Konstruksi Islam di Tik-Tok: Analisis Framing pada Akun Frianimation
Jerni Reski/702332021001 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang konstruksi Islam dalam media sosial melalui
analisis framing pada akun Tik-Tok Frianimation. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pesan-pesan keagamaan yang disajikan melalui konten pada akun
Frianimation. Serta untuk menganalisis konstruksi Islam melalui konten yang
diunggah oleh akun Frianimation di media sosial. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan ilmu komunikasi. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh secara langsung pada sumbernya, yaitu akun Tik-Tok
Frianimation meliputi konten dengan jumlah viewers, like, share, dan komentar
terbanyak, yang diperoleh secara purposive sampling berjumlah delapan konten video
animasi bertema keislaman, yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
framing model Gamson dan Modigliani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyajian pesan-pesan keagamaan
melalui konten pada akun Frianimation mencakup variasi dan kategori konten,
kalender konten, visual konten, penggunaan tagar (hashtag), dan pemanfaatan
sampul. Konstruksi Islam melalui konten animasi dalam akun Frianimation
dikonstruksi dengan membentuk cara pandang audiens terhadap Islam sebagai agama
yang moderat, kontekstual, dan dapat dipahami melalui pendekatan budaya populer.
Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan gaya komunikasi digital, akun ini
berhasil menjembatani pesan dakwah dengan kebutuhan komunikasi era
kontemporer. Dengan demikian, media sosial seperti Tik-Tok tidak hanya menjadi
saluran hiburan, tetapi juga mampu menjadi ruang dakwah yang membentuk
konstruksi keislaman secara efektif jika dikelola secara kreatif, tepat sasaran, dan
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap delapan konten
video Tik-Tok Frianimation, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penyajian pesan-pesan keagamaan melalui konten pada akun
Frianimation dilakukan secara kreatif yaitu, melalui pemanfaatan elemen-
elemen visual dan naratif yang relevan dengan konteks kehidupan audiens,
khususnya generasi muda. Proses ini tidak berlangsung secara spontan,
melainkan didukung oleh perencanaan isi konten media sosial, yang
mencakup variasi dan kategori konten, kalender konten, penggunaan
visual yang menarik, pemilihan tagar yang tepat (hashtag), serta
pemanfaatan sampul video sebagai daya tarik awal. Strategi ini secara
keseluruhan bertujuan untuk memperkuat penyampaian pesan dakwah
sekaligus meningkatkan engagement atau keterlibatan audiens terhadap
konten yang disajikan. Pesan-pesan keislaman dikemas secara ringan
namun tetap bermakna, dengan gaya bahasa santai serta animasi yang
menarik secara visual.
2. Konstruksi Islam melalui konten animasi dalam akun Frianimation
dikonstruksi dengan membentuk cara pandang audiens terhadap Islam
sebagai agama yang moderat, kontekstual, dan dapat dipahami melalui
pendekatan budaya populer. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial
dan gaya komunikasi digital, akun ini berhasil menjembatani pesan
dakwah dengan kebutuhan komunikasi era kontemporer. Dengan
demikian, media sosial seperti Tik-Tok tidak hanya menjadi saluran
hiburan, tetapi juga mampu menjadi ruang dakwah yang membentuk
konstruksi keislaman secara efektif jika dikelola secara kreatif, tepat
sasaran, dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, berikut beberapa implikasi
yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi:
1. Bagi para pendakwah dan tokoh agama, disarankan untuk mulai
memanfaatkan platform media sosial seperti Tik-Tok sebagai sarana
dakwah yang relevan dengan kehidupan generasi muda. Pemanfaatan
media ini memungkinkan penyampaian pesan keagamaan dengan
pendekatan yang lebih kreatif, komunikatif, dan mudah diterima oleh
audiens digital.
2. Bagi kreator konten keagamaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam merancang konten dakwah yang tidak hanya
informatif, tetapi juga menarik secara visual dan naratif. Konten yang
disajikan secara sederhana namun kuat secara makna dapat menjadi sarana
efektif untuk membangun pemahaman dan internalisasi nilai-nilai
keislaman.
