Strategi Penerapan Green Economy Berbasis Maslahah Dalam Pengelolaan Limbah Pertanian Di Kabupaten Bone (Studi Pada Kelompok Tani An-Nisa Ghoniy)
Berliana Syaputri/602022021014 - Personal Name
Penelitian ini menganalisis strategi penerapan green economy berbasis maslahah
dalam pengelolaan limbah pertanian di Kabupaten Bone, dengan fokus pada
Kelompok Tani An-nisa Ghoniy. Menggunakan analisis SWOT Kuantitatif,
penelitian ini mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
memengaruhi efektivitas strategi. Hasil menunjukkan bahwa kelompok tani
berada pada kuadran I, yang mencerminkan posisi strategis menguntungkan
dengan kekuatan internal dan peluang eksternal yang signifikan. Strategi yang
diusulkan meliputi pemanfaatan hasil panen sesuai kebutuhan pasar, pelatihan
ekonomi hijau, diversifikasi produk, serta pengembangan teknologi pascapanen.
Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa penerapan green economy
berbasis maslahah dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah,
mendukung keberlanjutan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan
kelompok tani.
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
dapat
ditarik
kesimpulan, sebagai berikut :
1. Berdasarkan Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah nilai tertimbang elemen
kekuatan mencapai 2,85, yang berarti bernilai positif dan lebih besar
dibandingkan dengan nilai tertimbang elemen kelemahan yang hanya sebesar
1,94. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh kelompok tani
lebih dominan dibandingkan dengan kelemahannya. Kekuatan ini mencakup
pemanfaatan lahan secara maksimal, hasil panen yang sesuai dengan kebutuhan
pasar, serta hubungan sosial yang solid antar anggota kelompok. Sementara itu,
kelemahan yang menjadi perhatian utama meliputi kurangnya pengetahuan
teknis, rendahnya motivasi anggota, serta keterbatasan dalam adopsi teknologi
modern untuk mendukung produktivitas.
2. Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah nilai tertimbang untuk elemen
peluang mencapai 2,86, yang menunjukkan nilai positif dan lebih tinggi
dibandingkan nilai tertimbang elemen ancaman, yaitu 1,60. Hal ini
mengindikasikan bahwa kelompok tani memiliki peluang yang lebih
besar dibandingkan ancaman yang dihadapinya. Peluang dengan nilai
tertinggi mencakup pelatihan ekonomi hijau yang dapat meningkatkan
keterampilan anggota, dukungan dari pemerintah untuk pengembangan
kelompok tani, perluasan jangkauan pasar, serta penggunaan teknologi
yang lebih efisien untuk mendukung produktivitas.
97
3. Dari hasil analisis IFAS, yang meliputi faktor kekuatan dan kelemahan,
diperoleh total skor sebesar 4,79, sedangkan analisis EFAS, yang
mencakup faktor peluang dan ancaman, menghasilkan total skor sebesar
4,46. Hal ini menunjukkan bahwa faktor internal memiliki nilai total
yang lebih besar dibandingkan faktor eksternal, meskipun selisihnya
relatif kecil, yang mengindikasikan kontribusi yang hampir seimbang
dalam mendukung strategi. Dalam konteks penerapan green economy
berbasis maslahah untuk mengelola limbah pertanian di Kabupaten Bone,
kekuatan internal seperti hubungan sosial yang kuat di antara anggota
kelompok tani dan pemanfaatan limbah sebagai produk bernilai ekonomi
menjadi modal utama. Namun, kelemahan seperti teknologi yang rendah
dan kurangnya pengetahuan teknis perlu segera diatasi untuk
memaksimalkan potensi. Di sisi lain, peluang eksternal seperti dukungan
pemerintah dan meningkatnya permintaan produk ramah lingkungan
harus dimanfaatkan secara optimal, sementara ancaman seperti
persaingan pasar dan kondisi yang tidak stabil harus dikelola dengan
baik. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani,
memperkuat keberlanjutan lingkungan, serta menjadikan Kabupaten
Bone sebagai pelopor dalam pengelolaan limbah pertanian berbasis
ekonomi hijau.
