Peran Guru PAI dalam Mengatasi Perilaku Bullying Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Siswa di SMPN 3 Watampone

No image available for this title
Penelitian ini berjudul “Peran Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Pada Siswa SMPN 3
Watampone”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku
bullying yang terjadi di sekolah, menganalisis peran guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengatasi perilaku tersebut melalui pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, serta
mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat guru dalam melaksanakan
perannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
penelitian lapangan. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru
PAI, guru BK, serta siswa sebagai informan. Analisis data dilakukan melalui tahapan
reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bullying masih berlangsung di SMPN 3 Watampone, baik secara verbal, fisik,
maupun melalui media daring. Guru PAI berperan penting dalam menanggulangi
masalah ini dengan memberikan teladan, nasihat keagamaan, pembiasaan kegiatan
religius, serta konseling sederhana, disertai kerja sama dengan orang tua dan pihak
sekolah. Faktor yang mendukung peran guru antara lain kompetensi pedagogik dan
dukungan kelembagaan, sedangkan penghambatnya berupa rendahnya kesadaran
siswa, pengaruh lingkungan, serta keterbatasan waktu. Implikasi penelitian ini
menegaskan bahwa penguatan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berperan
signifikan dalam menanamkan nilai akhlak, meningkatkan empati, serta menciptakan
iklim sekolah yang aman dan kondusif bagi perkembangan siswa.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti dalam Mengatasi Perilaku Bullying di SMPN 3 Watampone, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk bullying yang terjadi di SMPN 3 Watampone
Penelitian menunjukkan bahwa bullying masih menjadi masalah nyata di
kalangan siswa. Bentuk yang paling sering ditemukan adalah bullying verbal (ejekan,
dan panggilan dengan nama orang tua) dan bullying fisik (dorongan dan salin pukul)
juga terjadi meskipun dengan intensitas lebih rendah. Selain itu, terdapat fenomena
cyberbullying berupa hinaan atau gosip melalui media sosial seperti WhatsApp. Fakta
ini membuktikan bahwa bullying di sekolah berlangsung dalam berbagai bentuk dan
memberi dampak psikologis maupun sosial bagi siswa korban.
2. Peran guru PAI dalam mengatasi bullying
Guru PAI memegang peran strategis dalam mengatasi masalah ini. Peran yang
dilakukan meliputi:
a. Memberikan keteladanan, yaitu menjaga ucapan dan sikap agar menjadi
panutan siswa.
b. Memberikan nasihat keagamaan, dengan menyisipkan ajaran Islam tentang
larangan mencela, keutamaan menjaga lisan, dan pentingnya empati.
c. Melakukan konseling sederhana, mendekati pelaku dan korban bullying untuk
memahami akar masalah dan memberikan solusi.
d. Mengadakan kegiatan keagamaan, seperti shalat dhuha, tadarus bersama, dan
peringatan hari besar Islam sebagai sarana pembinaan akhlak.
Peran-peran ini menunjukkan bahwa guru PAI berperan sebagai pendidik,
pembimbing, teladan, dan konselor, sesuai teori peran guru yang menekankan
pentingnya fungsi edukatif dan moral.
3. Faktor pendukung dan penghambat
Faktor pendukung : kompetensi guru PAI dalam membimbing siswa,
dukungan sekolah melalui kebijakan anti-bullying, serta kegiatan keagamaan rutin
yang memperkuat pembinaan karakter siswa.
Faktor penghambat : rendahnya kesadaran siswa akan dampak buruk
bullying, pengaruh lingkungan pergaulan di luar sekolah yang tidak mendukung, dan
keterbatasan waktu guru
Dari hasil wawancara, guru BK menegaskan bahwa banyak kasus bullying
tidak dilaporkan karena siswa takut atau malu, sehingga guru seringkali terlambat
mengetahui masalah. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa peran guru PAI
dan Budi Pekerti di SMPN 3 Watampone sangat penting dalam mencegah dan
mengatasi bullying. Walaupun belum bisa sepenuhnya menghilangkan perilaku
tersebut, langkah-langkah yang dilakukan guru mampu menekan angka kasus
bullying dan memberikan pembinaan karakter Islami kepada siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberapa
saran yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Bagi Guru PAI dan Budi Pekerti
Guru PAI diharapkan lebih intensif dalam memberikan bimbingan dan
konseling kepada siswa, terutama mereka yang sering terlibat dalam kasus
bullying.Perlu meningkatkan kreativitas dalam menyampaikan pembelajaran akidah
akhlak agar lebih menarik, misalnya dengan metode fun learning, diskusi kelompok,
studi kasus, dan role play yang berkaitan dengan tema menghormati sesama.
Guru PAI sebaiknya selalu menanamkan nilai-nilai Islami dengan
memberikan teladan yang nyata, sehingga siswa tidak hanya memahami teori tetapi
juga meneladani praktik akhlak sehari-hari.
2. Bagi Pihak Sekolah
Sekolah perlu memperkuat implementasi program anti-bullying dengan
membuat aturan yang jelas dan sosialisasi berkala kepada siswa. Mengoptimalkan
fungsi guru BK dalam mendampingi siswa, khususnya korban bullying, agar tidak
merasa sendirian dalam menghadapi masalah.Meningkatkan kegiatan keagamaan
yang melibatkan seluruh siswa, sehingga dapat menumbuhkan kebersamaan,
toleransi, dan sikap saling menghargai.
3. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan mampu meningkatkan kesadaran akan dampak buruk
bullying, baik bagi korban maupun pelaku.
b. Diharapkan siswa lebih berani melapor jika mengalami atau menyaksikan
bullying, sehingga guru dapat segera mengambil tindakan.
c. Siswa hendaknya menanamkan sikap empati, menghargai perbedaan, serta
menjadikan nilai agama sebagai pedoman dalam pergaulan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada satu sekolah dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian berikutnya dapat memperluas cakupan pada beberapa sekolah sekaligus
untuk membandingkan hasil.Dapat menggunakan metode kuantitatif atau mixed
methods untuk mengukur efektivitas strategi guru PAI dalam menurunkan angka
bullying.Penelitian lanjutan dapat fokus pada keterlibatan siswa sebagai agen anti-
bullying melalui peer group atau organisasi sekolah.
Ketersediaan
STAR202502349349/2025Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

349/2025

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi Tarbiyah

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subyek

bullying

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top