Perilaku Komunikasi Penggemar K-Pop Di Kabupaten Bone (Studi Dramaturgi Mengenai Perilaku Komunikasi ARMY Bone
Ainun Nisa/702332020022 - Personal Name
Skripsi ini membahas tentang perilaku komunikasi penggemar K-Pop di
Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perilaku
komunikasi penggemar K-Pop ARMY Bone dalam menciptakan kesan formalitas dan
ritualitas, dan untuk mengetahui interaksi sosial dan pembentukan identitas
penggemar K-Pop ARMY Bone melalui konsep front stage dan back stage. Adapun
metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research)
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang terdiri dari
reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Teknik pemilihan informan
menggunakan purposive sampling dan jumlah informan yaitu 7 orang dengan kriteria
yakni informan yang termasuk dalam komunitas ARMY Bone, ARMY Bone yang aktif
dalam segala kegiatan komunitas, ARMY Bone yang paham betul terkait topik
permasalahan yang diteliti, dan informan yang tidak memiliki komunitas selain
komunitas ARMY Bone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Pola perilaku komunikasi ARMY
Bone terbentuk melalui pola komunikasi verbal yaitu dengan berdiskusi,
menyanyikan lagu BTS, serta penggunaan istilah, dan komunikasi nonverbal yaitu
pemilihan busana, menggerakkan anggota tubuh, ekspresi wajah, komunikasi
sentuhan, dan streaming lagu yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan teknologi.
Kemudian wujud kesan formalitas dalam berkomunikasi yang dilakukan yaitu sikap
saling menghargai, rutin mengikuti kegiatan, dan rutin bergabung dalam komunikasi
via WhatsApp. Sedangkan wujud kesan ritualitas yang diwujudkan berdonasi
kepada orang yang membutuhkan, saling mengingatkan dalam hal beribadah, dan
senantiasa menaati peraturan yang ada dalam komunitas ARMY Bone. 2) Interaksi
sosial yang dilakukan ARMY Bone melalui konsep front stage yaitu bertambahnya
relasi pertemanan, penggunaan bahasa Korea yakni menyelipkan bahasa Korea saat
berkomunikasi, berpenampilan layaknya penggemar K-Pop yaitu penggunaan busana
dan atribut dengan tema K-Pop, serta pengoleksian barang yang berkaitan dengan
BTS. Sedangkan pada konsep back stage, ARMY Bone tetap menjadi dirinya sendiri
yang tertutup dan menjadi diri sendiri yang tampil apa adanya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Pola perilaku komunikasi penggemar K-Pop ARMY Bone yaitu melalui
komunikasi verbal yang ditunjukkan melalui proses diskusi, bernyanyi dan
penggunaan istilah yang sering digunakan ARMY Bone. Kemudian
komunikasi nonverbal melalui penampilan, gerakan anggota tubuh, ekspresi
wajah dan komunikasi sentuhan serta streaming lagu maupun tayangan dari
BTS. Kemudian wujud kesan formalitas dalam berkomunikasi yang dilakukan
yaitu sikap saling menghargai, rutin mengikuti kegiatan, serta rutin bergabung
dalam komunikasi via WhatsApp. Sedangkan wujud kesan ritualitas yang
diwujudkan berdonasi kepada orang yang membutuhkan, saling mengingatkan
dalam hal beribadah, dan senantiasa menaati peraturan yang ada dalam
komunitas ARMY Bone.
2. Interaksi sosial dan pembentukan identitas terbentuk melalui konsep front
stage dan back stage. Di panggung depan ARMY Bone menampilkan dirinya
sebagai penggemar K-Pop lengkap dengan atributnya, penggunaan bahasa
Korea dalam berkomunikasi, mengoleksi barang yang berkaitan dengan BTS,
dan bertambahnya relasi pertemanan. Selain itu, ada juga yang tetap menjadi
dirinya sendiri. Sedangkan di panggung belakang, ARMY Bone tetap menjadi
dirinya sendiri yang tampil apa adanya dengan kembali melakukan
kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi diri sendiri yang
tertutup. Namun ditemukan hal menarik bahwa ada anggota ARMY Bone yang
mampu mengubah perilaku tertutupnya yang pemalu menjadi seseorang yang
lebih terbuka dan mampu berkomunikasi dengan baik pada orang di
sekitarnya setelah ia bergabung dalam komunitas ARMY Bone ini.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut:
1. Agar ARMY Bone dapat memberikan wawasan dalam pembentukan identitas
sosial baik di depan maupun belakang panggung, dengan menjaga citra publik
mereka.
2. Pemilihan bentuk komunikasi yang tepat untuk memberikan pengaruh kepada
peningkatan pemahaman seseorang untuk menghindari penggunaan kata-kata
yang mempunyai arti yang tidak baik.
3. Agar tetap menjaga sikap dalam berperilaku tanpa melupakan budaya tempat
ia berasal.
