Pengaruh Penerapan Green Accounting Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusaahan Yang Terdaftar di Index Saham Syariah Indonesia) Tahun 2019 – 2023
Yuni Awalia Mustika/622022021023 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan green accounting
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) selama periode 2019–2023. Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan metode regresi linier sederhana. Sampel terdiri dari 10
perusahaan manufaktur yang dipilih melalui teknik purposive sampling berdasarkan
kriteria tertentu. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan
tahunan dan laporan keuangan perusahaan, dengan variabel independen berupa biaya
lingkungan dan variabel dependen berupa Return on Assets (ROA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan green accounting memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan nilai signifikansi sebesar
0,009. Koefisien determinasi (R²) sebesar 13,4% menunjukkan bahwa green
accounting menjelaskan sebagian kecil variasi kinerja keuangan. Satu dari sepuluh
perusahaan, yaitu PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) menjadi perusahaan
dengan tingkat pengaruh paling signifikan secara statistik dengan nilai R² sebesar
84,8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya lingkungan yang dikeluarkan
perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas jangka pendek yang diperoleh.
Namun demikian, pengeluaran biaya lingkungan juga mencerminkan komitmen
perusahaan dalam menjaga keberlanjutan dan kepatuhan terhadap aspek sosial dan
lingkungan, yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan.
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa biaya lingkungan,
sebagai bagian dari implementasi green accounting, memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui
Return on Assets (ROA). Hasil uji regresi linier parsial menunjukkan nilai
signifikansi 0,009, lebih rendah dari batas 0,05, serta nilai t-hitung -2,729 yang
secara absolut melebihi nilai t-tabel. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis
alternatif terbukti valid, yang menunjukkan bahwa biaya lingkungan
memberikan dampak signifikan terhadap ROA. Koefisien regresi sebesar -
1,327 menegaskan adanya hubungan negatif antara keduanya, yang berarti
semakin besar pengeluaran perusahaan untuk biaya lingkungan, semakin
rendah tingkat pengembalian aset (ROA) yang diperoleh. Penurunan ini dapat
disebabkan oleh meningkatnya beban operasional akibat alokasi dana untuk
kegiatan lingkungan yang dalam jangka pendek belum memberikan imbal balik
finansial yang setara. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa meskipun biaya lingkungan mencerminkan komitmen perusahaan
terhadap tanggung jawab sosial dan keberlanjutan, pengeluaran tersebut masih
dianggap sebagai beban yang menekan profitabilitas perusahaan dalam jangka
pendek.
Dalam penelitian terhadap sepuluh perusahaan manufaktur yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia, ditemukan bahwa green accounting yang diukur
melalui biaya lingkungan memberikan pengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan, yang diwakili oleh Return on Assets (ROA). Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar biaya lingkungan yang dikeluarkan,
semakin menurun tingkat profitabilitas perusahaan, terutama dalam jangka
pendek. Temuan ini sejalan dengan Teori Legitimasi, yang menyatakan bahwa
perusahaan tidak hanya berfokus pada pencapaian keuntungan semata,
melainkan juga berusaha memenuhi ekspektasi masyarakat melalui praktik
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Berdasarkan analisis regresi, PT Solusi
Bangun Indonesia Tbk (SMCB) menunjukkan tingkat pengaruh paling
signifikan secara statistik, sementara PT Akasha Wira International Tbk
(ADES) menunjukkan dampak ekonomi terbesar terhadap ROA. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengeluaran biaya lingkungan menjadi faktor penting
yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Meskipun
hasilnya menunjukkan pengaruh negatif, pengeluaran ini berpotensi
memberikan manfaat jangka panjang jika dikelola secara strategis dan
terintegrasi dengan tujuan keberlanjutan perusahaan.
B. Saran
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan, yang meliputi kendala
waktu, keterbatasan ketersediaan data, serta keterbatasan yang berasal dari
peneliti itu sendiri. Oleh sebab itu, disarankan agar penelitian di masa
mendatang memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Disarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih
banyak dan memperluas cakupan sektor industri, serta mempertimbangkan
variabel lain seperti efisiensi energi, inovasi teknologi hijau, atau skor ESG
67
(Environmental, Social, and Governance) dengan tujuan memperoleh
gambaran yang lebih mendalam mengenai hubungan antara green
accounting dan kinerja keuangan
2. Penelitian ini hanya berlangsung selama lima tahun, dari 2019-2023. Oleh
karena itu, agar temuan peneliti dapat menggambarkan kondisi secara lebih
komprehensif dan mendalam, peneliti selanjutnya harus memperluas
periode penelitian.
3. Bagi perusahaan khususnya sektor manufaktur, perlu mempertimbangkan
pengelolaan biaya lingkungan tidak hanya sebagai bentuk kepatuhan atau
beban, tetapi juga sebagai investasi strategis jangka panjang. Pendekatan
yang lebih proaktif dan terintegrasi dengan strategi bisnis dapat mengubah
biaya lingkungan menjadi sumber keunggulan kompetitif.
4. Bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan dapat melihat
biaya lingkungan sebagai indikator komitmen jangka panjang perusahaan
terhadap keberlanjutan, pihak investor dapat melakukan penilaian dan
meganalisis kinerja perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
C. Implikasi
Hasil penelitian tentang bagaimana penerapan green accounting
berdampak pada kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia memiliki beberapa konsekuensi, seperti berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memperkuat teori legitimasi dalam akuntansi
lingkungan, di mana perusahaan bertanggung jawab kepada masyarakat dan
68
lingkungan sekitar selain kepada pemegang saham. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menggunakan biaya lingkungan sebagai bagian dari
penggunaan akuntansi hijau berdampak negatif dan signifikan terhadap
Return on Assets (ROA). Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab
lingkungan tetap dianggap sebagai tanggung jawab operasional perusahaan
daripada investasi strategis.
2. Implikasi Praktis
Bagi manajemen perusahaan, hasil ini memberikan peringatan
bahwa pengeluaran biaya lingkungan harus direncanakan dan dievaluasi
secara efisien agar tidak mengganggu profitabilitas jangka pendek.
Meskipun manfaat finansial langsung belum terlihat, pengelolaan biaya
lingkungan secara strategis dapat menjadi investasi jangka panjang yang
mendukung reputasi, kepatuhan, dan keberlanjutan perusahaan. Oleh
karena itu, pendekatan terhadap green accounting sebaiknya tidak semata-
mata fokus pada pemenuhan regulasi, dan juga terhadap penciptaan jumlah
dalam jangka panjang.
3. Implikasi Kebijakan
Bagi regulator dan otoritas pasar modal, hasil ini menunjukkan
perlunya kebijakan yang mendorong integrasi akuntansi lingkungan dalam
pelaporan keuangan perusahaan. Pemerintah dapat memberikan insentif
fiskal, seperti pengurangan pajak atau subsidi, untuk perusahaan yang aktif
menerapkan praktik green accounting secara transparan dan bertanggung
jawab. Selain itu, regulator pasar modal dapat mendorong pelaporan
lingkungan sebagai bagian dari pengungkapan wajib untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi.
4. Implikasi untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti yang akan
menyelidiki dampak rekening bersih terhadap kinerja keuangan dalam
jangka panjang. Disarankan untuk memasukkan variabel moderasi atau
mediasi seperti efisiensi operasional, reputasi perusahaan, atau tingkat
kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Selain itu, penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif atau studi longitudinal, menyajikan
perspektif yang lebih dalam mengenai kapan dan bagaimana akuntansi hijau
membantu kinerja bisnis.
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) selama periode 2019–2023. Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan metode regresi linier sederhana. Sampel terdiri dari 10
perusahaan manufaktur yang dipilih melalui teknik purposive sampling berdasarkan
kriteria tertentu. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan
tahunan dan laporan keuangan perusahaan, dengan variabel independen berupa biaya
lingkungan dan variabel dependen berupa Return on Assets (ROA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan green accounting memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan nilai signifikansi sebesar
0,009. Koefisien determinasi (R²) sebesar 13,4% menunjukkan bahwa green
accounting menjelaskan sebagian kecil variasi kinerja keuangan. Satu dari sepuluh
perusahaan, yaitu PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) menjadi perusahaan
dengan tingkat pengaruh paling signifikan secara statistik dengan nilai R² sebesar
84,8%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya lingkungan yang dikeluarkan
perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas jangka pendek yang diperoleh.
Namun demikian, pengeluaran biaya lingkungan juga mencerminkan komitmen
perusahaan dalam menjaga keberlanjutan dan kepatuhan terhadap aspek sosial dan
lingkungan, yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan.
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa biaya lingkungan,
sebagai bagian dari implementasi green accounting, memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui
Return on Assets (ROA). Hasil uji regresi linier parsial menunjukkan nilai
signifikansi 0,009, lebih rendah dari batas 0,05, serta nilai t-hitung -2,729 yang
secara absolut melebihi nilai t-tabel. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis
alternatif terbukti valid, yang menunjukkan bahwa biaya lingkungan
memberikan dampak signifikan terhadap ROA. Koefisien regresi sebesar -
1,327 menegaskan adanya hubungan negatif antara keduanya, yang berarti
semakin besar pengeluaran perusahaan untuk biaya lingkungan, semakin
rendah tingkat pengembalian aset (ROA) yang diperoleh. Penurunan ini dapat
disebabkan oleh meningkatnya beban operasional akibat alokasi dana untuk
kegiatan lingkungan yang dalam jangka pendek belum memberikan imbal balik
finansial yang setara. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa meskipun biaya lingkungan mencerminkan komitmen perusahaan
terhadap tanggung jawab sosial dan keberlanjutan, pengeluaran tersebut masih
dianggap sebagai beban yang menekan profitabilitas perusahaan dalam jangka
pendek.