4. Dari hasil analisis IFAS, yang meliputi faktor kekuatan dan kelemahan,
diperoleh total skor sebesar 4,79, sedangkan analisis EFAS, yang
mencakup faktor peluang dan ancaman, menghasilkan total skor sebesar
4,46. Hal ini menunjukkan bahwa faktor internal memiliki nilai total
98
yang lebih besar dibandingkan faktor eksternal, meskipun selisihnya
relatif kecil, yang mengindikasikan kontribusi yang hampir seimbang
dalam mendukung strategi. Dalam konteks penerapan green economy
berbasis maslahah untuk mengelola limbah pertanian di Kabupaten Bone,
kekuatan internal seperti hubungan sosial yang kuat di antara anggota
kelompok tani dan pemanfaatan limbah sebagai produk bernilai ekonomi
menjadi modal utama. Namun, kelemahan seperti teknologi yang rendah
dan kurangnya pengetahuan teknis perlu segera diatasi untuk
memaksimalkan potensi. Di sisi lain, peluang eksternal seperti dukungan
pemerintah dan meningkatnya permintaan produk ramah lingkungan
harus dimanfaatkan secara optimal, sementara ancaman seperti
persaingan pasar dan kondisi yang tidak stabil harus dikelola dengan
baik. Berdasarkan analisis ini, strategi penerapan green economy berada
pada kuadran I dalam diagram Cartesius, yang mengindikasikan bahwa
strategi yang diterapkan harus fokus pada penguatan potensi internal dan
pemanfaatan peluang eksternal. Dengan demikian, diharapkan strategi ini
dapat meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat keberlanjutan
lingkungan, serta menjadikan Kabupaten Bone sebagai pelopor dalam
pengelolaan limbah pertanian berbasis ekonomi hijau.
B. Saran
1. Dinas Ketahanan Pangan sebaiknya memperluas dan memperdalam
program pelatihan terkait penerapan green economy kepada petani dan
kelompok tani. Program ini harus mencakup topik-topik penting seperti
pengelolaan limbah pertanian secara ramah lingkungan, penggunaan
99
teknologi ramah lingkungan, dan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan
dalam praktik pertanian. Dengan meningkatkan kapasitas petani,
diharapkan mereka dapat lebih siap mengelola limbah pertanian untuk
mendukung pertumbuhan sektor pertanian yang berkelanjutan.
2. Dinas Ketahanan Pangan sebaiknya bekerja sama dengan lembaga riset
dan penyedia teknologi untuk memfasilitasi akses petani terhadap
teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan limbah
pertanian. Teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah limbah
pertanian menjadi produk bernilai tinggi seperti kompos atau bioenergi
dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan serta mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan
perlu mendukung inisiatif yang mengarah pada pengurangan
ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan memanfaatkan potensi
energi terbarukan yang berasal dari limbah pertanian.
dalam pengelolaan limbah pertanian di Kabupaten Bone, dengan fokus pada
Kelompok Tani An-nisa Ghoniy. Menggunakan analisis SWOT Kuantitatif,
penelitian ini mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
memengaruhi efektivitas strategi. Hasil menunjukkan bahwa kelompok tani
berada pada kuadran I, yang mencerminkan posisi strategis menguntungkan
dengan kekuatan internal dan peluang eksternal yang signifikan. Strategi yang
diusulkan meliputi pemanfaatan hasil panen sesuai kebutuhan pasar, pelatihan
ekonomi hijau, diversifikasi produk, serta pengembangan teknologi pascapanen.
Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa penerapan green economy
berbasis maslahah dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah,
mendukung keberlanjutan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan
kelompok tani.
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
dapat
ditarik
kesimpulan, sebagai berikut :
1. Berdasarkan Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah nilai tertimbang elemen
kekuatan mencapai 2,85, yang berarti bernilai positif dan lebih besar
dibandingkan dengan nilai tertimbang elemen kelemahan yang hanya sebesar
1,94. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh kelompok tani
lebih dominan dibandingkan dengan kelemahannya. Kekuatan ini mencakup
pemanfaatan lahan secara maksimal, hasil panen yang sesuai dengan kebutuhan
pasar, serta hubungan sosial yang solid antar anggota kelompok. Sementara itu,
kelemahan yang menjadi perhatian utama meliputi kurangnya pengetahuan
teknis, rendahnya motivasi anggota, serta keterbatasan dalam adopsi teknologi
modern untuk mendukung produktivitas.
2. Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah nilai tertimbang untuk elemen
peluang mencapai 2,86, yang menunjukkan nilai positif dan lebih tinggi
dibandingkan nilai tertimbang elemen ancaman, yaitu 1,60. Hal ini
mengindikasikan bahwa kelompok tani memiliki peluang yang lebih
besar dibandingkan ancaman yang dihadapinya. Peluang dengan nilai
tertinggi mencakup pelatihan ekonomi hijau yang dapat meningkatkan
keterampilan anggota, dukungan dari pemerintah untuk pengembangan
kelompok tani, perluasan jangkauan pasar, serta penggunaan teknologi
yang lebih efisien untuk mendukung produktivitas.
