Perbandingan Perilaku Zuhud dalam Konsumsi Produk Eco Friendly di Kalangan Generasi Milenial dengan Generasi Z di Watampone
Rezki Ananda Putra/602022021032 - Personal Name
Penelitian ini menganalisis perbedaan perilaku zuhud antara generasi Milenial dan Z
dalam konsumsi produk ramah lingkungan (eco-friendly) di Watampone, dengan latar
belakang nilai tradisional dan kesadaran lingkungan yang kuat. Zuhud dimaknai
sebagai pengalihan dari kesenangan material ke tujuan yang lebih bermakna, termasuk
dalam konsumsi produk eco-friendly. Survei dilakukan terhadap 80 responden di
Tanete Riattang, Watampone, menggunakan skala Likert dan dianalisis dengan
perangkat statistik SPSS 27 (Statistical Package for Social Sciences). Menggunakan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini mengeksplorasi tiga faktor utama yang
memengaruhi perilaku konsumen: solidaritas sosial, pengelolaan sumber daya, dan
edukasi lingkungan. Solidaritas sosial mencerminkan kepedulian kolektif pada
kesejahteraan lingkungan, pengelolaan sumber daya menekankan pemakaian bahan
berkelanjutan, dan edukasi lingkungan berperan dalam meningkatkan kesadaran
publik. Untuk memahami pembentukan pola konsumsi, penelitian ini menggunakan
Teori Perbedaan Generasi dan Value Belief Norm Theory
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapar ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh konsep perilaku zuhud dalam konsumsi produk eco-friendly
antara Generasi Milenial dan Generasi Z terlihat jelas. Generasi Milenial
cenderung lebih mengadopsi perilaku zuhud, didorong oleh kesadaran
tinggi terhadap isu lingkungan dan etika konsumsi, sehingga mereka
memilih produk ramah lingkungan untuk hidup lebih sederhana.
Sebaliknya, Generasi Z menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan
tetapi memiliki tingkat zuhud yang lebih rendah, dengan fokus pada inovasi
dan tren yang dipengaruhi teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa bagi
Milenial, nilai-nilai spiritual dan etika lebih berperan dalam perilaku
konsumsi, sementara Generasi Z lebih dipengaruhi oleh faktor praktis dan
gaya hidup modern.
2. Perbandingan perilaku zuhud dalam konsumsi produk eco friendly
dikalangan Generasi Milenial dengan Generasi Z. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan signifikan antara Generasi Milenial dan Generasi
Z dalam perhatian terhadap keamanan dan keberlanjutan produk. Generasi
Milenial lebih memperhatikan kandungan bahan kimia berbahaya dan
sertifikasi ramah lingkungan. Mereka cenderung melakukan penelitian
mendalam sebelum membeli dan mempertimbangkan dampak pilihan
mereka terhadap kesehatan dan lingkungan. Sebaliknya, Generasi Z
menunjukkan perhatian lebih rendah terhadap aspek tersebut, lebih fokus
pada harga dan tren. Perbedaan ini mencerminkan variasi prioritas dalam
kehidupan sehari-hari, di mana keberlanjutan menjadi perhatian utama bagi
Milenial. Sebaliknya, aksesibilitas dan kenyamanan lebih mendominasi
bagi Generasi Z. Memahami perbedaan ini penting bagi produsen dan
pemasar untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat.