Dalam penelitian terhadap sepuluh perusahaan manufaktur yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia, ditemukan bahwa green accounting yang diukur
melalui biaya lingkungan memberikan pengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan, yang diwakili oleh Return on Assets (ROA). Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin besar biaya lingkungan yang dikeluarkan,
semakin menurun tingkat profitabilitas perusahaan, terutama dalam jangka
pendek. Temuan ini sejalan dengan Teori Legitimasi, yang menyatakan bahwa
perusahaan tidak hanya berfokus pada pencapaian keuntungan semata,
melainkan juga berusaha memenuhi ekspektasi masyarakat melalui praktik
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Berdasarkan analisis regresi, PT Solusi
Bangun Indonesia Tbk (SMCB) menunjukkan tingkat pengaruh paling
signifikan secara statistik, sementara PT Akasha Wira International Tbk
(ADES) menunjukkan dampak ekonomi terbesar terhadap ROA. Hal ini
mengindikasikan bahwa pengeluaran biaya lingkungan menjadi faktor penting
yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Meskipun
hasilnya menunjukkan pengaruh negatif, pengeluaran ini berpotensi
memberikan manfaat jangka panjang jika dikelola secara strategis dan
terintegrasi dengan tujuan keberlanjutan perusahaan.
B. Saran
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan, yang meliputi kendala
waktu, keterbatasan ketersediaan data, serta keterbatasan yang berasal dari
peneliti itu sendiri. Oleh sebab itu, disarankan agar penelitian di masa
mendatang memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Disarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih
banyak dan memperluas cakupan sektor industri, serta mempertimbangkan
variabel lain seperti efisiensi energi, inovasi teknologi hijau, atau skor ESG
67
(Environmental, Social, and Governance) dengan tujuan memperoleh
gambaran yang lebih mendalam mengenai hubungan antara green
accounting dan kinerja keuangan
2. Penelitian ini hanya berlangsung selama lima tahun, dari 2019-2023. Oleh
karena itu, agar temuan peneliti dapat menggambarkan kondisi secara lebih
komprehensif dan mendalam, peneliti selanjutnya harus memperluas
periode penelitian.
3. Bagi perusahaan khususnya sektor manufaktur, perlu mempertimbangkan
pengelolaan biaya lingkungan tidak hanya sebagai bentuk kepatuhan atau
beban, tetapi juga sebagai investasi strategis jangka panjang. Pendekatan
yang lebih proaktif dan terintegrasi dengan strategi bisnis dapat mengubah
biaya lingkungan menjadi sumber keunggulan kompetitif.
4. Bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan dapat melihat
biaya lingkungan sebagai indikator komitmen jangka panjang perusahaan
terhadap keberlanjutan, pihak investor dapat melakukan penilaian dan
meganalisis kinerja perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
C. Implikasi
Hasil penelitian tentang bagaimana penerapan green accounting
berdampak pada kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia memiliki beberapa konsekuensi, seperti berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memperkuat teori legitimasi dalam akuntansi
lingkungan, di mana perusahaan bertanggung jawab kepada masyarakat dan
68
lingkungan sekitar selain kepada pemegang saham. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menggunakan biaya lingkungan sebagai bagian dari
penggunaan akuntansi hijau berdampak negatif dan signifikan terhadap
Return on Assets (ROA). Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab
lingkungan tetap dianggap sebagai tanggung jawab operasional perusahaan
daripada investasi strategis.
2. Implikasi Praktis
Bagi manajemen perusahaan, hasil ini memberikan peringatan
bahwa pengeluaran biaya lingkungan harus direncanakan dan dievaluasi
secara efisien agar tidak mengganggu profitabilitas jangka pendek.
Meskipun manfaat finansial langsung belum terlihat, pengelolaan biaya
lingkungan secara strategis dapat menjadi investasi jangka panjang yang
mendukung reputasi, kepatuhan, dan keberlanjutan perusahaan. Oleh
karena itu, pendekatan terhadap green accounting sebaiknya tidak semata-
mata fokus pada pemenuhan regulasi, dan juga terhadap penciptaan jumlah
dalam jangka panjang.
3. Implikasi Kebijakan
Bagi regulator dan otoritas pasar modal, hasil ini menunjukkan
perlunya kebijakan yang mendorong integrasi akuntansi lingkungan dalam
pelaporan keuangan perusahaan. Pemerintah dapat memberikan insentif
fiskal, seperti pengurangan pajak atau subsidi, untuk perusahaan yang aktif
menerapkan praktik green accounting secara transparan dan bertanggung
jawab. Selain itu, regulator pasar modal dapat mendorong pelaporan
lingkungan sebagai bagian dari pengungkapan wajib untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi.
4. Implikasi untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti yang akan
menyelidiki dampak rekening bersih terhadap kinerja keuangan dalam
jangka panjang. Disarankan untuk memasukkan variabel moderasi atau
mediasi seperti efisiensi operasional, reputasi perusahaan, atau tingkat
kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Selain itu, penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif atau studi longitudinal, menyajikan
perspektif yang lebih dalam mengenai kapan dan bagaimana akuntansi hijau
membantu kinerja bisnis.
Ketersediaan
| SFEBI20250059 | 59/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
59/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
