Insecure Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Cara mengatasinya
Aisyah Amini Nursam /762312020025 - Personal Name
Penelitian ini membahas tentang insecure dalam al-Qur’an dan cara
mengatasinya dengan jenis penelitian pustaka. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi sumber data primer yang berupa ayat-ayat al-Qur’an yang
mengandung makna insecure dan sumber data sekunder yang berupa kitab tafsir,
buku, jurnal, dan berbagai sumber pustaka lainnya yang membahas tema tentang
insecure. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan tafsir dan pendekatan
psikologis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan
analisis isi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, di dalam al-qur’an
menggambarkan insecure dengan beberapa kata seperti khauf, yaitu merujuk pada
ketakutan, kecemasan, atau kebimbangan, huzn yaitu sedih atau kesedihan yang
disebabkan hal-hal negatif yang pernah terjadi, dan halu’a yaitu keluh kesah atau
gelisah yang memiliki tanda lemahnya hati, jiwa, dan iman seseorang, Al-Ya’su
yaitu putus asa, tahinu yaitu kelemahan. Kedua, penafsiran para mufassir mengenai
ayat-ayat insecure, dan cara mengatasi perasaan insecure dengan rasa syukur yaitu
rasa terima kasih dan kesadaran terhadap nikmat yang diberikan Allah, kemudian
percaya diri yaitu keyakinan dan kemampuan kepada diri sendiri, sabar yaitu
kemampuan diri dari kesulitan tanpa mengeluh, kemudian optimis yaitu keyakinan
bahwa segala hal akan berjalan baik dan tawaakkal yaitu bergantung harapan pada
Allah tanpa menyerah.
Urgensi penelitian ini yaitu sebagai tambahan dalam kazanah keilmuan
Islam dan pengembangan penelitian terhadap keilmuan tafsir al-Qur’an. Selain itu,
juga untuk menambah wawasan masyarakat, khusunya umat Islam, terhadap makna
insecure dan dapat mendorong mereka untuk mengimplementasikan makna
insecure dalam al-qur’an dan cara mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari
dengan bekal pemahaman yang mendalam tentang hal tersebut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang insecure
dalam perspektif al-qur’an dan cara mengatasiya, maka peneliti mendapatkan
beberapa kesimpulan yang berhasil peneliti tarik dari hasil penelitian tersebut.
Beberapa kesimpulan tersebut yaitu:
1. Insecure adalah perasaan kurang percaya diri, gelisah, cemas, takut, serta tidak
aman. Dalam al-Qur'an, insecure dapat digambarkan dengan beberapa kata
seperti Khauf menunjukkan suasana hati yang tidak tenang yang berkaitan
dengan masa depan atau munculnya sesuatu yang buruk. Huzn adalah kondisi
hati yang tidak tenang terkait dengan pengalaman masa lalu. Halu’a adalah salah
satu tanda lemahnya hati, jiwa, dan iman seseorang. Al-Ya’su adalah pengecilan
harapan dan perasaan putus asa. Tahinu berarti kelemahan manusia, yang
termasuk dalam rezeki. Semua ini dijelaskan dalam Al-Qur'an dan memberi
inspirasi kepada kaum muslim untuk tidak merasa lemah dan sedih atau
insecure.
2. Menurut Quraish. Shihab kata خوف adalah kegoncangan hati menyangkut sesutu
yang negatif di masa akan datang, kemudian menurut wahbah az-zhuhaili dalam
tafsirannya نُ زْ حُ ال berarti kesedihan jiwa yang datang karena hilangnya
kemanfaatan pada masa lampau. Wahbah az-Zuhaili mendefenisikan عاً وْ
َهلُ
dengan cepat sedih dan gelisah, sangat rakus, dan kurang sabar. Dalam tafsir almisbah kata tahassasu terambil dari kata tahassa yang asalnya dari kata hiss
yang bermakna indera. Yang dimaksud di sini adalah upaya sungguh-sungguh
untuk mencari sesuatu. واْ
ِهنُ
َتَوالَ Menurut wahbah az-zuhaili dalam tafsirnya dan
janganlah kalian bersikap lemah di dalam memerangi orang-orang kafir.
Manusia memang tidak bisa menghilangkan rasa insecure namun bisa di atasi,
adapun cara mengatasi rasa insecure yaitu syukur, Percaya diri, Sabar, Optimis,
dan Tawakal.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi yang dihasilkan penelitian di atas yakni sebagai berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan
terhadap insecure dalam perspektif al-qur’an dan cara mengatasinya, sehingga
dapat memberikan tambahan kazanah pengetahuan dalam bidang ilmu keIslaman, khususnya yang berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an.
Begitu juga dapat memicu para peneliti dalam bidang ke-Islaman untuk meneliti
lebih lanjut mengenai penafsiran ayat-ayat yang mengandung makna insecure
dengan berbagai perspektif dan pendekatan.
