Analisis Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus: Desa Ajangpulu Kec. Cina Kab. Bone
Irma Agustina/602022021110 - Personal Name
Penelitian ini membahas pelaksanaan program keluarga harapan (PKH) dan
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di
Desa Ajangpulu, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program PKH dan BLT dilakukan,
serta sejauh mana efektivitas kedua program tersebut dalam membantu peningkatan
kesejahteraan masyarakat penerima manfaat. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan PKH dan BLT di Desa
Ajangpulu sudah tepat sasaran sesuai kriteria penerima manfaat yang ditentukan
pemerintahe dan berjalan sesuai dengan pedoman teknis. (2) Program PKH
berkontribusi dalam meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan bagi keluarga
miskin, sedangkan BLT membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
(2) Namun demikian, pelaksanaan kedua program ini juga menimbulkan beberapa
dampak sosial, seperti kecemburuan dari warga yang tidak menerima bantuan dan
munculnya ketergantungan sebagian penerima terhadap bantuan tanpa adanya upaya
mandiri untuk meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penulis, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Ajangpulu telah
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
Program ini mencakup tiga komponen utama, yaitu pendidikan, kesehatan,
dan kesejahteraan sosial. Pendamping PKH menjalankan perannya dengan
baik melalui edukasi dalam bentuk pertemuan kelompok (P2K2) dan gotong-
royong sebagai bentuk kepedulian sesama lingkungan serta mendorong KPM
untuk memanfaatkan bantuan secara produktif. Beberapa KPM bahkan mulai
merintis usaha kecil dengan memanfaatkan dana bantuan sebagai modal
usaha.
2. Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga berjalan dengan
baik dan peduli terhadap kondisi sosial masyarakat. Program ini ditargetkan
kepada lansia, orang sakit, dan rumah tangga miskin yang tidak menerima
bantuan lain. Penyaluran dilakukan setiap tiga bulan dengan pendekatan yang
fleksibel, bahkan kadang diantar langsung ke rumah penerima, menyesuaikan
dengan kondisi fisik penerima manfaat.
3. Efektivitas program PKH dan BLT dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, PKH efektif dalam membantu meringankan beban ekonomi
keluarga melalui bantuan bersyarat yang mendorong peningkatan akses
tehadap pendidikan dan kesehatan, Program PKH juga memiliki potensi
jangka panjang karena mampu mendorong sebagian KPM untuk mandiri.
secara ekonomi, meskipun masih memerlukan pendampingan lanjutan.
Sementara BLT lebih bersifat membantu secara langsung dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Namun, efektivitas keduanya belum sepenuhnya
optimal. Masih ditemukan beberapa permasalahan seperti ketergantungan dan
kecemburuan sosial. Oleh karena itu, agar program ini benar- benar mampu
meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan, perlu adanya perbaikan
dalam mekanisme pelaksanaan dan pembaruan data secara berkala.
4. Dari sisi komunikasi dan pelaksanaan, kendala yang dihadapi adalah
keterbatasan akses digital bagi sebagian KPM. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan pertemuan langsung dan komunikasi antarwarga. Pendamping dan
aparat desa telah menyesuaikan metode komunikasi secara efektif agar
informasi dapat tersampaikan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Pendamping PKH dan Aparat Desa, diharapkan untuk terus memperkuat
pendekatan edukatif dan meningkatkan frekuensi pendampingan berbasis
kelompok, agar KPM tidak hanya mengandalkan bantuan tetapi juga
berkembang secara mandiri dalam jangka panjang.
2. Bagi Pemerintah Daerah, perlu dilakukan peningkatan dukungan, baik berupa
pelatihan kewirausahaan bagi KPM PKH maupun fasilitas penunjang untuk
lansia penerima BLT, guna menciptakan dampak jangka panjang dalam
pengentasan kemiskinan.
