Pengembangan Soft Skill Guna Meningkatkan Daya Saing Lulusan di SMK Negeri 1 Bone
Ayu Aspila/702322021024 - Personal Name
Penelitian ini berjudul Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Soft
Skill Siswa Guna Meningkatkan Daya Saing Lulusan di SMK Negeri 1 Bone. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran layanan bimbingan dan
konseling dalam mendukung pengembangan soft skill siswa, serta untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk soft skill yang ditanamkan melalui layanan tersebut
di lingkungan sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bone. Teknik pengumpulan data
meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan partisipan penelitian terdiri
dari koordinator guru BK, satu siswa kelas X dan XI, serta empat siswa kelas XII dari
jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, layanan bimbingan dan
konseling di SMK Negeri 1 Bone berperan secara signifikan dalam pengembangan
soft skill siswa guna meningkatkan kesiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja dan
studi lanjutan. Peran tersebut direalisasikan melalui berbagai pendekatan, seperti
layanan bimbingan klasikal yang dirancang dengan metode Project-Based Learning
(PjBL), layanan individual dan kelompok, serta kolaborasi dengan organisasi internal
maupun eksternal sekolah seperti Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan
institusi pendidikan tinggi. Kedua, berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator
guru BK dan siswa kelas X, XI, dan XII, bahwa soft skill yang dikembangkan
mencakup empat keterampilan utama yaitu manajemen waktu, komunikasi efektif,
kerja sama tim, dan pemecahan masalah (problem solving). Pengembangan dilakukan
secara bertahap dan disesuaikan dengan tingkat kelas siswa.
Berdasarkan temuan, layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 1
Bone merupakan upaya strategis dalam membentuk lulusan yang siap dan adaptif
menghadapi dunia kerja atau pendidikan lanjutan. Implikasinya, sekolah perlu
mengembangkan program BK yang terstruktur dan berkelanjutan dalam membina soft
skill, serta menjadikannya bagian penting dari pembelajaran untuk meningkatkan
daya saing lulusan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Bimbingan dan Konseling (BK)
dalam pengembangan soft skill siswa guna meningkatkan daya saing lulusan di SMK
Negeri 1 Bone, maka penulis menarik kesimpulan beberapa hal sebagai berikut :
1. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di SMK Negeri 1 Bone memiliki
kontribusi strategis dalam mendukung pengembangan soft skill siswa di SMK
Negeri 1 Bone. Melalui pendekatan sistematis dan berjenjang, layanan BK tidak
hanya memberikan materi dalam bentuk layanan klasikal, tetapi juga menerapkan
metode Project-Based Learning (PjBL) yaitu pembelajaran berbasis proyek yang
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Dengan pendekatan
tersebut, guru BK berhasil menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab,
dan refleksi diri melalui aktivitas nyata seperti penyusunan jurnal kegiatan harian
, pohon waktu dan simulasi manajemen waktu. Layanan bimbingan dan
konseling juga berfungsi sebagai wadah untuk membentuk karakter dan kesiapan
siswa menghadapi tantangan akademik maupun dunia kerja. Pelaksanaannya
dilakukan dalam tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup,
yang semuanya dirancang untuk membangun kesadaran dan kemampuan siswa
dalam mengelola potensi diri secara optimal.
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan siswa, terdapat empat jenis
soft skill utama yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling,
yaitu manajemen waktu, komunikasi efektif, problem solving (pemecahan
masalah), dan kerja sama tim. Keempat keterampilan ini dikembangkan secara
bertahap sesuai dengan tingkat kelas dan kebutuhan siswa. Misalnya, di kelas X
lebih ditekankan pada keterampilan dasar seperti manajemen waktu, sedangkan
di kelas XI dan XII mulai diarahkan pada keterampilan kolaboratif dan
pengambilan keputusan. Penguatan soft skill tersebut dilakukan melalui berbagai
73
media dan metode, termasuk diskusi kelompok, permainan edukatif, tayangan
video, dan tugas proyek kolaboratif. Hasil pengamatan dan pengalaman siswa
menunjukkan bahwa layanan ini memberikan perubahan nyata dalam perilaku
dan cara berpikir siswa, yang pada akhirnya meningkatkan kesiapan mereka
untuk bersaing baik dalam dunia kerja maupun pendidikan lanjutan.
