Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap Fitur Paylater Dan Perilaku Impulse Buying Pengguna E-Commerce Konsumen Muslim Di Kabupaten Bone
Sinta Aprilia Putri/.602022021091 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana komponen technology
acceptance model mempengaruhi atau tidak penggunaan metode pembayaran paylater
di e-commerce dan untuk mengetahui apakah komponen technology acceptance model
berpengaruh terhadap perilaku impulse buying di e-commerce. Pengguna e-commerce
di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Penting untuk mengetahui apakah
tingginya penggunaan e-commerce ini ada kaitannya dengan kemudahan teknologi
yang ditawarkan, seperti dengan adanya fitur paylater yang disediakan e-commerce.
Selain itu, perlu diketahui apakah kemudahan penggunaan teknologi mampu
mempengaruhi tingkat impulse buying, terutama pada konsumen muslim. Pada
penelitian ini populasinya ialah pengguna e-commerce yang menggunakan atau pernah
menggunakan fitur paylater pada e-commerce, berusia 17-59 tahun, beragama Islam,
berdomisili di kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan menggunakan WarpPLS
7.0. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penggun paylater konsumen muslim pada ecommerce tidak sepenuhnya karena kemudahan penggunaan teknologi. begitu pula
dengan perilaku impulse buying tidak sepenuhnya karena kemudahan teknologi.
Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan serta tidak mengeksplorasi faktor
mediasi atau moderasi yang mumpuni. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya
disarankan untuk menambah variabel mediasi atau moderasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis Technology
Acceptance Model (TAM) terhadap fitur paylater dan perilaku impulsie buying
pengguna e-commerce konsumen Muslim di Kabupaten Bone, melibatkan 100
responden Muslim yang berdomisili di Kabupaten Bone dan pernah menggunakan
layanan paylater di e-commerce. Mayoritas responden adalah perempuan, berusia
17-27 tahun, berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa, dengan platform ecommerce yang paling banyak digunakan untuk layanan paylater adalah Shopee.
Dari delapan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, empat hipotesis
diterima dan empat hipotesis ditolak, dengan rincian:
1. Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap penggunaan fitur paylater pada ecommerce karena pengguna paylater konsumen muslim cenderung
menggunakan layanan bila fitur mudah dipahami dan digunakan.
2. Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap fitur paylater pada ecommerce karena pengguna paylater konsumen muslim tidak
mempertimbangkan atau terikat pada kegunaan suatu teknologi.
3. Attitude Toward Using berpengaruh terhadap penggunaan fitur paylater pada
e-commerce karena pengguna paylater konsumen muslim merasakan manfaat
dalam memenuhi kebutuhannya melalui fitur paylater di e-commerce.
4. Behavioral Intention to Use tidak berpengaruh terhadap penggunaan fitur
paylater pada e-commerce karena pengguna paylater konsumen muslim ragu
menggunakan kembali fitur paylater dengan beberapa pertimbangan seperti
risiko bunga atau denda.
5. Perceived Ease of Use tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku impulse
buying pada e-commerce. Hal ini menjelaskan bahwa perilaku impulse buying
pada konsumen muslim dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor emosional
dan faktor pemasaran.
6. Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap perilaku impulse buying pada
e-commerce karena konsumen Muslim pengguna e-commerce tidak mudah
tergoda untuk melakukan pembelian impulsif hanya karena e-commerce
memiliki manfaat yang bisa memenuhi kebutuhan penggunanya.
7. Attitude Toward Using berpengaruh terhadap perilaku impulse buying karena
sikap positif pada suatu e-commerce dapat memperkirakan pengguna untuk
melakukan pembelian impulsif.
8. Behavioral intention to Use berpengaruh terhadap perilaku Impulse buying
karena pembelian impulsif di e-commerce bisa terjadi karena adanya niat
pengguna untuk melakukannya.
B. Implikasi
Memberikan implikasi bahwa kemudahan penggunaan dan sikap positif
terhadap fitur paylater berkontribusi signifikan terhadap keputusan penggunaan
layanan oleh konsumen Muslim, sementara persepsi terhadap kebermanfaatan dan
niat untuk menggunakan tidak secara langsung memengaruhi penggunaan, yang
mengindikasikan bahwa penerimaan teknologi pada konteks ini lebih dipengaruhi
oleh faktor psikologis dan preferensi individu.
Adapun dalam konteks perilaku pembelian impulsif, temuan menunjukkan
bahwa sikap dan intensi berperan lebih dominan dibandingkan persepsi kemudahan
maupun kegunaan, sehingga pihak penyedia layanan e-commerce perlu
mempertimbangkan strategi pemasaran yang tidak hanya berorientasi pada fitur
teknologi, tetapi juga memperhatikan aspek emosional pengguna secara etis. Di sisi
lain, implikasi bagi regulator dan institusi pendidikan mengarah pada pentingnya
peningkatan literasi keuangan yang berlandaskan nilai-nilai syariah guna
mendorong perilaku konsumsi yang lebih bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam.
C. Saran
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat lebih memperhatikan dan
memperluas indikator yang digunakan agar analisis menjadi lebih komprehensif.