3. Bagi KPM, diharapkan bantuan yang diterima dapat dimanfaatkan secara
bijak dan produktif. Bagi KPM yang memiliki potensi usaha, hendaknya terus
mengembangkan diri agar dapat mandiri secara ekonomi dan pada akhirnya
keluar dari program bantuan secara sukarela.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, disarankan untuk meneliti lebih dalam tentang
dampak jangka panjang program PKH dan BLT terhadap perubahan sosial
ekonomi keluarga, termasuk dalam aspek kemandirian dan pengurangan
ketergantungan terhadap bantuan.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di
Desa Ajangpulu, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program PKH dan BLT dilakukan,
serta sejauh mana efektivitas kedua program tersebut dalam membantu peningkatan
kesejahteraan masyarakat penerima manfaat. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan PKH dan BLT di Desa
Ajangpulu sudah tepat sasaran sesuai kriteria penerima manfaat yang ditentukan
pemerintahe dan berjalan sesuai dengan pedoman teknis. (2) Program PKH
berkontribusi dalam meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan bagi keluarga
miskin, sedangkan BLT membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
(2) Namun demikian, pelaksanaan kedua program ini juga menimbulkan beberapa
dampak sosial, seperti kecemburuan dari warga yang tidak menerima bantuan dan
munculnya ketergantungan sebagian penerima terhadap bantuan tanpa adanya upaya
mandiri untuk meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penulis, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Ajangpulu telah
dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
Program ini mencakup tiga komponen utama, yaitu pendidikan, kesehatan,
dan kesejahteraan sosial. Pendamping PKH menjalankan perannya dengan
baik melalui edukasi dalam bentuk pertemuan kelompok (P2K2) dan gotong-
royong sebagai bentuk kepedulian sesama lingkungan serta mendorong KPM
untuk memanfaatkan bantuan secara produktif. Beberapa KPM bahkan mulai
merintis usaha kecil dengan memanfaatkan dana bantuan sebagai modal
usaha.
2. Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga berjalan dengan
baik dan peduli terhadap kondisi sosial masyarakat. Program ini ditargetkan
kepada lansia, orang sakit, dan rumah tangga miskin yang tidak menerima
bantuan lain. Penyaluran dilakukan setiap tiga bulan dengan pendekatan yang
fleksibel, bahkan kadang diantar langsung ke rumah penerima, menyesuaikan
dengan kondisi fisik penerima manfaat.
3. Efektivitas program PKH dan BLT dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, PKH efektif dalam membantu meringankan beban ekonomi
keluarga melalui bantuan bersyarat yang mendorong peningkatan akses
tehadap pendidikan dan kesehatan, Program PKH juga memiliki potensi
jangka panjang karena mampu mendorong sebagian KPM untuk mandiri.
secara ekonomi, meskipun masih memerlukan pendampingan lanjutan.
Sementara BLT lebih bersifat membantu secara langsung dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Namun, efektivitas keduanya belum sepenuhnya
optimal. Masih ditemukan beberapa permasalahan seperti ketergantungan dan
kecemburuan sosial. Oleh karena itu, agar program ini benar- benar mampu
meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan, perlu adanya perbaikan
dalam mekanisme pelaksanaan dan pembaruan data secara berkala.
4. Dari sisi komunikasi dan pelaksanaan, kendala yang dihadapi adalah
keterbatasan akses digital bagi sebagian KPM. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan pertemuan langsung dan komunikasi antarwarga. Pendamping dan
aparat desa telah menyesuaikan metode komunikasi secara efektif agar
informasi dapat tersampaikan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Pendamping PKH dan Aparat Desa, diharapkan untuk terus memperkuat
pendekatan edukatif dan meningkatkan frekuensi pendampingan berbasis
kelompok, agar KPM tidak hanya mengandalkan bantuan tetapi juga
berkembang secara mandiri dalam jangka panjang.
2. Bagi Pemerintah Daerah, perlu dilakukan peningkatan dukungan, baik berupa
pelatihan kewirausahaan bagi KPM PKH maupun fasilitas penunjang untuk
lansia penerima BLT, guna menciptakan dampak jangka panjang dalam
pengentasan kemiskinan.
3. Bagi KPM, diharapkan bantuan yang diterima dapat dimanfaatkan secara
bijak dan produktif. Bagi KPM yang memiliki potensi usaha, hendaknya terus
mengembangkan diri agar dapat mandiri secara ekonomi dan pada akhirnya
keluar dari program bantuan secara sukarela.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, disarankan untuk meneliti lebih dalam tentang
dampak jangka panjang program PKH dan BLT terhadap perubahan sosial
ekonomi keluarga, termasuk dalam aspek kemandirian dan pengurangan
ketergantungan terhadap bantuan.
Ketersediaan
| SFEBI20250088 | 88/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
88/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