Secara khusus, penelitian ini sejalan dengan teori behaviorisme, terutama
pengkondisian operan B.F. Skinner. Hal ini terbukti dari peran layanan Bimbingan
dan Konseling (BK) yang secara sistematis memberikan stimulus terencana seperti
arahan membuat jurnal, simulasi, dan proyek kolaboratif yang memicu respons
perilaku aktif dari siswa, seperti pengelolaan waktu, komunikasi, pemecahan
masalah, dan kerja sama tim. Kemudian diperkuat melalui reinforcement (penguatan)
positif berupa umpan balik dari guru BK atau konsekuensi keberhasilan yang dialami
siswa, sehingga perilaku soft skill yang diinginkan terbentuk dan terpelihara secara
efektif, berkontribusi pada peningkatan daya saing lulusan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa implikasi penting
yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak:
1. Untuk pihak sekolah, hasil ini mempertegas pentingnya peningkatan peran guru
BK dalam strategi penguatan soft skill. Dukungan institusional sangat
dibutuhkan, baik dari sisi fasilitas, pelatihan guru, maupun kerja sama eksternal
untuk memperkaya program layanan bimbingan dan konseling.
2. Bagi guru BK, hasil ini menjadi motivasi untuk terus mengeksplorasi dan
menerapkan metode yang inovatif dan sesuai dengan konteks kebutuhan siswa.
Metode pembelajaran berbasis Project-Based Learning (PjBL) dapat dijadikan
strategi utama yang dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai aspek soft skill
lainnya, dan diintegrasikan secara terencana dalam program layanan tahunan.
3. Bagi siswa, keberadaan layanan bimbinngan dan konseling menjadi wadah
penting untuk menggali potensi diri dan membentuk sikap positif serta
keterampilan non-teknis yang dibutuhkan dalam kehidupan profesional dan
sosial. Oleh karena itu, keterlibatan aktif dalam setiap layanan bimbingan dan
konseling sangat dianjurkan agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.
4. Untuk peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam
memperluas cakupan penelitian, misalnya dengan membandingkan implementasi
layanan bimbingan dan konseling di sekolah lain atau mengembangkan model
layanan berbasis soft skill secara lebih mendalam dan terstruktur sesuai konteks
pendidikan kejuruan.
Skill Siswa Guna Meningkatkan Daya Saing Lulusan di SMK Negeri 1 Bone. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran layanan bimbingan dan
konseling dalam mendukung pengembangan soft skill siswa, serta untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk soft skill yang ditanamkan melalui layanan tersebut
di lingkungan sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bone. Teknik pengumpulan data
meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan partisipan penelitian terdiri
dari koordinator guru BK, satu siswa kelas X dan XI, serta empat siswa kelas XII dari
jurusan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, layanan bimbingan dan
konseling di SMK Negeri 1 Bone berperan secara signifikan dalam pengembangan
soft skill siswa guna meningkatkan kesiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja dan
studi lanjutan. Peran tersebut direalisasikan melalui berbagai pendekatan, seperti
layanan bimbingan klasikal yang dirancang dengan metode Project-Based Learning
(PjBL), layanan individual dan kelompok, serta kolaborasi dengan organisasi internal
maupun eksternal sekolah seperti Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan
institusi pendidikan tinggi. Kedua, berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator
guru BK dan siswa kelas X, XI, dan XII, bahwa soft skill yang dikembangkan
mencakup empat keterampilan utama yaitu manajemen waktu, komunikasi efektif,
kerja sama tim, dan pemecahan masalah (problem solving). Pengembangan dilakukan
secara bertahap dan disesuaikan dengan tingkat kelas siswa.
