Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Membentuk Perilaku Religius Siswa di Kelas VIII MTs Amir Al-Jannah Bone
Widi Wulan Suryandari/862082021125 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru Akidah Akhlak
dalam membentuk perilaku religius siswa di kelas VIII MTs Amir Al-Jannah Bone
serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data
dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala madrasah, guru Akidah Akhlak,
dan siswa kelas VIII, serta diperkuat dengan observasi kegiatan pembelajaran dan
dokumentasi berupa modul, ATP, serta foto kegiatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru Akidah Akhlak dalam
membentuk perilaku religius siswa dilakukan melalui tiga bentuk utama, yaitu: (1)
strategi kolaborasi, meliputi diskusi kelompok, kerja sama guru dan siswa,
partisipasi dalam kegiatan keagamaan, serta kebiasaan saling membantu dalam
pembelajaran; (2) strategi refleksi, berupa evaluasi pemahaman materi, dorongan
untuk mengoreksi kesalahan, penilaian diri, dan pemanfaatan pengalaman belajar;
serta (3) pembiasaan ibadah, yang ditanamkan melalui kegiatan salat berjamaah,
pembacaan Al-Qur’an, tadarus, doa bersama, serta pelaksanaan ibadah sunnah di
madrasah. Strategi ini terbukti mampu meningkatkan keaktifan, kedisiplinan, sikap
tanggung jawab, serta penghayatan nilai-nilai akidah, akhlak, dan syariah dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
Adapun faktor pendukung strategi tersebut antara lain adanya program rutin
madrasah dalam pembinaan keagamaan, ketersediaan sarana ibadah, serta
dukungan kepala madrasah dan orang tua. Sedangkan faktor penghambat meliputi
keterbatasan waktu pembelajaran, perbedaan latar belakang siswa, serta kurangnya
motivasi sebagian siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi guru Akidah Akhlak di
MTs Amir Al-Jannah Bone berperan penting dalam membentuk perilaku religius
siswa, khususnya melalui kolaborasi, refleksi, dan pembiasaan ibadah yang
berbasis nilai-nilai dasar pendidikan Islam, yaitu akidah, akhlak, dan syariah.
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi guru
Akidah Akhlak dalam membentuk perilaku religius siswa kelas VIII MTs
Amir Al-Jannah Bone dilakukan secara sistematis melalui dua dimensi
utama, yaitu kolaborasi dan refleksi, yang berlandaskan nilai-nilai dasar
pendidikan Islam meliputi akidah, akhlak, dan syariah. Melalui kolaborasi,
guru menumbuhkan keterlibatan aktif siswa dalam diskusi kelompok,
kerja sama dalam tugas, serta partisipasi dalam kegiatan keagamaan
bersama seperti shalat berjamaah dan tadarus, yang tidak hanya
memperdalam pemahaman materi tetapi juga menginternalisasikan nilai
keimanan dan sosial. Sedangkan melalui refleksi, guru mendorong siswa
untuk mengevaluasi pemahaman, mengoreksi kesalahan, dan menilai
perilaku diri agar tumbuh kesadaran spiritual dan moral yang mendorong
perbaikan diri secara berkelanjutan. Strategi ini menunjukkan efektivitas
pembelajaran konstruktivistik dalam konteks pendidikan agama Islam,
karena menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
terpadu. Dengan demikian, penerapan strategi kolaboratif dan reflektif
oleh guru Akidah Akhlak terbukti berkontribusi signifikan dalam
membentuk karakter religius siswa yang beriman, berilmu, berakhlak
mulia, dan konsisten menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Sementara itu, faktor pendukung strategi guru Akidah Akhlak dalam
membentuk perilaku religius siswa di MTs Amir Al-Jannah Bone antara
lain meliputi adanya dukungan kepala madrasah yang memberikan ruang
gerak bagi guru Akidah Akhlak untuk menerapkan metode pembelajaran
yang variatif, antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan
seperti sholat dhuha berjamaah, tadarus Al-Qur’an, serta diskusi
kelompok, dan juga ketersediaan sarana prasarana berupa musholla, modul
pembelajaran, serta kegiatan rutin yang memfasilitasi pembiasaan nilai-
nilai religius. Faktor-faktor ini menjadi landasan penting yang
memperkuat penerapan strategi kolaboratif dan reflektif dalam
pembelajaran Akidah Akhlak. Namun demikian, penelitian ini juga
menemukan sejumlah faktor penghambat, di antaranya keterbatasan waktu
pembelajaran yang membuat praktik dan refleksi nilai keagamaan kurang
maksimal, perbedaan latar belakang siswa yang memengaruhi motivasi
serta pemahaman terhadap nilai-nilai Islam, dan kurangnya konsistensi
sebagian siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan, khususnya ibadah
sunnah. Hambatan-hambatan tersebut mencerminkan adanya kesenjangan
antara strategi pembelajaran yang direncanakan guru dengan realitas di
lapangan, sehingga diperlukan inovasi strategi yang lebih kontekstual serta
dukungan sinergis dari pihak sekolah dan keluarga agar tujuan
pembentukan perilaku religius siswa dapat tercapai secara optimal.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran yang
berhubungan dengan pelaksanaan strategi guru Akidah Akhlak dalam membentuk
perilaku religius siswa kelas VIII di MTs Amir Al-Jannah Bone diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagi Guru Akidah Akhlak, diharapkan dapat terus mengembangkan variasi
strategi pembelajaran, khususnya dalam aspek kolaborasi dan refleksi, agar
siswa lebih aktif dan terlibat secara menyeluruh dalam proses belajar. Guru
juga dapat memanfaatkan waktu secara efektif dengan mengintegrasikan
nilai-nilai akidah, akhlak, dan syariah ke dalam aktivitas pembelajaran sehari-
hari sehingga meskipun waktu terbatas, siswa tetap mendapatkan pengalaman
religius yang bermakna.
