Analisis Perilaku Konsumsi Hedonisme Pada Generasi Zilenial Berdasarkan Teori Konsumsi Imam Al-Gazālī (Studi Pada Konsumen Zilenial café Warlon)
Muh Yusran Amal Syaputra/602022020109 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumsi hedonis pada Generasi Zilenial
dengan menggunakan kerangka teori konsumsi Imam Al-Gazālī. Studi ini dilakukan di Cafe
Warlon , fokus pada pengamatan perilaku konsumsi dari segi hedonisme pada generasi ini.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan konsumen Zilenial yang menjadi
pengunjung tetap café tersebut. Analisis dilakukan dengan membandingkan temuan dari
wawancara dengan konsep teori konsumsi Imam Al-Ghazali, khususnya terkait motivasi hedonis
dalam konsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Zilenial cenderung menjadikan
pengalaman dan kesenangan pribadi sebagai faktor utama dalam memilih dan mengonsumsi
produk, sejalan dengan prinsip-prinsip yang dikemukakan dalam teori konsumsi Imam Al-Gazālī
Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana nilai-nilai hedonis mempengaruhi
perilaku konsumsi Generasi Zilenial di konteks café Warlon.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh dalam pembahsan yang
telah dilakukan pada Bab IV, maka dapat di tarik Kesimpulan sebgai berikut:
1. Perilaku konsumsi hedonisme pada generasi zilenial di cafe Warlon di
dasari oleh pemenuhan keinginan mereka, hal ini di karenakan pengaruh
budaya yang ada pada zaman ini sehingga menajadikan sikap konsumsi
yang hedonisme menjadi gaya hidup mereka. Serta adanya dorongan rasa
takut untuk tidak mengikuti trend yang ada pada saat ini. sehingga hal ini
menyebabkan terjadinya perilaku konsuntif pada diri mereka.
2. Teori konsumsi Imam Al-Ghazali menekankan pada tiga aspek yitu
pemenuhan lahiriah dan batiniah, Sumber pemenuhan konsumsi terdiri
dari barang maupun jasa harus sesuai dengan syariat Islam artinya sumber
dana yang di gunakan harus halal, dan barang dan jasa yang di konsumsi
haruslah seusi dengan ajaran Islam. Hal ini terjadi perbedaan pada
perilaku konsumsi hedonisme yang di lakukan generasi zilenial. Yang di
mna mereka mengedepankan keninginan, serta melakukan konsumsi yang
berlebihan atau israf tanpa memperdulikan kadar manfaat dan
kebutuhanya. Menurut Imam Al-ghazali perilaku sepeti ini tidak
menggambrkan perilaku seorang yang beriman serta jauh dari nilai moral
konsumsi Islam.
63
65
B. Saran
1. Untuk semua generasi zilenial di sarankan untuk mengubah gaya hidup
yang hedonisme karena hal tersebut bertentangan dengan apa yang di
ajarkan dalam Islam. Walaupun ada kemampuan materi untuk melakukan
lebih untuk melakukan hal yang lebih produktif dibandingkan
menghabiskan uang untuk yang tidak perlu. Boleh saja datang tiap hari
datang untuk melakukan konsumsi tapi baiknya di selingi dengan
menhasilan ide-ide yang kreatif dan bermanfaat.
2. Bagi peneliti selanjutnya untuk membahas lebih spesifik lagi mengenai
alasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi generasi zilenial banyak
melakukan konsumsi yang hedonisme misalnya faktor internal,
lingkungan,status sosial atau validasi media sosial.
C. Implikasi
Dalam penelitian yang penulis lakukan terdapat implikasi bagi penulis
dan msayarakat:
1. Membeikan wawasan baru bagi penulis mengenai normalisasi perilaku
konsumsi yang banyak di lakukan oleh generasi zilenial pada saman saat
tersebut bukan budaya yang patut di contoh karena bertentangan dengan
ajaran dan syariat Islam.