Berdasarkan temuan, layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 1
Bone merupakan upaya strategis dalam membentuk lulusan yang siap dan adaptif
menghadapi dunia kerja atau pendidikan lanjutan. Implikasinya, sekolah perlu
mengembangkan program BK yang terstruktur dan berkelanjutan dalam membina soft
skill, serta menjadikannya bagian penting dari pembelajaran untuk meningkatkan
daya saing lulusan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Bimbingan dan Konseling (BK)
dalam pengembangan soft skill siswa guna meningkatkan daya saing lulusan di SMK
Negeri 1 Bone, maka penulis menarik kesimpulan beberapa hal sebagai berikut :
1. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di SMK Negeri 1 Bone memiliki
kontribusi strategis dalam mendukung pengembangan soft skill siswa di SMK
Negeri 1 Bone. Melalui pendekatan sistematis dan berjenjang, layanan BK tidak
hanya memberikan materi dalam bentuk layanan klasikal, tetapi juga menerapkan
metode Project-Based Learning (PjBL) yaitu pembelajaran berbasis proyek yang
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Dengan pendekatan
tersebut, guru BK berhasil menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab,
dan refleksi diri melalui aktivitas nyata seperti penyusunan jurnal kegiatan harian
, pohon waktu dan simulasi manajemen waktu. Layanan bimbingan dan
konseling juga berfungsi sebagai wadah untuk membentuk karakter dan kesiapan
siswa menghadapi tantangan akademik maupun dunia kerja. Pelaksanaannya
dilakukan dalam tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup,
yang semuanya dirancang untuk membangun kesadaran dan kemampuan siswa
dalam mengelola potensi diri secara optimal.
2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan siswa, terdapat empat jenis
soft skill utama yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling,
yaitu manajemen waktu, komunikasi efektif, problem solving (pemecahan
masalah), dan kerja sama tim. Keempat keterampilan ini dikembangkan secara
bertahap sesuai dengan tingkat kelas dan kebutuhan siswa. Misalnya, di kelas X
lebih ditekankan pada keterampilan dasar seperti manajemen waktu, sedangkan
di kelas XI dan XII mulai diarahkan pada keterampilan kolaboratif dan
pengambilan keputusan. Penguatan soft skill tersebut dilakukan melalui berbagai
73
media dan metode, termasuk diskusi kelompok, permainan edukatif, tayangan
video, dan tugas proyek kolaboratif. Hasil pengamatan dan pengalaman siswa
menunjukkan bahwa layanan ini memberikan perubahan nyata dalam perilaku
dan cara berpikir siswa, yang pada akhirnya meningkatkan kesiapan mereka
untuk bersaing baik dalam dunia kerja maupun pendidikan lanjutan.
Secara khusus, penelitian ini sejalan dengan teori behaviorisme, terutama
pengkondisian operan B.F. Skinner. Hal ini terbukti dari peran layanan Bimbingan
dan Konseling (BK) yang secara sistematis memberikan stimulus terencana seperti
arahan membuat jurnal, simulasi, dan proyek kolaboratif yang memicu respons
perilaku aktif dari siswa, seperti pengelolaan waktu, komunikasi, pemecahan
masalah, dan kerja sama tim. Kemudian diperkuat melalui reinforcement (penguatan)
positif berupa umpan balik dari guru BK atau konsekuensi keberhasilan yang dialami
siswa, sehingga perilaku soft skill yang diinginkan terbentuk dan terpelihara secara
efektif, berkontribusi pada peningkatan daya saing lulusan.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa implikasi penting
yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak:
1. Untuk pihak sekolah, hasil ini mempertegas pentingnya peningkatan peran guru
BK dalam strategi penguatan soft skill. Dukungan institusional sangat
dibutuhkan, baik dari sisi fasilitas, pelatihan guru, maupun kerja sama eksternal
untuk memperkaya program layanan bimbingan dan konseling.
2. Bagi guru BK, hasil ini menjadi motivasi untuk terus mengeksplorasi dan
menerapkan metode yang inovatif dan sesuai dengan konteks kebutuhan siswa.
Metode pembelajaran berbasis Project-Based Learning (PjBL) dapat dijadikan
strategi utama yang dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai aspek soft skill
lainnya, dan diintegrasikan secara terencana dalam program layanan tahunan.
3. Bagi siswa, keberadaan layanan bimbinngan dan konseling menjadi wadah
penting untuk menggali potensi diri dan membentuk sikap positif serta
keterampilan non-teknis yang dibutuhkan dalam kehidupan profesional dan
sosial. Oleh karena itu, keterlibatan aktif dalam setiap layanan bimbingan dan
konseling sangat dianjurkan agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.
4. Untuk peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam
memperluas cakupan penelitian, misalnya dengan membandingkan implementasi
layanan bimbingan dan konseling di sekolah lain atau mengembangkan model
layanan berbasis soft skill secara lebih mendalam dan terstruktur sesuai konteks
pendidikan kejuruan.
Ketersediaan
| SFUD20250006 | 06/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
06/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
