Pendidikan pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah sebagai wahana pembentukan karakter yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang menarik bagi anak dan orangtua. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta didik. Kegiatan pramuka dianggap sebagai sarana untuk membangun karakter peserta didik agar memiliki nilai-nilai luhur, sehingga secara tidak langsung pendidikan agama Islam akan terbentuk dalam diri masing-masing peserta didik melalui kegiatan kepramukaan.
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan teknik analisis (deskriptif-analitik). Adapun pendekatan yang digunakan yakni pendekatan sosiologis. Data yang diperoleh dikumpulkan dengan teknik observasi, in-depth interview, dan dokumentasi. Beberapa informan dalam wawancara yang dilakukan dipilih melalui teknik snowball sampling dan purposive sampling. Fokus penelitiannya adalah Organisasi Kepramukaan MTsN 1 Bone. Adapun teori yang digunakan adalah teori Interaksionisme Simbolik dari Herbert Blumer sebagai pisau analisis.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa (1) Pola pembinaan kegiatan pramuka di MTsN 1 Bone terdiri atas dua program yaitu program jangka panjang dan program jangka pendek. Program jangka panjang terdiri atas kegiatan: Kemah blok, karya wisata, jelajah, dan latihan gabungan. Sedangkan kegiatan program jangka pendek berupa kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan saat latihan kepramukaan mingguan seperti: upacara apel pembuka, upacara apel penutup, pemberian materi, dan penguasaan materi lapangan. (2) Penanaman karakter religius dalam kegiatan pramuka dilakukan dengan penanaman tentang ketuhanan, internalisasi nilai, buah iman, dan pendidikan agama dalam kegiatan berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan latihan, kegiatan mencium tangan pembina, kegiatan bertukar salam dengan pembina atau sesama anggota pramuka, kegiatan salat asar berjama’ah saat kegiatan pramuka mingguan, menjaga kebersihan lingkungan atau tempat latihan, dan mensyukuri kesehatan diri. (3) Pembiasaan dapat membentuk karakter religius melalui kegiatan pramuka di MTsN 1 Bone karena pembiasaan tersebut dilakukan secara terus menerus dan didukung oleh segenap warga sekolah termasuk guru mata pelajaran, guru kelas, dan kepala sekolah.
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di lapangan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pola pembinaan kegiatan pramuka di MTsN 1 Bone terdiri dari dua program yakni program jangka panjang dan program jangka pendek. Kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan ini dilaksanakan pada hari Jumát pada jam 15.00 s/d 17.00 WIB. Anggota tetap pramuka MTsN 1 Bone berjumlah 49 peserta didik, 29 putra dan 20 putri.
2.Penanaman karakter religius siswa dalam kegiatan pramuka di MTsN 1 Bone dilakukan dengan penanaman keyakinan tentang ketuhanan, pluralitas, internalisasi nilai, buah iman, dan pendidikan agama dalam bentuk:
a. Kegiatan berdo’a sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan.
b. Kegiatan mencium tangan pembina.
c.Kegiatan bertukar salam dengan pembina atau sesama anggota pramuka.
d.Kegiatan salat asar berjama’ah saat kegiatan pramuka mingguan.
e.Menjaga kebersihan lingkungan atau tempat latihan.
f. Mensyukuri Kesehatan Diri
3. Pembiasaan dapat membentuk karakter religius melalui kegiatan pramuka di MTsN 1 Bone karena dilakukan secara terus menerus dan didukung oleh seluruh warga sekolah termasuk guru mata pelajaran, guru kelas, dan kepala sekolah.
B.Implikasi Penelitian
Sebagai bagian akhir dari penelitian tesis ini, maka dikemukakan implikasi penelitian sebagai upaya rekonstruksi dan peningkatan khasanah keilmuan khususnya yang berkaitan dengan pembentukan karakter religius dalam kegiatan kepramukaan, yaitu sebagai berikut:
1.Dengan penelitian ini tentunya pihak sekolah telah mengetahui hal yang baik untuk dikembangkan dan terus dipertahankan dan hal yang perlu dibenahi dan perlu di evaluasi. Seperti halnya berdo’a, mencium tangan , menjaga kebersihan lingkungan, sholat tepat waktu, saling sapa, dan menjaga kesehatan diri adalah contoh hal-hal kecil yang harus terus ditanamkan dan dibiasakan kepada diri peserta didik.sehingga nantinya bentuk karakter yang terbentuk memang sudah mendarah daging.
2. Namun hal seperti, kurangnya respon orang tua wali dan lingkungan masyarakat perlu dijadikan renungan dan dicari solusinya agar orang tua wali dan masyarakat mampu mempercayai bahwa pendidikan kepramukaan memang mempunyai pengaruh yang baik bagi pembentukan karakter pada diri peserta didik.
3.Kegiatan pendidikan kepramukaan di MTsn 1 Bone telah terjadwal dan terlaksana dengan baik, namun alangkah lebih baiknya bila peserta didik yang memiliki prestasi dan karakter religius yang baik diberi apresiasi sebagai pancingan kepada teman-temanya agar dapat bersemangat untuk menjadi yang terbaik. Serta menginovasi tanda-tanda kecakapan umum atau khusus yang bersifat religius seperti mengadakan uji TKK dan TKU untuk katagori karakter religius tanda kecakapan umum atau khusus yang mencerminkan sikap religius. Dengan beberapa tanda yakni, tanda kecakapan azan, tanda kecakapan salat, tanda kecakapan hafalan doa-doa dan lain sebagainya.
4.Faktor yang masih menjadi masalah atau hambatan dalam pelaksanaan penanaman serta pengembangan karakter religius dalam pendidikan kepramukaan perlu diperhatikan dan diambil tindakan supaya nantinya penanaman karakter religius mampu berjalan dengan baik. Seperti membuat surat pemberiatahuan kepada orang tua wali guna mamberi tahu manfaat maupun makna dibalik pelaksanaan kegiatan kepramukaan.

861082019025

65/2022

Perpustakaan Pusat

Tersedia