Konsep Fakhūr Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian QS. Luqmān/ 31: 18)
Serly Ramadhani/762312021036 - Personal Name
Penelitian ini berjudul Konsep Fakhūr Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian
QS. Luqmān/ 31: 18). Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji makna lafal
fakhūr secara semantik dan kontekstual, menjelaskan bentuk-bentuk kesombongan
yang terkandung dalam QS. Luqmān/ 31: 18, serta mengonseptualisasikan kembali
sifat fakhūr dalam kehidupan modern berdasarkan nilai-nilai Al-Qur‟ān.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang
bersifat kualitatif deskriptif dan analisis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan ilmu Tafsīr dan pendekatan semantik. Adapun
sumber data yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan pengutipan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lafal fakhūr secara semantik
mengandung makna kesombongan yang ditampakkan secara berulang dan intensif.
QS. Luqmān: 18 menjelaskan dua bentuk utama dari sifat fakhūr, yaitu memalingkan
wajah dari manusia karena sombong dan berjalan dengan angkuh di muka bumi.
Kedua bentuk ini tidak hanya berlaku dalam konteks zaman Nabi, tetapi juga tetap
relevan di era modern, seperti dalam bentuk gaya hidup pamer (flexing),
kesombongan dalam media sosial, keangkuhan intelektual, dan eksklusivitas sosial.
Oleh karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam ayat ini memberikan pedoman
untuk membentuk karakter rendah hati, empatik, dan menghargai sesama dalam
kehidupan kontemporer.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap konsep fakhūr
dalam perspektif Al-Qur‟ān (Kajian QS. Luqmān ayat/31: 18), peneliti mendapatkan
beberapa kesimpulan yaitu:
1.
Makna fakhūr dalam QS. Luqmān/31:18 Secara semantik, kata fakhūr berasal
dari akar kata ف-خ-س (fakhara) yang berarti membanggakan diri atau
menyombongkan kelebihan. Dalam konteks QS. Luqmān/ 31: 18, fakhūr tidak
hanya menunjukkan kebanggaan yang pasif, tetapi merupakan bentuk
kesombongan aktif yang ditampakkan secara lisan maupun sikap, terutama dalam
membandingkan diri dengan orang lain secara merendahkan. Kata ini sering kali
digunakan dalam Al-Qur‟ān bersama dengan kata mukhtāl (sombong), yang
memperkuat makna bahwa fakhūr merupakan sifat yang tercela baik secara batin
maupun dalam perilaku sosial.
2.
Bentuk-bentuk fakhūr dalam QS. Luqmān/ 31: 18 meliputi fakhūr dalam bentuk
lahiriah yang tampak melalui gestur fisik seperti cara berjalan atau mimik wajah
yang menunjukkan keangkuhan. Secara batiniah, sifat ini ada dalam bentuk rasa
superior yang tersembunyi dalam hati, meskipun tidak ditampakkan secara
langsung. Dalam bentuk ucapan, fakhūr terwujud melalui perkataan yang
menyombongkan diri, menyindir, ataupun dengan membesarkan suara.
Sementara dalam relasi sosial, sifat ini terlihat pada sikap eksklusif, enggan
menerima kritik, dan membangun citra diri secara berlebihan.
Dalam era modern, fakhūr tetap relevan meskipun bentuknya telah mengalami
pergeseran. Larangan “memalingkan wajah dari manusia” dapat dimaknai
sebagai sikap eksklusif, meremehkan, dan menutup diri dari kritik, termasuk
dalam interaksi di media sosial. Adapun “berjalan di muka bumi dengan angkuh”
terwujud dalam gaya hidup pamer (flexing), konsumtif, dan menonjolkan status
sosial secara berlebihan. Kesombongan tersebut dapat muncul secara fisik,
verbal, sosial, maupun tersembunyi dalam hati. Dengan demikian, QS. Luqmān/
31: 18 memberi peringatan agar umat Islam menjauhi segala bentuk keangkuhan
dan membangun kepribadian yang rendah hati, ikhlas, dan menghargai sesama.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak guna perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini
di masa mendatang.