Kedua, disarankan untuk menggunakan variabel lain yang lebih relevan dan
mampu menjelaskan perilaku impulsie buying di e-commerce secara lebih
mendalam. Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi sebagai referensi dan
sumber bacaan untuk riset-riset berikutnya yang membahas isu sejenis. Terakhir,
bagi calon pengguna yang tertarik memanfaatkan fitur paylater di e-commerce,
diharapkan lebih memperhatikan aspek riba dan prinsip syariah yang terkait
dengan layanan paylater agar penggunaannya sesuai dengan nilai-nilai agama.
acceptance model mempengaruhi atau tidak penggunaan metode pembayaran paylater
di e-commerce dan untuk mengetahui apakah komponen technology acceptance model
berpengaruh terhadap perilaku impulse buying di e-commerce. Pengguna e-commerce
di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Penting untuk mengetahui apakah
tingginya penggunaan e-commerce ini ada kaitannya dengan kemudahan teknologi
yang ditawarkan, seperti dengan adanya fitur paylater yang disediakan e-commerce.
Selain itu, perlu diketahui apakah kemudahan penggunaan teknologi mampu
mempengaruhi tingkat impulse buying, terutama pada konsumen muslim. Pada
penelitian ini populasinya ialah pengguna e-commerce yang menggunakan atau pernah
menggunakan fitur paylater pada e-commerce, berusia 17-59 tahun, beragama Islam,
berdomisili di kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan menggunakan WarpPLS
7.0. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penggun paylater konsumen muslim pada ecommerce tidak sepenuhnya karena kemudahan penggunaan teknologi. begitu pula
dengan perilaku impulse buying tidak sepenuhnya karena kemudahan teknologi.
Penelitian ini terbatas pada variabel yang digunakan serta tidak mengeksplorasi faktor
mediasi atau moderasi yang mumpuni. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya
disarankan untuk menambah variabel mediasi atau moderasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis Technology
Acceptance Model (TAM) terhadap fitur paylater dan perilaku impulsie buying
pengguna e-commerce konsumen Muslim di Kabupaten Bone, melibatkan 100
responden Muslim yang berdomisili di Kabupaten Bone dan pernah menggunakan
layanan paylater di e-commerce. Mayoritas responden adalah perempuan, berusia
17-27 tahun, berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa, dengan platform ecommerce yang paling banyak digunakan untuk layanan paylater adalah Shopee.
Dari delapan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, empat hipotesis
diterima dan empat hipotesis ditolak, dengan rincian:
1. Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap penggunaan fitur paylater pada ecommerce karena pengguna paylater konsumen muslim cenderung
menggunakan layanan bila fitur mudah dipahami dan digunakan.
2. Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap fitur paylater pada ecommerce karena pengguna paylater konsumen muslim tidak
mempertimbangkan atau terikat pada kegunaan suatu teknologi.
3. Attitude Toward Using berpengaruh terhadap penggunaan fitur paylater pada
e-commerce karena pengguna paylater konsumen muslim merasakan manfaat
dalam memenuhi kebutuhannya melalui fitur paylater di e-commerce.
4. Behavioral Intention to Use tidak berpengaruh terhadap penggunaan fitur
paylater pada e-commerce karena pengguna paylater konsumen muslim ragu
menggunakan kembali fitur paylater dengan beberapa pertimbangan seperti
risiko bunga atau denda.
5. Perceived Ease of Use tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku impulse
buying pada e-commerce. Hal ini menjelaskan bahwa perilaku impulse buying
pada konsumen muslim dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor emosional
dan faktor pemasaran.
6. Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap perilaku impulse buying pada
e-commerce karena konsumen Muslim pengguna e-commerce tidak mudah
tergoda untuk melakukan pembelian impulsif hanya karena e-commerce
memiliki manfaat yang bisa memenuhi kebutuhan penggunanya.
7. Attitude Toward Using berpengaruh terhadap perilaku impulse buying karena
sikap positif pada suatu e-commerce dapat memperkirakan pengguna untuk
melakukan pembelian impulsif.
8. Behavioral intention to Use berpengaruh terhadap perilaku Impulse buying
karena pembelian impulsif di e-commerce bisa terjadi karena adanya niat
pengguna untuk melakukannya.
B. Implikasi
Memberikan implikasi bahwa kemudahan penggunaan dan sikap positif
terhadap fitur paylater berkontribusi signifikan terhadap keputusan penggunaan
layanan oleh konsumen Muslim, sementara persepsi terhadap kebermanfaatan dan
niat untuk menggunakan tidak secara langsung memengaruhi penggunaan, yang
mengindikasikan bahwa penerimaan teknologi pada konteks ini lebih dipengaruhi
oleh faktor psikologis dan preferensi individu.
Adapun dalam konteks perilaku pembelian impulsif, temuan menunjukkan
bahwa sikap dan intensi berperan lebih dominan dibandingkan persepsi kemudahan
maupun kegunaan, sehingga pihak penyedia layanan e-commerce perlu
mempertimbangkan strategi pemasaran yang tidak hanya berorientasi pada fitur
teknologi, tetapi juga memperhatikan aspek emosional pengguna secara etis. Di sisi
lain, implikasi bagi regulator dan institusi pendidikan mengarah pada pentingnya
peningkatan literasi keuangan yang berlandaskan nilai-nilai syariah guna
mendorong perilaku konsumsi yang lebih bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam.
C. Saran
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat lebih memperhatikan dan
memperluas indikator yang digunakan agar analisis menjadi lebih komprehensif.
Kedua, disarankan untuk menggunakan variabel lain yang lebih relevan dan
mampu menjelaskan perilaku impulsie buying di e-commerce secara lebih
mendalam. Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi sebagai referensi dan
sumber bacaan untuk riset-riset berikutnya yang membahas isu sejenis. Terakhir,
bagi calon pengguna yang tertarik memanfaatkan fitur paylater di e-commerce,
diharapkan lebih memperhatikan aspek riba dan prinsip syariah yang terkait
dengan layanan paylater agar penggunaannya sesuai dengan nilai-nilai agama.
Ketersediaan
| SFEBI20250040 | 40/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
40/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