2. Bagi Kepala Madrasah, disarankan untuk memberikan dukungan penuh
terhadap program-program pembiasaan religius, baik dalam bentuk
kebijakan, fasilitas, maupun kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung
praktik keagamaan siswa. Kepala madrasah juga perlu memastikan sinergi
antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar agar nilai-nilai religius yang
ditanamkan di sekolah dapat berlanjut dalam kehidupan sehari-hari siswa.
3. Bagi Siswa, diharapkan dapat lebih konsisten dalam mengikuti kegiatan
keagamaan, baik yang wajib maupun sunnah, serta membiasakan diri untuk
menerapkan nilai-nilai akidah, akhlak, dan syariah dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, pembelajaran yang diberikan guru tidak hanya
berhenti pada pemahaman kognitif, tetapi juga terwujud dalam sikap dan
perilaku nyata.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini masih memiliki keterbatasan
terutama pada fokus waktu penelitian yang relatif singkat. Oleh karena itu,
disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan jangka waktu yang
lebih panjang, melibatkan lebih banyak subjek dari berbagai madrasah, serta
memperluas kajian pada aspek afektif dan praktik ibadah siswa di luar
sekolah, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai efektivitas strategi guru dalam membentuk perilaku
religius siswa.
dalam membentuk perilaku religius siswa di kelas VIII MTs Amir Al-Jannah Bone
serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data
dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala madrasah, guru Akidah Akhlak,
dan siswa kelas VIII, serta diperkuat dengan observasi kegiatan pembelajaran dan
dokumentasi berupa modul, ATP, serta foto kegiatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru Akidah Akhlak dalam
membentuk perilaku religius siswa dilakukan melalui tiga bentuk utama, yaitu: (1)
strategi kolaborasi, meliputi diskusi kelompok, kerja sama guru dan siswa,
partisipasi dalam kegiatan keagamaan, serta kebiasaan saling membantu dalam
pembelajaran; (2) strategi refleksi, berupa evaluasi pemahaman materi, dorongan
untuk mengoreksi kesalahan, penilaian diri, dan pemanfaatan pengalaman belajar;
serta (3) pembiasaan ibadah, yang ditanamkan melalui kegiatan salat berjamaah,
pembacaan Al-Qur’an, tadarus, doa bersama, serta pelaksanaan ibadah sunnah di
madrasah. Strategi ini terbukti mampu meningkatkan keaktifan, kedisiplinan, sikap
tanggung jawab, serta penghayatan nilai-nilai akidah, akhlak, dan syariah dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
Adapun faktor pendukung strategi tersebut antara lain adanya program rutin
madrasah dalam pembinaan keagamaan, ketersediaan sarana ibadah, serta
dukungan kepala madrasah dan orang tua. Sedangkan faktor penghambat meliputi
keterbatasan waktu pembelajaran, perbedaan latar belakang siswa, serta kurangnya
motivasi sebagian siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan secara konsisten.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi guru Akidah Akhlak di
MTs Amir Al-Jannah Bone berperan penting dalam membentuk perilaku religius
siswa, khususnya melalui kolaborasi, refleksi, dan pembiasaan ibadah yang
berbasis nilai-nilai dasar pendidikan Islam, yaitu akidah, akhlak, dan syariah.
