Skripsi ini membahas tentang strategi penyuluh agama melalui sighak takliq
terhadap catin dalam mencegah terjadinya perceraian. Skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui, Bagaimana strategi penyuluh agama melalui sighak taklig terhadap catin
dalam mencegah terjadinya perceraian di KUA Kecamatan Mare Kabupaten Bone, dan
Apa faktor pendukung dan penghambat strategi penyuluh agama melalui sighak takliq
dalam mencegah terjadinya perceraian di Kecamatan Mare Kabupaten Bone.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berlokasi di KUA
Kecamatan Mare, sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan
sumber data skunder. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah teknik wawancara, dan dokumentasi, adapun instrumen penelitian berupa
pedoman wawancara dan sumber data dalam penelitian ini ada 7 orang diantaranya,
kepala KUA (1 orang), penghulu (1 orang), penyuluh PNS (3 orang) dan penyuluh
Non PNS (2 orang).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, strategi penyuluh agama melalui
sighak taliq terhadap catin dalam mencegah terjadinya perceraian di KUA Kecamatan
Mare, yaitu strategi sighak takliq dan ada dua strategi pembantu yaitu strategi bil lisan
dan strategi ta’lim. peneliti juga menemukan bahwa faktor pendukung penyuluh
agama yakni SDM di KUA Kecamatan Mare yang lengkap dan menguasai materi,
serta penerimaan strategi yang diterapakan oleh penyuluh agama di terima baik oleh
masyarakat. Dan faktor penghambat strategi yaitu fasilitas yang terbatas, dan kesulitan
pengucapan ijab kabul yang baik dan benar pada kalangan catin laki-laki.
Implikasi dari penelitian ini yaitu penyuluh agama mencari bantuan oleh pihakpihak lain untuk fasilitas yang kurang dan meningkatkan pengetahun dan keterampilan
tentang kehidupan berumah tangga sehingga dapat mencegah terjadinya perceraia
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di bahas pada bab sebelumnya
mengenai “strategi penyuluh agama melalui sighak takliq terhadap catin dalam
mencegah terjadinya perceraian di KUA Kecamatan Mare” sehingga dapat penulis
simpulkan sebagai berikut:
1. Strategi penyuluh agama melalui sighak takliq terhadap catin dalam
mencegah terjadinya perceraian di KUA Kecamatan Mare di lakukan dengan
beberapa macam strategi yaitu startegi sighak takli, strategi bil lisan dan
strategi ta’lim. Strategi sighak takliq di lakukan dengan membacakan
perjanjian hak istri sebelum ijab kabul dalam mencegah terjadinya perlakuan
yang tidak adil yang akan menimbulkan perceraian. Sedangkan strategi bil
lisan di lakukan oleh penyuluh agama untuk menyampaikan materi
menggunakan lisan kepada catin di KUA Kecamatan Mare Kabupaten Bone,
salah satunya yaitu memberikan pemahaman tentang seputar kehidupan
berumah tangga untuk mencegah terjadinya perceraian. Dan strategi ta’lim
dilakukan oleh penyuluh agama dengan proses suatu pengajaran kepada catin,
strategi penyuluh ini berperan penting karena penyuluh akan memberikan
bekal pengetahuan seputar berumah tangga beserta prakteknya seperti
contohnya pengucapan ijab kabul yang benar kepada pihak catin laki-laki,
yang pada gilirannya akan mampu secara bertahap untuk mencegah
terjadinya perceraian dan perselisihan dan kekerasan dalam berumah tangga
di KUA Kecamatan Mare.
59
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan bimbingan catin yaitu
faktor pendukungnya adalah keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang
lengkap di KUA Kecamatan Mare dan menguasai materi seputar pernikahan
ataupun strategi tersebut. Faktor pendukung lainnya adalah penerimaan
masyarakat terhadap bimbingan catin dan beberapa macam strategi yang
diterapkan oleh penyuluh agama di terima dengan sangat baik dan masyarakat
atau catin sangat antusias mengikutinya. sementara faktor penghambat dalam
bimbingan catin yaitu kurangnya fasilitas dan faktor penghambat lainnya
yaitu sulitnya mengucapkan ijab kabul yang baik dan benar bagi catin lakilaki, pendapat dari kepala KUA Kecamatan Mare mengatakan bahwa setiap
organisasi mempunyai faktor pendukung dan penghambat tetapi itu dijadikan
sebagai dorongan atau motivasi untuk memaksimalkan segala kemampuan
yang ada Jika suatu kendala telah terpecahkan, maka kendala berikutnya
dapat didentifikasi dan di perbaharui dan dijadikan sebagai dorongan atau
motivasi untuk memaksimalkan segala kemampuan yang ada dan tidak
menjadi alasan untuk berkurangnya kekuatan dalam pelayanan kepada
masyarakat.
B. Implikasi
Melalui hasil peneliti dan kesimpulan yang dilakukan penulis stretegi
penyuluh agama terhadap catin dalam mencegah terjadinya perceraian di KUA
Kecamatan Mare Kabupaten Bone, maka penulis menemukan implikasi yaitu:
1. Saat ini masyarakat atau catin banyak yang kurang pendidikannya jadi calon
pengantin lebih ingin di bimbing langsung oleh penyuluh agama agar lebih
nyaman dan tidak merasa grogi dalam pengucapan ijab kabul yang baik dan
benar
2. Penyuluh agama seharusnya juga mencari bantuan oleh pihak-pihak lain
untuk fasilitas yang kurang.
3. Penyuluh agama islam harus terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam berbagai strategi dalam memberikan bimbingan
catin tentang materi kehidupan berumah tangga sehingga dapat mencegah
terjadinya perceraian. Seperti hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan
pengembangan diri terus menerus

SFUD20240018

18/2024

Perpustakaan Pusat

Tersedia