97
3. Dari hasil analisis IFAS, yang meliputi faktor kekuatan dan kelemahan,
diperoleh total skor sebesar 4,79, sedangkan analisis EFAS, yang
mencakup faktor peluang dan ancaman, menghasilkan total skor sebesar
4,46. Hal ini menunjukkan bahwa faktor internal memiliki nilai total
yang lebih besar dibandingkan faktor eksternal, meskipun selisihnya
relatif kecil, yang mengindikasikan kontribusi yang hampir seimbang
dalam mendukung strategi. Dalam konteks penerapan green economy
berbasis maslahah untuk mengelola limbah pertanian di Kabupaten Bone,
kekuatan internal seperti hubungan sosial yang kuat di antara anggota
kelompok tani dan pemanfaatan limbah sebagai produk bernilai ekonomi
menjadi modal utama. Namun, kelemahan seperti teknologi yang rendah
dan kurangnya pengetahuan teknis perlu segera diatasi untuk
memaksimalkan potensi. Di sisi lain, peluang eksternal seperti dukungan
pemerintah dan meningkatnya permintaan produk ramah lingkungan
harus dimanfaatkan secara optimal, sementara ancaman seperti
persaingan pasar dan kondisi yang tidak stabil harus dikelola dengan
baik. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani,
memperkuat keberlanjutan lingkungan, serta menjadikan Kabupaten
Bone sebagai pelopor dalam pengelolaan limbah pertanian berbasis
ekonomi hijau.
4. Dari hasil analisis IFAS, yang meliputi faktor kekuatan dan kelemahan,
diperoleh total skor sebesar 4,79, sedangkan analisis EFAS, yang
mencakup faktor peluang dan ancaman, menghasilkan total skor sebesar
4,46. Hal ini menunjukkan bahwa faktor internal memiliki nilai total
98
yang lebih besar dibandingkan faktor eksternal, meskipun selisihnya
relatif kecil, yang mengindikasikan kontribusi yang hampir seimbang
dalam mendukung strategi. Dalam konteks penerapan green economy
berbasis maslahah untuk mengelola limbah pertanian di Kabupaten Bone,
kekuatan internal seperti hubungan sosial yang kuat di antara anggota
kelompok tani dan pemanfaatan limbah sebagai produk bernilai ekonomi
menjadi modal utama. Namun, kelemahan seperti teknologi yang rendah
dan kurangnya pengetahuan teknis perlu segera diatasi untuk
memaksimalkan potensi. Di sisi lain, peluang eksternal seperti dukungan
pemerintah dan meningkatnya permintaan produk ramah lingkungan
harus dimanfaatkan secara optimal, sementara ancaman seperti
persaingan pasar dan kondisi yang tidak stabil harus dikelola dengan
baik. Berdasarkan analisis ini, strategi penerapan green economy berada
pada kuadran I dalam diagram Cartesius, yang mengindikasikan bahwa
strategi yang diterapkan harus fokus pada penguatan potensi internal dan
pemanfaatan peluang eksternal. Dengan demikian, diharapkan strategi ini
dapat meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat keberlanjutan
lingkungan, serta menjadikan Kabupaten Bone sebagai pelopor dalam
pengelolaan limbah pertanian berbasis ekonomi hijau.
B. Saran
1. Dinas Ketahanan Pangan sebaiknya memperluas dan memperdalam
program pelatihan terkait penerapan green economy kepada petani dan
kelompok tani. Program ini harus mencakup topik-topik penting seperti
pengelolaan limbah pertanian secara ramah lingkungan, penggunaan
99
teknologi ramah lingkungan, dan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan
dalam praktik pertanian. Dengan meningkatkan kapasitas petani,
diharapkan mereka dapat lebih siap mengelola limbah pertanian untuk
mendukung pertumbuhan sektor pertanian yang berkelanjutan.
2. Dinas Ketahanan Pangan sebaiknya bekerja sama dengan lembaga riset
dan penyedia teknologi untuk memfasilitasi akses petani terhadap
teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan limbah
pertanian. Teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah limbah
pertanian menjadi produk bernilai tinggi seperti kompos atau bioenergi
dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan serta mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan
perlu mendukung inisiatif yang mengarah pada pengurangan
ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan memanfaatkan potensi
energi terbarukan yang berasal dari limbah pertanian.
Ketersediaan
| SFEBI20250076 | 76/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
76/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
