan kampus, komunitas, atau program CSR perusahaan digital.
2. Mengingat peran mediasi strata sosial yang signifikan terhadap perilaku
konsumtif, maka intervensi praktis perlu dirancang dengan
mempertimbangkan adanya tekanan sosial dan ekspektasi gaya hidup yang
melekat pada tiap kelompok sosial. Disarankan agar individu, khususnya
yang berada dalam strata sosial menengah ke atas, mampu mengembangkan
kesadaran kritis terhadap pengaruh status sosial terhadap keputusan
konsumsi. Edukasi publik sebaiknya difokuskan pada pembentukan mindset
konsumsi yang rasional dan bukan berbasis gengsi, serta mendorong budaya
hidup sederhana tanpa harus mengikuti standar konsumsi kelompok sosial
tertentu. Program ini juga bisa melibatkan tokoh masyarakat dan influencer
yang merepresentasikan berbagai strata sosial sebagai agen perubahan
perilaku.
3. Riset di masa depan direkomendasikan untuk memperdalam pemahaman
fenomena ini melalui pendekatan kualitatif, seperti wawancara mendalam,
fokus grup diskusi (FGD), atau studi kasus, guna mengeksplorasi secara
kaya makna subjektif di balik perilaku konsumtif, nilai getteng, serta
dinamika efikasi diri dan qona’ah dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan
ini penting untuk menangkap nuansa budaya, tekanan sosial, dan nilai-nilai
personal yang mungkin tidak sepenuhnya terungkap melalui pendekatan
kuantitatif. Selain itu, penelitian lanjutan juga dapat mengembangkan
instrumen pengukuran nilai lokal seperti getteng agar lebih valid dan
kontekstual untuk digunakan dalam berbagai latar budaya.
Ketersediaan
60102202300124/2025Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

24/2025

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Tesis EKIS

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subyek

Nilai Getteng

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top