Analisis Makna Simbolik Dalam Ritual Wisata Lagole Desa Palongki Kecamatan Tellusiattinge
Muh. Yunus/702332020078 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang analisis makna komunikasi simbolik
pada ritual di tempat wisata Lagole Desa Palongki Kecamatan Tellusiattinge.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol yang digunakan dalam ritual
wisata Lagole Desa Palongki Kacamatan Tellusiattinge dan untuk menganalisis
makna simbolik dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki Kacamatan
Tellusiattinge. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini
jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan komunikasi yang melibatkan
metode yang ada, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini ditentukan
secara purposive sampling. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yaitu,
reduksi data, paparan atau penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa simbol yang digunakan
dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki yaitu mabbaca-baca yang
mengandung nilai transdental melalui simbol, yang memiliki simbol dan
makna didalamna yaitu dupa, utti (pisang), sokko (ketan hitam), kaluku lolo
(kelapa muda). Massio-sio merupakan ritual yang dilakukan di tempat yang
dianggap sakral dan memiliki simbol didalamya yaitu tali atau kain dan daun
pandan dengan tujuan memohon bantuan atau berkah. Uai mujarab yang
diyakini masyarkat dapat menyembuhkan segala penyakit dan memiliki simbol
didalamnya. Makna simbolik dalam ritual pada wisata Lagole yang sudah lama
dilakukan masyarakat seperti mabbaca-baca yang bermakna sebuah wadah
untuk berdoa akan tetapi pemahaman masyarakat yang menganggap hal
tersebut sebagai cara kesyukuran yang ditujukan kepada sesuatu yang gaib,
massio-sio merupakan rangkaian dari ritual do’a yang dilakukan dengan
mengikatkan tali atau kain yang dipercaya membawa keberkahan dan dapat
mengabulkan keinginan, sedangkan uai pabbura memiliki makna yang kaya
dan kompleks yang dibentuk melalui interaksi sosial sebagai alat penyembuhan
dan kemurnian dipertahankan melalui praktik ritual, narasi kolektif, dan
pengalaman pribadi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis makna
simbolik dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki Kecamatan Tellusiattinge
yang telah peneliti paparkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Simbol yang digunakan dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki
diantarnya mabbca-baca yang mengandung nilai transdental melalui
simbol, yang memiliki simbol dan makna didalamna yaitu dupa, utti
(pisang), sokko (ketan hitam), kaluku lolo (kelapa muda). Massio-sio
merupakan ritual yang dilakukan di tempat yang dianggap sakral dan
memiliki simbol didalamya yaitu tali atau kain dan daun pandan dengan
tujuan memohon bantuan atau berkah. Uai mujarab yang diyakini
masyarkat dapat menyembuhkan segala penyakit dan memiliki simbol
didalamnya.
2. Makna simbolik dalam ritual pada wisata Lagole yang sudah lama
dilakukan masyarakat seperti mabbaca-baca yang bermakna sebuah
wadah untuk berdoa akan tetapi pemahaman masyarakat yang
menganggap hal tersebut sebagai cara kesyukuran yang ditujukan
kepada sesuatu yang gaib, massio-sio merupakan rangkaian dari ritual
do’a yang dilakukan dengan mengikatkan tali atau kain yang dipercaya
membawa keberkahan dan dapat mengabulkan keinginan, sedangkan
uai pabbura memiliki makna yang kaya dan kompleks yang dibentuk
melalui interaksi sosial sebagai alat penyembuhan dan kemurnian
dipertahankan melalui praktik ritual, narasi kolektif, dan pengalaman
pribadi.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan rujukan untuk pembuatan skripsi untuk penelitian
mendatang.
2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar tetap mempertahankan adat
dan kebudayaan tentang Wisata Lagole.
pada ritual di tempat wisata Lagole Desa Palongki Kecamatan Tellusiattinge.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol yang digunakan dalam ritual
wisata Lagole Desa Palongki Kacamatan Tellusiattinge dan untuk menganalisis
makna simbolik dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki Kacamatan
Tellusiattinge. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini
jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan komunikasi yang melibatkan
metode yang ada, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini ditentukan
secara purposive sampling. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
menggunakan model analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yaitu,
reduksi data, paparan atau penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa simbol yang digunakan
dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki yaitu mabbaca-baca yang
mengandung nilai transdental melalui simbol, yang memiliki simbol dan
makna didalamna yaitu dupa, utti (pisang), sokko (ketan hitam), kaluku lolo
(kelapa muda). Massio-sio merupakan ritual yang dilakukan di tempat yang
dianggap sakral dan memiliki simbol didalamya yaitu tali atau kain dan daun
pandan dengan tujuan memohon bantuan atau berkah. Uai mujarab yang
diyakini masyarkat dapat menyembuhkan segala penyakit dan memiliki simbol
didalamnya. Makna simbolik dalam ritual pada wisata Lagole yang sudah lama
dilakukan masyarakat seperti mabbaca-baca yang bermakna sebuah wadah
untuk berdoa akan tetapi pemahaman masyarakat yang menganggap hal
tersebut sebagai cara kesyukuran yang ditujukan kepada sesuatu yang gaib,
massio-sio merupakan rangkaian dari ritual do’a yang dilakukan dengan
mengikatkan tali atau kain yang dipercaya membawa keberkahan dan dapat
mengabulkan keinginan, sedangkan uai pabbura memiliki makna yang kaya
dan kompleks yang dibentuk melalui interaksi sosial sebagai alat penyembuhan
dan kemurnian dipertahankan melalui praktik ritual, narasi kolektif, dan
pengalaman pribadi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis makna
simbolik dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki Kecamatan Tellusiattinge
yang telah peneliti paparkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Simbol yang digunakan dalam ritual wisata Lagole Desa Palongki
diantarnya mabbca-baca yang mengandung nilai transdental melalui
simbol, yang memiliki simbol dan makna didalamna yaitu dupa, utti
(pisang), sokko (ketan hitam), kaluku lolo (kelapa muda). Massio-sio
merupakan ritual yang dilakukan di tempat yang dianggap sakral dan
memiliki simbol didalamya yaitu tali atau kain dan daun pandan dengan
tujuan memohon bantuan atau berkah. Uai mujarab yang diyakini
masyarkat dapat menyembuhkan segala penyakit dan memiliki simbol
didalamnya.
2. Makna simbolik dalam ritual pada wisata Lagole yang sudah lama
dilakukan masyarakat seperti mabbaca-baca yang bermakna sebuah
wadah untuk berdoa akan tetapi pemahaman masyarakat yang
menganggap hal tersebut sebagai cara kesyukuran yang ditujukan
kepada sesuatu yang gaib, massio-sio merupakan rangkaian dari ritual
do’a yang dilakukan dengan mengikatkan tali atau kain yang dipercaya
membawa keberkahan dan dapat mengabulkan keinginan, sedangkan
uai pabbura memiliki makna yang kaya dan kompleks yang dibentuk
melalui interaksi sosial sebagai alat penyembuhan dan kemurnian
dipertahankan melalui praktik ritual, narasi kolektif, dan pengalaman
pribadi.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan rujukan untuk pembuatan skripsi untuk penelitian
mendatang.
2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar tetap mempertahankan adat
dan kebudayaan tentang Wisata Lagole.
Ketersediaan
| SFUD20240062 | 62/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
62/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