2. Secara praktis penelitian ini juga berimplikasi terhadap masyarakat umum,
khususnya umat Islam untuk dapat lebih memperdalam pemahaman mereka
terhadap makna insecure berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an yang memuat
ungkapan tersebut. Sehingga akan lebih memacu mereka dalam mendalami
berbagai ungkapan yang disampaikan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang berakibat
bertambah luasnya pemahaman mereka terhadap penafsiran ayat-ayat al-Qur’an
mengatasinya dengan jenis penelitian pustaka. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi sumber data primer yang berupa ayat-ayat al-Qur’an yang
mengandung makna insecure dan sumber data sekunder yang berupa kitab tafsir,
buku, jurnal, dan berbagai sumber pustaka lainnya yang membahas tema tentang
insecure. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan tafsir dan pendekatan
psikologis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan
analisis isi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, di dalam al-qur’an
menggambarkan insecure dengan beberapa kata seperti khauf, yaitu merujuk pada
ketakutan, kecemasan, atau kebimbangan, huzn yaitu sedih atau kesedihan yang
disebabkan hal-hal negatif yang pernah terjadi, dan halu’a yaitu keluh kesah atau
gelisah yang memiliki tanda lemahnya hati, jiwa, dan iman seseorang, Al-Ya’su
yaitu putus asa, tahinu yaitu kelemahan. Kedua, penafsiran para mufassir mengenai
ayat-ayat insecure, dan cara mengatasi perasaan insecure dengan rasa syukur yaitu
rasa terima kasih dan kesadaran terhadap nikmat yang diberikan Allah, kemudian
percaya diri yaitu keyakinan dan kemampuan kepada diri sendiri, sabar yaitu
kemampuan diri dari kesulitan tanpa mengeluh, kemudian optimis yaitu keyakinan
bahwa segala hal akan berjalan baik dan tawaakkal yaitu bergantung harapan pada
Allah tanpa menyerah.
Urgensi penelitian ini yaitu sebagai tambahan dalam kazanah keilmuan
Islam dan pengembangan penelitian terhadap keilmuan tafsir al-Qur’an. Selain itu,
juga untuk menambah wawasan masyarakat, khusunya umat Islam, terhadap makna
insecure dan dapat mendorong mereka untuk mengimplementasikan makna
insecure dalam al-qur’an dan cara mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari
dengan bekal pemahaman yang mendalam tentang hal tersebut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang insecure
dalam perspektif al-qur’an dan cara mengatasiya, maka peneliti mendapatkan
beberapa kesimpulan yang berhasil peneliti tarik dari hasil penelitian tersebut.
Beberapa kesimpulan tersebut yaitu:
1. Insecure adalah perasaan kurang percaya diri, gelisah, cemas, takut, serta tidak
aman. Dalam al-Qur'an, insecure dapat digambarkan dengan beberapa kata
seperti Khauf menunjukkan suasana hati yang tidak tenang yang berkaitan
dengan masa depan atau munculnya sesuatu yang buruk. Huzn adalah kondisi
hati yang tidak tenang terkait dengan pengalaman masa lalu. Halu’a adalah salah
satu tanda lemahnya hati, jiwa, dan iman seseorang. Al-Ya’su adalah pengecilan
harapan dan perasaan putus asa. Tahinu berarti kelemahan manusia, yang
termasuk dalam rezeki. Semua ini dijelaskan dalam Al-Qur'an dan memberi
inspirasi kepada kaum muslim untuk tidak merasa lemah dan sedih atau
insecure.
2. Menurut Quraish. Shihab kata خوف adalah kegoncangan hati menyangkut sesutu
yang negatif di masa akan datang, kemudian menurut wahbah az-zhuhaili dalam
tafsirannya نُ زْ حُ ال berarti kesedihan jiwa yang datang karena hilangnya
kemanfaatan pada masa lampau. Wahbah az-Zuhaili mendefenisikan عاً وْ
َهلُ
dengan cepat sedih dan gelisah, sangat rakus, dan kurang sabar. Dalam tafsir almisbah kata tahassasu terambil dari kata tahassa yang asalnya dari kata hiss
yang bermakna indera. Yang dimaksud di sini adalah upaya sungguh-sungguh
untuk mencari sesuatu. واْ
ِهنُ
َتَوالَ Menurut wahbah az-zuhaili dalam tafsirnya dan
janganlah kalian bersikap lemah di dalam memerangi orang-orang kafir.
Manusia memang tidak bisa menghilangkan rasa insecure namun bisa di atasi,
adapun cara mengatasi rasa insecure yaitu syukur, Percaya diri, Sabar, Optimis,
dan Tawakal.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi yang dihasilkan penelitian di atas yakni sebagai berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan
terhadap insecure dalam perspektif al-qur’an dan cara mengatasinya, sehingga
dapat memberikan tambahan kazanah pengetahuan dalam bidang ilmu keIslaman, khususnya yang berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an.
Begitu juga dapat memicu para peneliti dalam bidang ke-Islaman untuk meneliti
lebih lanjut mengenai penafsiran ayat-ayat yang mengandung makna insecure
dengan berbagai perspektif dan pendekatan.
2. Secara praktis penelitian ini juga berimplikasi terhadap masyarakat umum,
khususnya umat Islam untuk dapat lebih memperdalam pemahaman mereka
terhadap makna insecure berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an yang memuat
ungkapan tersebut. Sehingga akan lebih memacu mereka dalam mendalami
berbagai ungkapan yang disampaikan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang berakibat
bertambah luasnya pemahaman mereka terhadap penafsiran ayat-ayat al-Qur’an
Ketersediaan
| SFUD20240022 | 22/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
22/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FUD
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
