Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh BHA, S, NS, PKP terhadap KPK,
pengaruh GH sebagai mediasi serta pegaruh langsuh GH ke BHA dan KPK. Data
dikumpulkan melalui kuesioner, dokumentasi,literatur dan data sekunder dari 209
responden yang dipilih secara acak berdasarkan klaster wilayah geografi. Analisis
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan PLS-Path
Modeling. Variabel yang dipertimbangkan meliputi, Brand halal Awareness
(BHA), Sikap (S), Norma Subjektif (NS), Persepsi Kontrol Perilaku (PKP),
Keputusan Pembelian Kosmetik (KPK) dan Gaya Hidup (GH). Hasil menunjukkan
hanya norma subjektif (NS) yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian kosmetik (KPK). Brand Halal Awareness (BHA), sikap (S), dan kontrol
perilaku (PKP) tidak berpengaruh langsung. BHA mempengaruhi gaya hidup (GH),
yang juga mempengaruhi keputusan pembelian. Namun, gaya hidup sebagai
mediator tidak efektif, dan kontrol perilaku melalui gaya hidup menunjukkan
pengaruh negatif signifikan. Pemasar perlu fokus pada aspek sosial, komunitas, dan
menggunakan influencer lokal dalam strategi mereka. Temuan ini memberikan
wawasan mendalam mengenai perilaku konsumen generasi Z di Watampone dan
dapat menjadi panduan bagi pemasar dan produsen kosmetik dalam merancang
strategi yang lebih tepat dan efektif
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Brand Halal Awareness (BHA) tidak berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Kosmetik (KPK) pada generasi Z Watampone
2. Sikap (S) tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik
(KPK) pada generasi Z Watampone
3. Norma subjektif (NS) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Kosmetik (KPK) pada generasi Z Watampone
4. Kontrol Perilaku (PKP) tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian
Kosmetik (KPK) pada generasi Z Watampone
5. Brand Halal Awareness (BHA) berpengaruh signifikan terhadap Gaya
Hidup (GH) pada generasi Z Watampone
6. Gaya Hidup (GH) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Kosmetik (KPK) pada generasi Z Watampone
7. Brand Halal Awareness terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik melalui
Gaya Hidup sebagai mediasi tidak berpengaruh pada generasi Z
Watampone
8. Sikap terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik melalui Gaya Hidup
sebagai mediasi pengaruh negative yang tidak signifikan pada generasi Z
Watampone
9. Norma subjektif (NS) terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik (KPK)
melalui Gaya Hidup (GH) sebagai mediasi tidak berpengaruh pada generasi
Z Watampone.
10. Persepsi Kontrol Perilaku (PKP) terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik
(KPK) melalui Gaya Hidup (GH) sebagai mediasi berpengaruh negative
signifkan pada generasi Z Watampone
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat direkomendasikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Penelitian lebih lanjut tentang Brand Halal Awareness (BHA) dan Keputusan
Pembelian Kosmetik:
• Menggali faktor-faktor tambahan yang mungkin mempengaruhi hubungan
antara Brand Halal Awareness dan Keputusan Pembelian Kosmetik.
• Memperluas cakupan studi untuk mencakup berbagai segmen demografis
dan geografis.
2. Analisis mendalam terhadap Sikap (S) dan Keputusan Pembelian Kosmetik:
• Memperdalam pemahaman tentang bagaimana sikap konsumen terhadap
kehalalan produk kosmetik berhubungan dengan keputusan pembelian
mereka.
• Melakukan penelitian komparatif antara berbagai sikap konsumen terhadap
produk kosmetik dari berbagai kategori.
3. Explorasi lebih lanjut terhadap Norma Subjektif (NS) dan Keputusan
Pembelian Kosmetik:
• Menyelidiki variabel tambahan yang mungkin memoderasi atau
menguatkan pengaruh Norma Subjektif terhadap Keputusan Pembelian
Kosmetik.
• Melakukan studi longitudinal untuk melihat perubahan dalam norma
subjektif dan dampaknya terhadap keputusan pembelian kosmetik.
