Strategi Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan Penyuluhan Moderasi Beragama di Kecamatan Tanete Riattang
Nur Avivah/702322020002 - Personal Name
Penelitian ini berjudul Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam Memberikan
Penyuluhan Moderasi Beragama Di Kecamatan Tanete Riattang. Penelitian ini
bertujuan untuk menguraikan Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam Memberikan
Penyuluhan Moderasi Beragama Di Kecamatan Tanete Riattang dan untuk
mengemukakan Bentuk Moderasi Beragama yang ada di Kecamatan Tanete
Riattang.
Dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan, peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang ada dilapangan.
Pendekatan peneletian yang digunakan adalah kualitatif yang berlokasi di
Kecamatan Tanete Riattang, sumber data dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik wawancara dan dokumentasi. Adapun instrument penelitian berupa
pedoman wawancara dan sumber data dalam penelitian ini adalah 4 orang
diantaranya, kepala KUA (1 orang) dan penyuluh agama Islam (3 orang).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama Strategi penyuluh agama Islam
dalam memberikan penyuluhan Moderasi Beragama di Kecamatan Tanete Riattang. (1)
Identifikasi data keagamaan (2) Pendekatan dengan keraifan lokal. (3) Pendekatan
dengan isu kekinian (4) Pendekatan kultural. (5) Pendekatan personal. Yang kedua yaitu
Bentuk Moderasi Beragama di Kecamatan Tanete Riattang (1) Toleransi. (2) Dialog
lintas Agama (3) Menerima kearifan lokal.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaporkan pada bab sebelumnya
mengenai "Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam Memberikan Penyuluhan
Moderasi Beragama Di Kecamatan Tanete Riattang" maka dari itu dapat
disimpukan, bahwa:
1. Strategi penyuluh agama Islam dalam memberikan penyuluhan moderasi
beragama di Kecamatan Tanete Riattang melibatkan pendekatan yang
komprehensif dan inklusif. Pendekatan tersebut mencakup identifikasi data
keagamaan seperti jumlah penganut agama Islam, Kristen, Hindu, budha.
Penyuluh juga memanfaatkan kearifan lokal, seperti nilai-nilai sipakatau dan
sipakalebbi, serta menyesuaikan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat. Selain itu, penerimaan dan perubahan perilaku masyarakat secara
bertahap, seperti menghargai perbedaan tradisi agama dan terlibat dalam
dialog lintas agama, menjadi indikator keberhasilan strategi ini.
2. Bentuk moderasi beragama di Kecamatan Tanete Riattang tercermin dalam
sikap saling menghargai perbedaan keyakinan dan tradisi antarumat beragama.
Masyarakat menghormati perbedaan dalam perayaan keagamaan, seperti
Maulid dan Natal, dengan tetap menjaga harmoni sosial. Terdapat forum lintas
agama yang mempertemukan umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan
lainnya untuk membangun pemahaman bersama. Interaksi sosial yang
inklusif, seperti umat Islam yang berbelanja dari pedagang Tionghoa dan
menghormati ritus keagamaan nenek moyang, menunjukkan penerimaan
terhadap kelompok agama dan tradisi yang berbeda.
B. Implikasi
1. Bagi penyuluh moderasi beragama yang ada di KUA Kecamatan Tanete
Riattang untuk Terus libatkan semua elemen masyarakat lintas agama dalam
dialog dan kegiatan bersama, memperkuat forum lintas agama untuk menjaga
keharmonisan dan saling pengertian, Perluas penggunaan nilai-nilai lokal
seperti sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge dalam penyuluhan, agar pesan
moderasi lebih mudah diterima masyarakat, Lakukan evaluasi berkala
terhadap dampak program penyuluhan, serta tindak lanjut dengan penyesuaian
strategi sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat.
2. Bagi peneliti selanjutnya, Strategi Penyuluh moderasi beragama sangat
menarik untuk diteliti karena banyak manfaat yang bisa diambil. Penelitian ini
berfokus kepada penyuluh dalam memberikan penyuluhan moderasi beragama
sehingga dapat memperluas wawasan terkait strategi serta bentuk moderasi
beragama yang ada dimasyarakat demi memperkuat kerukunan dalam
kehidupan beragama.
3. Bagi masyarakat, dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
tentang konsep moderasi beragama, pentingnya toleransi, dan nilai-nilai
keagamaan yang moderat serta dapat menjadi sarana untuk menanamkan
nilai-nilai moral dan etika yang baik, yang penting untuk pembentukan
karakter individu dan masyarakat.