3. Penelitian ini menemukan perbedaan signifikan dalam perilaku zuhud
terkait konsumsi produk eco-friendly antara Generasi Milenial dan Generasi
Z, berdasarkan uji statistik yang dilakukan. Nilai p-value sebesar 0,000 pada
uji dua sisi menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan pada tingkat
kepercayaan 99%. Hasil ini menolak hipotesis nol (H0) dan menerima
hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa perbedaan perilaku antara
kedua generasi tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Generasi Milenial
menunjukkan tingkat perilaku zuhud yang lebih tinggi dibandingkan
Generasi Z, dengan selisih rata-rata sebesar 990.000, yang mengindikasikan
kesadaran yang lebih besar terhadap pengurangan konsumsi berlebihan
serta preferensi terhadap produk ramah lingkungan. Nilai Standard Error
Difference sebesar 0.86059 mencerminkan akurasi dan reliabilitas yang
tinggi dari perbedaan yang ditemukan. Hasil penelitian ini menegaskan
bahwa Generasi Milenial lebih cenderung menunjukkan perilaku konsumsi
yang selaras dengan prinsip-prinsip zuhud dibandingkan Generasi Z dalam
konteks konsumsi produk ramah lingkungan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Peningkatan Edukasi Lingkungan, pemerintah dan organisasi lingkungan
dapat merancang program edukasi yang menyasar Generasi Z untuk
meningkatkan pemahaman mereka terhadap pentingnya konsumsi produk
ramah lingkungan. Program ini dapat berupa seminar, kampanye sosial
media, serta integrasi materi terkait keberlanjutan lingkungan dalam
kurikulum pendidikan.
2. Sertifikasi Ramah Lingkungan, produsen produk ramah lingkungan perlu
lebih aktif dalam menyertakan label sertifikasi ramah lingkungan yang
jelas dan mudah dipahami pada produk mereka. Langkah ini diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya Generasi Z, dalam
memilih produk yang lebih aman dan sesuai dengan prinsip keberlanjutan.
3. Pemberdayaan Media Sosial dan Influencer, menggunakan media sosial
dan influencer yang berpengaruh di kalangan Generasi Z dapat menjadi
strategi efektif untuk mempromosikan gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan. Konten yang dibuat harus bersifat edukatif namun tetap
menarik, dengan menyertakan informasi terkait dampak positif konsumsi
produk ramah lingkungan terhadap lingkungan dan masyarakat.
C. Saran
Berdasarkan hasil rekomendasi di atas, dapat ditarik beberapa saran
sebagai berikut:
1. Mengembangkan Kebijakan Insentif: Pembuat kebijakan sebaiknya
mempertimbangkan pemberian insentif seperti potongan harga atau
cashback bagi konsumen, khususnya Generasi Z, yang membeli produk
ramah lingkungan. Hal ini dapat mendorong minat dan keterlibatan
generasi muda dalam konsumsi produk yang lebih berkelanjutan.
2. Memperkuat Penelitian Lanjutan: Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
memahami faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumsi
ramah lingkungan, seperti pengaruh keluarga, teman sebaya, atau media.
Selain itu, penting untuk mengeksplorasi peran teknologi dan inovasi
dalam mendorong perilaku konsumsi yang lebih berkelanjutan.
3. Pelatihan dan Workshop: Mengadakan pelatihan atau workshop yang
mengajarkan cara mengenali produk ramah lingkungan, membaca label
bahan kimia berbahaya, serta memahami sertifikasi lingkungan dapat
menjadi solusi untuk meningkatkan literasi lingkungan di kalangan
Generasi Z.
D. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat ditarik implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur
perilaku konsumen, khususnya dalam konteks perbandingan generasi terkait
konsumsi produk ramah lingkungan. Temuan bahwa Generasi Milenial
memiliki tingkat perilaku zuhud yang lebih tinggi dibandingkan Generasi Z
mengindikasikan bahwa generasi yang lebih tua lebih sensitif terhadap isu
lingkungan, yang dapat dihubungkan dengan pengalaman sosial dan paparan
informasi yang berbeda.
2. Implikasi Praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemasar dan
produsen produk eco-friendly untuk menyusun strategi pemasaran yang lebih
efektif bagi kedua segmen generasi. Generasi Milenial cenderung lebih
menghargai informasi mengenai bahan-bahan berbahaya dan sertifikasi
lingkungan, sedangkan Generasi Z mungkin lebih responsif terhadap
pendekatan visual dan narasi yang menonjolkan dampak sosial.