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi guru
Akidah Akhlak dalam membentuk perilaku religius siswa kelas VIII MTs
Amir Al-Jannah Bone dilakukan secara sistematis melalui dua dimensi
utama, yaitu kolaborasi dan refleksi, yang berlandaskan nilai-nilai dasar
pendidikan Islam meliputi akidah, akhlak, dan syariah. Melalui kolaborasi,
guru menumbuhkan keterlibatan aktif siswa dalam diskusi kelompok,
kerja sama dalam tugas, serta partisipasi dalam kegiatan keagamaan
bersama seperti shalat berjamaah dan tadarus, yang tidak hanya
memperdalam pemahaman materi tetapi juga menginternalisasikan nilai
keimanan dan sosial. Sedangkan melalui refleksi, guru mendorong siswa
untuk mengevaluasi pemahaman, mengoreksi kesalahan, dan menilai
perilaku diri agar tumbuh kesadaran spiritual dan moral yang mendorong
perbaikan diri secara berkelanjutan. Strategi ini menunjukkan efektivitas
pembelajaran konstruktivistik dalam konteks pendidikan agama Islam,
karena menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
terpadu. Dengan demikian, penerapan strategi kolaboratif dan reflektif
oleh guru Akidah Akhlak terbukti berkontribusi signifikan dalam
membentuk karakter religius siswa yang beriman, berilmu, berakhlak
mulia, dan konsisten menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Sementara itu, faktor pendukung strategi guru Akidah Akhlak dalam
membentuk perilaku religius siswa di MTs Amir Al-Jannah Bone antara
lain meliputi adanya dukungan kepala madrasah yang memberikan ruang
gerak bagi guru Akidah Akhlak untuk menerapkan metode pembelajaran
yang variatif, antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan
seperti sholat dhuha berjamaah, tadarus Al-Qur’an, serta diskusi
kelompok, dan juga ketersediaan sarana prasarana berupa musholla, modul
pembelajaran, serta kegiatan rutin yang memfasilitasi pembiasaan nilai-
nilai religius. Faktor-faktor ini menjadi landasan penting yang
memperkuat penerapan strategi kolaboratif dan reflektif dalam
pembelajaran Akidah Akhlak. Namun demikian, penelitian ini juga
menemukan sejumlah faktor penghambat, di antaranya keterbatasan waktu
pembelajaran yang membuat praktik dan refleksi nilai keagamaan kurang
maksimal, perbedaan latar belakang siswa yang memengaruhi motivasi
serta pemahaman terhadap nilai-nilai Islam, dan kurangnya konsistensi
sebagian siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan, khususnya ibadah
sunnah. Hambatan-hambatan tersebut mencerminkan adanya kesenjangan
antara strategi pembelajaran yang direncanakan guru dengan realitas di
lapangan, sehingga diperlukan inovasi strategi yang lebih kontekstual serta
dukungan sinergis dari pihak sekolah dan keluarga agar tujuan
pembentukan perilaku religius siswa dapat tercapai secara optimal.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran yang
berhubungan dengan pelaksanaan strategi guru Akidah Akhlak dalam membentuk
perilaku religius siswa kelas VIII di MTs Amir Al-Jannah Bone diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagi Guru Akidah Akhlak, diharapkan dapat terus mengembangkan variasi
strategi pembelajaran, khususnya dalam aspek kolaborasi dan refleksi, agar
siswa lebih aktif dan terlibat secara menyeluruh dalam proses belajar. Guru
juga dapat memanfaatkan waktu secara efektif dengan mengintegrasikan
nilai-nilai akidah, akhlak, dan syariah ke dalam aktivitas pembelajaran sehari-
hari sehingga meskipun waktu terbatas, siswa tetap mendapatkan pengalaman
religius yang bermakna.
2. Bagi Kepala Madrasah, disarankan untuk memberikan dukungan penuh
terhadap program-program pembiasaan religius, baik dalam bentuk
kebijakan, fasilitas, maupun kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung
praktik keagamaan siswa. Kepala madrasah juga perlu memastikan sinergi
antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar agar nilai-nilai religius yang
ditanamkan di sekolah dapat berlanjut dalam kehidupan sehari-hari siswa.
3. Bagi Siswa, diharapkan dapat lebih konsisten dalam mengikuti kegiatan
keagamaan, baik yang wajib maupun sunnah, serta membiasakan diri untuk
menerapkan nilai-nilai akidah, akhlak, dan syariah dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, pembelajaran yang diberikan guru tidak hanya
berhenti pada pemahaman kognitif, tetapi juga terwujud dalam sikap dan
perilaku nyata.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini masih memiliki keterbatasan
terutama pada fokus waktu penelitian yang relatif singkat. Oleh karena itu,
disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan jangka waktu yang
lebih panjang, melibatkan lebih banyak subjek dari berbagai madrasah, serta
memperluas kajian pada aspek afektif dan praktik ibadah siswa di luar
sekolah, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai efektivitas strategi guru dalam membentuk perilaku
religius siswa.
Ketersediaan
| STAR2025348 | 348/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
348/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