Penyuluhan Moderasi Beragama Di Kecamatan Tanete Riattang. Penelitian ini
bertujuan untuk menguraikan Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam Memberikan
Penyuluhan Moderasi Beragama Di Kecamatan Tanete Riattang dan untuk
mengemukakan Bentuk Moderasi Beragama yang ada di Kecamatan Tanete
Riattang.
Dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan, peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang ada dilapangan.
Pendekatan peneletian yang digunakan adalah kualitatif yang berlokasi di
Kecamatan Tanete Riattang, sumber data dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik wawancara dan dokumentasi. Adapun instrument penelitian berupa
pedoman wawancara dan sumber data dalam penelitian ini adalah 4 orang
diantaranya, kepala KUA (1 orang) dan penyuluh agama Islam (3 orang).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama Strategi penyuluh agama Islam
dalam memberikan penyuluhan Moderasi Beragama di Kecamatan Tanete Riattang. (1)
Identifikasi data keagamaan (2) Pendekatan dengan keraifan lokal. (3) Pendekatan
dengan isu kekinian (4) Pendekatan kultural. (5) Pendekatan personal. Yang kedua yaitu
Bentuk Moderasi Beragama di Kecamatan Tanete Riattang (1) Toleransi. (2) Dialog
lintas Agama (3) Menerima kearifan lokal.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaporkan pada bab sebelumnya
mengenai "Strategi Penyuluh Agama Islam Dalam Memberikan Penyuluhan
Moderasi Beragama Di Kecamatan Tanete Riattang" maka dari itu dapat
disimpukan, bahwa:
1. Strategi penyuluh agama Islam dalam memberikan penyuluhan moderasi
beragama di Kecamatan Tanete Riattang melibatkan pendekatan yang
komprehensif dan inklusif. Pendekatan tersebut mencakup identifikasi data
keagamaan seperti jumlah penganut agama Islam, Kristen, Hindu, budha.
Penyuluh juga memanfaatkan kearifan lokal, seperti nilai-nilai sipakatau dan
sipakalebbi, serta menyesuaikan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat. Selain itu, penerimaan dan perubahan perilaku masyarakat secara
bertahap, seperti menghargai perbedaan tradisi agama dan terlibat dalam
dialog lintas agama, menjadi indikator keberhasilan strategi ini.
2. Bentuk moderasi beragama di Kecamatan Tanete Riattang tercermin dalam
sikap saling menghargai perbedaan keyakinan dan tradisi antarumat beragama.
Masyarakat menghormati perbedaan dalam perayaan keagamaan, seperti
Maulid dan Natal, dengan tetap menjaga harmoni sosial. Terdapat forum lintas
agama yang mempertemukan umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan
lainnya untuk membangun pemahaman bersama. Interaksi sosial yang
inklusif, seperti umat Islam yang berbelanja dari pedagang Tionghoa dan
menghormati ritus keagamaan nenek moyang, menunjukkan penerimaan
terhadap kelompok agama dan tradisi yang berbeda.
B. Implikasi
1. Bagi penyuluh moderasi beragama yang ada di KUA Kecamatan Tanete
Riattang untuk Terus libatkan semua elemen masyarakat lintas agama dalam
dialog dan kegiatan bersama, memperkuat forum lintas agama untuk menjaga
keharmonisan dan saling pengertian, Perluas penggunaan nilai-nilai lokal
seperti sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge dalam penyuluhan, agar pesan
moderasi lebih mudah diterima masyarakat, Lakukan evaluasi berkala
terhadap dampak program penyuluhan, serta tindak lanjut dengan penyesuaian
strategi sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat.
2. Bagi peneliti selanjutnya, Strategi Penyuluh moderasi beragama sangat
menarik untuk diteliti karena banyak manfaat yang bisa diambil. Penelitian ini
berfokus kepada penyuluh dalam memberikan penyuluhan moderasi beragama
sehingga dapat memperluas wawasan terkait strategi serta bentuk moderasi
beragama yang ada dimasyarakat demi memperkuat kerukunan dalam
kehidupan beragama.
3. Bagi masyarakat, dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
tentang konsep moderasi beragama, pentingnya toleransi, dan nilai-nilai
keagamaan yang moderat serta dapat menjadi sarana untuk menanamkan
nilai-nilai moral dan etika yang baik, yang penting untuk pembentukan
karakter individu dan masyarakat.
Ketersediaan
| SFUD20240041 | 41/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
41/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