3. Implikasi Kebijakan, pemerintah dapat menggunakan temuan ini sebagai dasar
untuk mengembangkan kebijakan lingkungan yang lebih terarah. Misalnya,
regulasi terkait sertifikasi lingkungan dapat diperketat untuk memastikan
bahwa produk yang beredar di pasaran benar-benar memenuhi standar
keberlanjutan, yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen
dari berbagai generasi.
dalam konsumsi produk ramah lingkungan (eco-friendly) di Watampone, dengan latar
belakang nilai tradisional dan kesadaran lingkungan yang kuat. Zuhud dimaknai
sebagai pengalihan dari kesenangan material ke tujuan yang lebih bermakna, termasuk
dalam konsumsi produk eco-friendly. Survei dilakukan terhadap 80 responden di
Tanete Riattang, Watampone, menggunakan skala Likert dan dianalisis dengan
perangkat statistik SPSS 27 (Statistical Package for Social Sciences). Menggunakan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini mengeksplorasi tiga faktor utama yang
memengaruhi perilaku konsumen: solidaritas sosial, pengelolaan sumber daya, dan
edukasi lingkungan. Solidaritas sosial mencerminkan kepedulian kolektif pada
kesejahteraan lingkungan, pengelolaan sumber daya menekankan pemakaian bahan
berkelanjutan, dan edukasi lingkungan berperan dalam meningkatkan kesadaran
publik. Untuk memahami pembentukan pola konsumsi, penelitian ini menggunakan
Teori Perbedaan Generasi dan Value Belief Norm Theory
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapar ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh konsep perilaku zuhud dalam konsumsi produk eco-friendly
antara Generasi Milenial dan Generasi Z terlihat jelas. Generasi Milenial
cenderung lebih mengadopsi perilaku zuhud, didorong oleh kesadaran
tinggi terhadap isu lingkungan dan etika konsumsi, sehingga mereka
memilih produk ramah lingkungan untuk hidup lebih sederhana.
Sebaliknya, Generasi Z menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan
tetapi memiliki tingkat zuhud yang lebih rendah, dengan fokus pada inovasi
dan tren yang dipengaruhi teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa bagi
Milenial, nilai-nilai spiritual dan etika lebih berperan dalam perilaku
konsumsi, sementara Generasi Z lebih dipengaruhi oleh faktor praktis dan
gaya hidup modern.
2. Perbandingan perilaku zuhud dalam konsumsi produk eco friendly
dikalangan Generasi Milenial dengan Generasi Z. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan signifikan antara Generasi Milenial dan Generasi
Z dalam perhatian terhadap keamanan dan keberlanjutan produk. Generasi
Milenial lebih memperhatikan kandungan bahan kimia berbahaya dan
sertifikasi ramah lingkungan. Mereka cenderung melakukan penelitian
mendalam sebelum membeli dan mempertimbangkan dampak pilihan
mereka terhadap kesehatan dan lingkungan. Sebaliknya, Generasi Z
menunjukkan perhatian lebih rendah terhadap aspek tersebut, lebih fokus
pada harga dan tren. Perbedaan ini mencerminkan variasi prioritas dalam
kehidupan sehari-hari, di mana keberlanjutan menjadi perhatian utama bagi
Milenial. Sebaliknya, aksesibilitas dan kenyamanan lebih mendominasi
bagi Generasi Z. Memahami perbedaan ini penting bagi produsen dan
pemasar untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat.
3. Penelitian ini menemukan perbedaan signifikan dalam perilaku zuhud
terkait konsumsi produk eco-friendly antara Generasi Milenial dan Generasi
Z, berdasarkan uji statistik yang dilakukan. Nilai p-value sebesar 0,000 pada
uji dua sisi menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan pada tingkat
kepercayaan 99%. Hasil ini menolak hipotesis nol (H0) dan menerima
hipotesis alternatif (Ha), yang berarti bahwa perbedaan perilaku antara
kedua generasi tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Generasi Milenial
menunjukkan tingkat perilaku zuhud yang lebih tinggi dibandingkan
Generasi Z, dengan selisih rata-rata sebesar 990.000, yang mengindikasikan
kesadaran yang lebih besar terhadap pengurangan konsumsi berlebihan
serta preferensi terhadap produk ramah lingkungan. Nilai Standard Error
Difference sebesar 0.86059 mencerminkan akurasi dan reliabilitas yang
tinggi dari perbedaan yang ditemukan. Hasil penelitian ini menegaskan
bahwa Generasi Milenial lebih cenderung menunjukkan perilaku konsumsi
yang selaras dengan prinsip-prinsip zuhud dibandingkan Generasi Z dalam
konteks konsumsi produk ramah lingkungan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Peningkatan Edukasi Lingkungan, pemerintah dan organisasi lingkungan
dapat merancang program edukasi yang menyasar Generasi Z untuk
meningkatkan pemahaman mereka terhadap pentingnya konsumsi produk
ramah lingkungan. Program ini dapat berupa seminar, kampanye sosial
media, serta integrasi materi terkait keberlanjutan lingkungan dalam
kurikulum pendidikan.