4. Sebagai bentuk pemahaman agar tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang
positif dengan membangun kebersamaan dalam suatu lingkungan.
Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perilaku
komunikasi penggemar K-Pop ARMY Bone dalam menciptakan kesan formalitas dan
ritualitas, dan untuk mengetahui interaksi sosial dan pembentukan identitas
penggemar K-Pop ARMY Bone melalui konsep front stage dan back stage. Adapun
metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research)
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang terdiri dari
reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Teknik pemilihan informan
menggunakan purposive sampling dan jumlah informan yaitu 7 orang dengan kriteria
yakni informan yang termasuk dalam komunitas ARMY Bone, ARMY Bone yang aktif
dalam segala kegiatan komunitas, ARMY Bone yang paham betul terkait topik
permasalahan yang diteliti, dan informan yang tidak memiliki komunitas selain
komunitas ARMY Bone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Pola perilaku komunikasi ARMY
Bone terbentuk melalui pola komunikasi verbal yaitu dengan berdiskusi,
menyanyikan lagu BTS, serta penggunaan istilah, dan komunikasi nonverbal yaitu
pemilihan busana, menggerakkan anggota tubuh, ekspresi wajah, komunikasi
sentuhan, dan streaming lagu yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan teknologi.
Kemudian wujud kesan formalitas dalam berkomunikasi yang dilakukan yaitu sikap
saling menghargai, rutin mengikuti kegiatan, dan rutin bergabung dalam komunikasi
via WhatsApp. Sedangkan wujud kesan ritualitas yang diwujudkan berdonasi
kepada orang yang membutuhkan, saling mengingatkan dalam hal beribadah, dan
senantiasa menaati peraturan yang ada dalam komunitas ARMY Bone. 2) Interaksi
sosial yang dilakukan ARMY Bone melalui konsep front stage yaitu bertambahnya
relasi pertemanan, penggunaan bahasa Korea yakni menyelipkan bahasa Korea saat
berkomunikasi, berpenampilan layaknya penggemar K-Pop yaitu penggunaan busana
dan atribut dengan tema K-Pop, serta pengoleksian barang yang berkaitan dengan
BTS. Sedangkan pada konsep back stage, ARMY Bone tetap menjadi dirinya sendiri
yang tertutup dan menjadi diri sendiri yang tampil apa adanya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Pola perilaku komunikasi penggemar K-Pop ARMY Bone yaitu melalui
komunikasi verbal yang ditunjukkan melalui proses diskusi, bernyanyi dan
penggunaan istilah yang sering digunakan ARMY Bone. Kemudian
komunikasi nonverbal melalui penampilan, gerakan anggota tubuh, ekspresi
wajah dan komunikasi sentuhan serta streaming lagu maupun tayangan dari
BTS. Kemudian wujud kesan formalitas dalam berkomunikasi yang dilakukan
yaitu sikap saling menghargai, rutin mengikuti kegiatan, serta rutin bergabung
dalam komunikasi via WhatsApp. Sedangkan wujud kesan ritualitas yang
diwujudkan berdonasi kepada orang yang membutuhkan, saling mengingatkan
dalam hal beribadah, dan senantiasa menaati peraturan yang ada dalam
komunitas ARMY Bone.
2. Interaksi sosial dan pembentukan identitas terbentuk melalui konsep front
stage dan back stage. Di panggung depan ARMY Bone menampilkan dirinya
sebagai penggemar K-Pop lengkap dengan atributnya, penggunaan bahasa
Korea dalam berkomunikasi, mengoleksi barang yang berkaitan dengan BTS,
dan bertambahnya relasi pertemanan. Selain itu, ada juga yang tetap menjadi
dirinya sendiri. Sedangkan di panggung belakang, ARMY Bone tetap menjadi
dirinya sendiri yang tampil apa adanya dengan kembali melakukan
kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi diri sendiri yang
tertutup. Namun ditemukan hal menarik bahwa ada anggota ARMY Bone yang
mampu mengubah perilaku tertutupnya yang pemalu menjadi seseorang yang
lebih terbuka dan mampu berkomunikasi dengan baik pada orang di
sekitarnya setelah ia bergabung dalam komunitas ARMY Bone ini.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi sebagai
berikut:
1. Agar ARMY Bone dapat memberikan wawasan dalam pembentukan identitas
sosial baik di depan maupun belakang panggung, dengan menjaga citra publik
mereka.
2. Pemilihan bentuk komunikasi yang tepat untuk memberikan pengaruh kepada
peningkatan pemahaman seseorang untuk menghindari penggunaan kata-kata
yang mempunyai arti yang tidak baik.
3. Agar tetap menjaga sikap dalam berperilaku tanpa melupakan budaya tempat
ia berasal.
4. Sebagai bentuk pemahaman agar tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang
positif dengan membangun kebersamaan dalam suatu lingkungan.
Ketersediaan
| SFUD20240052 | 52/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
52/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