3. Bagi lembaga keagamaan dan institusi pendidikan Islam, penting untuk
mulai mengembangkan strategi komunikasi dakwah digital, termasuk
pelatihan bagi dai muda dan santri dalam menciptakan konten dakwah
yang adaptif dengan budaya digital dan kebutuhan komunikasi generasi
saat ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi pijakan awal dalam
mengembangkan kajian tentang dakwah digital, khususnya dalam
menganalisis peran framing dan konstruksi nilai-nilai Islam dalam
berbagai jenis media sosial.
analisis framing pada akun Tik-Tok Frianimation. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pesan-pesan keagamaan yang disajikan melalui konten pada akun
Frianimation. Serta untuk menganalisis konstruksi Islam melalui konten yang
diunggah oleh akun Frianimation di media sosial. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan ilmu komunikasi. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh secara langsung pada sumbernya, yaitu akun Tik-Tok
Frianimation meliputi konten dengan jumlah viewers, like, share, dan komentar
terbanyak, yang diperoleh secara purposive sampling berjumlah delapan konten video
animasi bertema keislaman, yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
framing model Gamson dan Modigliani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyajian pesan-pesan keagamaan
melalui konten pada akun Frianimation mencakup variasi dan kategori konten,
kalender konten, visual konten, penggunaan tagar (hashtag), dan pemanfaatan
sampul. Konstruksi Islam melalui konten animasi dalam akun Frianimation
dikonstruksi dengan membentuk cara pandang audiens terhadap Islam sebagai agama
yang moderat, kontekstual, dan dapat dipahami melalui pendekatan budaya populer.
Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan gaya komunikasi digital, akun ini
berhasil menjembatani pesan dakwah dengan kebutuhan komunikasi era
kontemporer. Dengan demikian, media sosial seperti Tik-Tok tidak hanya menjadi
saluran hiburan, tetapi juga mampu menjadi ruang dakwah yang membentuk
konstruksi keislaman secara efektif jika dikelola secara kreatif, tepat sasaran, dan
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap delapan konten
video Tik-Tok Frianimation, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penyajian pesan-pesan keagamaan melalui konten pada akun
Frianimation dilakukan secara kreatif yaitu, melalui pemanfaatan elemen-
elemen visual dan naratif yang relevan dengan konteks kehidupan audiens,
khususnya generasi muda. Proses ini tidak berlangsung secara spontan,
melainkan didukung oleh perencanaan isi konten media sosial, yang
mencakup variasi dan kategori konten, kalender konten, penggunaan
visual yang menarik, pemilihan tagar yang tepat (hashtag), serta
pemanfaatan sampul video sebagai daya tarik awal. Strategi ini secara
keseluruhan bertujuan untuk memperkuat penyampaian pesan dakwah
sekaligus meningkatkan engagement atau keterlibatan audiens terhadap
konten yang disajikan. Pesan-pesan keislaman dikemas secara ringan
namun tetap bermakna, dengan gaya bahasa santai serta animasi yang
menarik secara visual.
2. Konstruksi Islam melalui konten animasi dalam akun Frianimation
dikonstruksi dengan membentuk cara pandang audiens terhadap Islam
sebagai agama yang moderat, kontekstual, dan dapat dipahami melalui
pendekatan budaya populer. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial
dan gaya komunikasi digital, akun ini berhasil menjembatani pesan
dakwah dengan kebutuhan komunikasi era kontemporer. Dengan
demikian, media sosial seperti Tik-Tok tidak hanya menjadi saluran
hiburan, tetapi juga mampu menjadi ruang dakwah yang membentuk
konstruksi keislaman secara efektif jika dikelola secara kreatif, tepat
sasaran, dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, berikut beberapa implikasi
yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi:
1. Bagi para pendakwah dan tokoh agama, disarankan untuk mulai
memanfaatkan platform media sosial seperti Tik-Tok sebagai sarana
dakwah yang relevan dengan kehidupan generasi muda. Pemanfaatan
media ini memungkinkan penyampaian pesan keagamaan dengan
pendekatan yang lebih kreatif, komunikatif, dan mudah diterima oleh
audiens digital.
2. Bagi kreator konten keagamaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam merancang konten dakwah yang tidak hanya
informatif, tetapi juga menarik secara visual dan naratif. Konten yang
disajikan secara sederhana namun kuat secara makna dapat menjadi sarana
efektif untuk membangun pemahaman dan internalisasi nilai-nilai
keislaman.
3. Bagi lembaga keagamaan dan institusi pendidikan Islam, penting untuk
mulai mengembangkan strategi komunikasi dakwah digital, termasuk
pelatihan bagi dai muda dan santri dalam menciptakan konten dakwah
yang adaptif dengan budaya digital dan kebutuhan komunikasi generasi
saat ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi pijakan awal dalam
mengembangkan kajian tentang dakwah digital, khususnya dalam
menganalisis peran framing dan konstruksi nilai-nilai Islam dalam
berbagai jenis media sosial.
Ketersediaan
| SFUD20250011 | 11/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
11/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