2. Sertifikasi Ramah Lingkungan, produsen produk ramah lingkungan perlu
lebih aktif dalam menyertakan label sertifikasi ramah lingkungan yang
jelas dan mudah dipahami pada produk mereka. Langkah ini diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya Generasi Z, dalam
memilih produk yang lebih aman dan sesuai dengan prinsip keberlanjutan.
3. Pemberdayaan Media Sosial dan Influencer, menggunakan media sosial
dan influencer yang berpengaruh di kalangan Generasi Z dapat menjadi
strategi efektif untuk mempromosikan gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan. Konten yang dibuat harus bersifat edukatif namun tetap
menarik, dengan menyertakan informasi terkait dampak positif konsumsi
produk ramah lingkungan terhadap lingkungan dan masyarakat.
C. Saran
Berdasarkan hasil rekomendasi di atas, dapat ditarik beberapa saran
sebagai berikut:
1. Mengembangkan Kebijakan Insentif: Pembuat kebijakan sebaiknya
mempertimbangkan pemberian insentif seperti potongan harga atau
cashback bagi konsumen, khususnya Generasi Z, yang membeli produk
ramah lingkungan. Hal ini dapat mendorong minat dan keterlibatan
generasi muda dalam konsumsi produk yang lebih berkelanjutan.
2. Memperkuat Penelitian Lanjutan: Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
memahami faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumsi
ramah lingkungan, seperti pengaruh keluarga, teman sebaya, atau media.
Selain itu, penting untuk mengeksplorasi peran teknologi dan inovasi
dalam mendorong perilaku konsumsi yang lebih berkelanjutan.
3. Pelatihan dan Workshop: Mengadakan pelatihan atau workshop yang
mengajarkan cara mengenali produk ramah lingkungan, membaca label
bahan kimia berbahaya, serta memahami sertifikasi lingkungan dapat
menjadi solusi untuk meningkatkan literasi lingkungan di kalangan
Generasi Z.
D. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat ditarik implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur
perilaku konsumen, khususnya dalam konteks perbandingan generasi terkait
konsumsi produk ramah lingkungan. Temuan bahwa Generasi Milenial
memiliki tingkat perilaku zuhud yang lebih tinggi dibandingkan Generasi Z
mengindikasikan bahwa generasi yang lebih tua lebih sensitif terhadap isu
lingkungan, yang dapat dihubungkan dengan pengalaman sosial dan paparan
informasi yang berbeda.
2. Implikasi Praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemasar dan
produsen produk eco-friendly untuk menyusun strategi pemasaran yang lebih
efektif bagi kedua segmen generasi. Generasi Milenial cenderung lebih
menghargai informasi mengenai bahan-bahan berbahaya dan sertifikasi
lingkungan, sedangkan Generasi Z mungkin lebih responsif terhadap
pendekatan visual dan narasi yang menonjolkan dampak sosial.
3. Implikasi Kebijakan, pemerintah dapat menggunakan temuan ini sebagai dasar
untuk mengembangkan kebijakan lingkungan yang lebih terarah. Misalnya,
regulasi terkait sertifikasi lingkungan dapat diperketat untuk memastikan
bahwa produk yang beredar di pasaran benar-benar memenuhi standar
keberlanjutan, yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen
dari berbagai generasi.
Ketersediaan
| SFEBI20250032 | 32/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
32/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