2. Memberikan wawasan bagi masyarakat khusunya generasi zilenial untuk
menjadi pertimbangan bahwa perilaku hedonisme yang sering di lakukan
merupakan perilaku yang perlu di evaluasi, karena dengan melakukan
konsumsi hedonisme tidak akan memberikan manfaat jangka panjang.
dengan menggunakan kerangka teori konsumsi Imam Al-Gazālī. Studi ini dilakukan di Cafe
Warlon , fokus pada pengamatan perilaku konsumsi dari segi hedonisme pada generasi ini.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data
dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan konsumen Zilenial yang menjadi
pengunjung tetap café tersebut. Analisis dilakukan dengan membandingkan temuan dari
wawancara dengan konsep teori konsumsi Imam Al-Ghazali, khususnya terkait motivasi hedonis
dalam konsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Zilenial cenderung menjadikan
pengalaman dan kesenangan pribadi sebagai faktor utama dalam memilih dan mengonsumsi
produk, sejalan dengan prinsip-prinsip yang dikemukakan dalam teori konsumsi Imam Al-Gazālī
Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana nilai-nilai hedonis mempengaruhi
perilaku konsumsi Generasi Zilenial di konteks café Warlon.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh dalam pembahsan yang
telah dilakukan pada Bab IV, maka dapat di tarik Kesimpulan sebgai berikut:
1. Perilaku konsumsi hedonisme pada generasi zilenial di cafe Warlon di
dasari oleh pemenuhan keinginan mereka, hal ini di karenakan pengaruh
budaya yang ada pada zaman ini sehingga menajadikan sikap konsumsi
yang hedonisme menjadi gaya hidup mereka. Serta adanya dorongan rasa
takut untuk tidak mengikuti trend yang ada pada saat ini. sehingga hal ini
menyebabkan terjadinya perilaku konsuntif pada diri mereka.
2. Teori konsumsi Imam Al-Ghazali menekankan pada tiga aspek yitu
pemenuhan lahiriah dan batiniah, Sumber pemenuhan konsumsi terdiri
dari barang maupun jasa harus sesuai dengan syariat Islam artinya sumber
dana yang di gunakan harus halal, dan barang dan jasa yang di konsumsi
haruslah seusi dengan ajaran Islam. Hal ini terjadi perbedaan pada
perilaku konsumsi hedonisme yang di lakukan generasi zilenial. Yang di
mna mereka mengedepankan keninginan, serta melakukan konsumsi yang
berlebihan atau israf tanpa memperdulikan kadar manfaat dan
kebutuhanya. Menurut Imam Al-ghazali perilaku sepeti ini tidak
menggambrkan perilaku seorang yang beriman serta jauh dari nilai moral
konsumsi Islam.
63
65
B. Saran
1. Untuk semua generasi zilenial di sarankan untuk mengubah gaya hidup
yang hedonisme karena hal tersebut bertentangan dengan apa yang di
ajarkan dalam Islam. Walaupun ada kemampuan materi untuk melakukan
lebih untuk melakukan hal yang lebih produktif dibandingkan
menghabiskan uang untuk yang tidak perlu. Boleh saja datang tiap hari
datang untuk melakukan konsumsi tapi baiknya di selingi dengan
menhasilan ide-ide yang kreatif dan bermanfaat.
2. Bagi peneliti selanjutnya untuk membahas lebih spesifik lagi mengenai
alasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi generasi zilenial banyak
melakukan konsumsi yang hedonisme misalnya faktor internal,
lingkungan,status sosial atau validasi media sosial.
C. Implikasi
Dalam penelitian yang penulis lakukan terdapat implikasi bagi penulis
dan msayarakat:
1. Membeikan wawasan baru bagi penulis mengenai normalisasi perilaku
konsumsi yang banyak di lakukan oleh generasi zilenial pada saman saat
tersebut bukan budaya yang patut di contoh karena bertentangan dengan
ajaran dan syariat Islam.
2. Memberikan wawasan bagi masyarakat khusunya generasi zilenial untuk
menjadi pertimbangan bahwa perilaku hedonisme yang sering di lakukan
merupakan perilaku yang perlu di evaluasi, karena dengan melakukan
konsumsi hedonisme tidak akan memberikan manfaat jangka panjang.
Ketersediaan
| SFEBI20240234 | 234/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
234/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
