Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perbandingan pengelolaan
dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) karyawan PT. Pegadaian (Persero) kantor
Wilayah VI Makassar dengan pengelolaan dana pensiun melalui konversi emas dan
mengkajinya dalam perspektif ekonomi Syariah.
Saat ini PT. Pegadaian (Persero) mempercayakan pengelolaan dana pensiun
karyawannya kepada PT. Bank Negara Indonesia Tbk. dengan produknya berupa
Simpanan Pensiun BNI (Simponi). Jika Pegadaian memahami emas sebagai salah
satu instrumen investasi yang abadi, selayaknya pengelolaan dana pensiun
karyawannya dikonversi ke dalam bentuk emas.
Penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode pendekatan historis dan normatif, pengumpulan datanya
dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dana pensiun lembaga
keuangan (DPLK) karyawan PT. Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah VI Makassar
lebih tinggi dibandingkan dengan pengelolaan dana pensiun konversi emas.
A. Kesimpulan
Merujuk hasil penelitian yang penulis dapatkan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. PT. Pegadaian (Persero) menyerahkan pengelolaan dana pensiun
karyawannya kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan
nama produk BNI Simponi. BNI Simponi adalah layanan program
pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK) BNI dan berpedoman
pada undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 1992. Ada
tujuh pilihan paket investasi yang ditawarkan oleh DPLK BNI yang
terdiri dari deposito, pasar uang, obligasi, saham dan reksadana.
Penyetoran iuran DPLK BNI disetorkan secara sentralisasi oleh kantor
pusat. Setiap iuran dan pengembangannya tercatat dan setiap peserta
dapat mengetahui saldonya dengan hanya melakukan pencetakan buku
tabungan Simponi peserta dikantor BNI terdekat.
2. PT. Pegadaian (Persero) saat ini telah berinovasi dengan menciptakan
beberapa macam produk investasi emas logam mulia diantaranya
pembelian mulia secara tunai, mulia angsuran secara kolektif dan arisan,
mulia personal, investasi emasku, Pegadaian konsinyasi emas dan
tabungan emas. Olehnya itu ada banyak pilihan produk investasi emas
jika pengelolaan dana pensiun karyawan dikonversi keemas.
3. Pengelolaan dana pensiun lembaga keuangan karyawan (DPLK) PT.
Pegadaian (Persero) lebih tinggi pengembangannya jika dibandingkan
dengan pengelolaan dana pensiun melalui konversi emas.
4. Secara syariah penulis meyimpulkan bahwa dana pensiun konversi emas lebih
dianjurkan meskipun secara nilai pertumbuhannya kalah jika dibandingkan
dengan BNI Simponi karena secara zat dan prosesnya bebas dari hal-hal yang
dilarang dalam agama Islam.
B. Implikasi Penelitian
Pada akhir penelitian ini, penulis telah mengevaluasi dan menganalisa
dan demi pengembangan bersama, berikut penulis memberikan saran :
1. Sehubungan dengan produk yang telah diinisiasi oleh Pegadaian yakni produk
Tabungan Emas Pegadaian, olehnya itu diharapkan bagi manajemen PT.
Pegadaian (Persero) untuk membuat kebijakan memotong sebagian dari
penghasilan karyawannya untuk tabungan dihari tuanya dalam bentuk tabungan
emas Pegadaian.
2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lain selain
pengelolaan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Karyawan PT.
Pegadaian (Persero) dan dana pensiun karyawan melalui konversi emas
perspektif ekonomi Syariah.
3. Bagi para pembaca semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam
mengembangkan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang
Ekonomi Syariah yang berkaitan dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
dan emas.

160303017

53/2019

Perpustakaan Pusat

Tersedia