4. Studi lanjutan tentang Persepsi Kontrol Perilaku (PKP) dan Gaya Hidup (GH)
sebagai mediasi:
• Memperluas penelitian untuk melihat bagaimana variabel lain di luar gaya
hidup dapat memediasi hubungan antara Persepsi Kontrol Perilaku dan
Keputusan Pembelian Kosmetik.
• Melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana persepsi
kontrol perilaku konsumen dapat diintervensi untuk mempengaruhi
keputusan pembelian produk kosmetik.
5. Studi komprehensif tentang Pengaruh Brand Halal Awareness terhadap Gaya
Hidup (GH):
• Mendalamkan pemahaman tentang mekanisme bagaimana Brand Halal
Awareness memengaruhi gaya hidup konsumen.
• Memperluas penelitian untuk mencakup lebih banyak dimensi gaya hidup
dan variabel-variabel mediasi potensial lainnya.
Rekomendasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
memperluas pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian kosmetik, serta memperkaya pemahaman tentang perilaku konsumen
dalam konteks produk kosmetik.
C. Saran
Bersadarkan hasil rekomendasi di atas dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Penelitian lebih lanjut tentang Brand Halal Awareness (BHA) dan Keputusan
Pembelian Kosmetik:
• Melakukan studi untuk mengidentifikasi faktor-faktor tambahan yang
mungkin mempengaruhi hubungan antara Brand Halal Awareness dan
Keputusan Pembelian Kosmetik, seperti citra merek, kualitas produk, atau
preferensi harga.
• Melakukan penelitian lintas-budaya untuk memperluas pemahaman
tentang bagaimana Brand Halal Awareness mempengaruhi keputusan
pembelian kosmetik di berbagai segmen demografis dan geografis.
2. Analisis mendalam terhadap Sikap (S) dan Keputusan Pembelian Kosmetik:
• Melakukan penelitian yang mendalam untuk mengeksplorasi bagaimana
sikap konsumen terhadap kehalalan produk kosmetik berinteraksi dengan
faktor-faktor seperti persepsi risiko, nilai-nilai pribadi, dan pengalaman
sebelumnya.
• Melakukan analisis komparatif antara sikap konsumen terhadap produk
kosmetik dari berbagai kategori, seperti perawatan kulit, rambut, atau
make-up.
3. Explorasi lebih lanjut terhadap Norma Subjektif (NS) dan Keputusan
Pembelian Kosmetik:
• Melakukan penelitian untuk mengeksplorasi variabel tambahan yang dapat
memoderasi atau memperkuat pengaruh Norma Subjektif terhadap
Keputusan Pembelian Kosmetik, seperti pengaruh kelompok sosial atau
pengaruh budaya.
• Melakukan studi longitudinal untuk memahami bagaimana perubahan
dalam norma subjektif dapat mempengaruhi keputusan pembelian
kosmetik dari waktu ke waktu.
4. Studi lanjutan tentang Persepsi Kontrol Perilaku (PKP) dan Gaya Hidup
(GH) sebagai mediasi:
• Memperluas penelitian untuk menyelidiki bagaimana variabel lain di luar
gaya hidup, seperti harga, kualitas produk, atau promosi, dapat memediasi
hubungan antara Persepsi Kontrol Perilaku dan Keputusan Pembelian
Kosmetik.
• Melakukan penelitian intervensi untuk menguji bagaimana persepsi
kontrol perilaku konsumen dapat dimanipulasi atau ditingkatkan untuk
mempengaruhi keputusan pembelian kosmetik.
5. Studi komprehensif tentang Pengaruh Brand Halal Awareness terhadap
Gaya Hidup (GH):
• Melakukan studi mendalam untuk menggali mekanisme bagaimana Brand
Halal Awareness memengaruhi gaya hidup konsumen, termasuk
pengaruhnya terhadap preferensi gaya hidup sehari-hari dan keputusan
gaya hidup yang lebih besar.
• Memperluas penelitian untuk mencakup lebih banyak dimensi gaya hidup,
seperti aktivitas fisik, pola makan, atau konsumsi media sosial, serta
mempertimbangkan variabel-variabel mediasi potensial lainnya seperti
nilai-nilai personal atau pengaruh sosial.
Saran-saran ini diharapkan dapat memberikan arahan bagi penelitian
lanjutan yang dapat lebih mendalamkan pemahaman tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam konteks pembelian produk kosmetik.

601022022002

61/2024

Perpustakaan Pusat

Tersedia