QS. Luqmān/ 31: 18). Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji makna lafal
fakhūr secara semantik dan kontekstual, menjelaskan bentuk-bentuk kesombongan
yang terkandung dalam QS. Luqmān/ 31: 18, serta mengonseptualisasikan kembali
sifat fakhūr dalam kehidupan modern berdasarkan nilai-nilai Al-Qur‟ān.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang
bersifat kualitatif deskriptif dan analisis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan ilmu Tafsīr dan pendekatan semantik. Adapun
sumber data yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan pengutipan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lafal fakhūr secara semantik
mengandung makna kesombongan yang ditampakkan secara berulang dan intensif.
QS. Luqmān: 18 menjelaskan dua bentuk utama dari sifat fakhūr, yaitu memalingkan
wajah dari manusia karena sombong dan berjalan dengan angkuh di muka bumi.
Kedua bentuk ini tidak hanya berlaku dalam konteks zaman Nabi, tetapi juga tetap
relevan di era modern, seperti dalam bentuk gaya hidup pamer (flexing),
kesombongan dalam media sosial, keangkuhan intelektual, dan eksklusivitas sosial.
Oleh karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam ayat ini memberikan pedoman
untuk membentuk karakter rendah hati, empatik, dan menghargai sesama dalam
kehidupan kontemporer.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap konsep fakhūr
dalam perspektif Al-Qur‟ān (Kajian QS. Luqmān ayat/31: 18), peneliti mendapatkan
beberapa kesimpulan yaitu:
1.
Makna fakhūr dalam QS. Luqmān/31:18 Secara semantik, kata fakhūr berasal
dari akar kata ف-خ-س (fakhara) yang berarti membanggakan diri atau
menyombongkan kelebihan. Dalam konteks QS. Luqmān/ 31: 18, fakhūr tidak
hanya menunjukkan kebanggaan yang pasif, tetapi merupakan bentuk
kesombongan aktif yang ditampakkan secara lisan maupun sikap, terutama dalam
membandingkan diri dengan orang lain secara merendahkan. Kata ini sering kali
digunakan dalam Al-Qur‟ān bersama dengan kata mukhtāl (sombong), yang
memperkuat makna bahwa fakhūr merupakan sifat yang tercela baik secara batin
maupun dalam perilaku sosial.
2.
Bentuk-bentuk fakhūr dalam QS. Luqmān/ 31: 18 meliputi fakhūr dalam bentuk
lahiriah yang tampak melalui gestur fisik seperti cara berjalan atau mimik wajah
yang menunjukkan keangkuhan. Secara batiniah, sifat ini ada dalam bentuk rasa
superior yang tersembunyi dalam hati, meskipun tidak ditampakkan secara
langsung. Dalam bentuk ucapan, fakhūr terwujud melalui perkataan yang
menyombongkan diri, menyindir, ataupun dengan membesarkan suara.
Sementara dalam relasi sosial, sifat ini terlihat pada sikap eksklusif, enggan
menerima kritik, dan membangun citra diri secara berlebihan.
Dalam era modern, fakhūr tetap relevan meskipun bentuknya telah mengalami
pergeseran. Larangan “memalingkan wajah dari manusia” dapat dimaknai
sebagai sikap eksklusif, meremehkan, dan menutup diri dari kritik, termasuk
dalam interaksi di media sosial. Adapun “berjalan di muka bumi dengan angkuh”
terwujud dalam gaya hidup pamer (flexing), konsumtif, dan menonjolkan status
sosial secara berlebihan. Kesombongan tersebut dapat muncul secara fisik,
verbal, sosial, maupun tersembunyi dalam hati. Dengan demikian, QS. Luqmān/
31: 18 memberi peringatan agar umat Islam menjauhi segala bentuk keangkuhan
dan membangun kepribadian yang rendah hati, ikhlas, dan menghargai sesama.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak guna perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini
di masa mendatang.
Ketersediaan
| SFUD20250014 | 14/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
14/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
