Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Bugis Sipakatau pada Pembelajaran PAI dalam Upaya Penanaman Karakter Peserta Didik di SMPN 4 Watampone
Misna/862082021091 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya internalisasi nilai-nilai
budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone,
faktor pendukung dan penghambat upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal
Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone, serta dampak
pasca internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran
PAI terhadap karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone. Adapun metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pedagogis. Data penelitian diperoleh menggunakan teknik wawancara
dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Upaya internalisasi nilai-
nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4
Watampone dilakukan melalui beberapa upaya, yaitu: sosialisasi budaya lokal dan
integrasi materi, pemberian teladan dan melakukan pembiasaan, serta
menggunakan metode pembelajaran kontekstual dan melibatkan orangtua. 2)
Faktor yang menjadi pendukung upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis
sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone meliputi: faktor
keluarga, dukungan dari pihak sekolah, dan faktor pembiasaan. Adapun faktor
yang menjadi penghambat meliputi: karakter peserta didik yang berbeda-beda,
pengaruh teknologi, dan kurangnya kesadaran peserta didik. 3) Dampak pasca
internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI
terhadap karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone adalah, karakter peserta
didik berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, karena para guru
menanamkan dan membiasakan nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan
budaya sipakatau, seperti saling menghormati, menghargai, toleransi dan lain-lain
sebagainya. Sehingga peserta didik mengalami perubahan karakter yang lebih
baik dan terbiasa untuk menerapkan budaya sipakatau. Selain merasakan dampak
pasca internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran
PAI, peserta didik di SMPN 4 Watampone juga merasakan seberapa penting peran
nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau bagi perkembangan diri mereka, terutama
dalam pembentukan karakter.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait internalisasi
nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI dalam upaya
penanaman karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone, peneliti dapat
simpulkan bahwa:
1. Upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada
pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone dilakukan melalui beberapa
upaya yaitu: a) Sosialisasi budaya lokal dan integrasi materi, dilakukan
dengan cara guru memperkenalkan budaya sipakatau, setelah itu
mengintegrasikan materi PAI dengan nilai budaya sipakatau seperti saling
menghormati dan menghargai. Misalnya menghargai orang yang tidak
berpuasa karena perjalanan jauh, toleransi dengan teman yang berbeda
agama, dan menghargai pendapat orang lain. b) Pemberian teladan dan
melakukan pembiasaan, dilakukan dengan cara guru memberikan contoh
melalui tindakan yang baik. Misalnya bersikap sopan dan ramah,
menghargai pendapat orang lain, bertutur kata yang baik, saling
menghargai dalam interaksi sehari-hari, menghormati orang lain tanpa
memandang status sosial, dan cara menyampaikan kritik serta saran yang
baik. Adapun bentuk pembiasaan yang guru lakukan yaitu, membiasakan
peserta didik untuk mengucapkan salam dan menyapa orang yang ditemui,
melakukan mappatabe’, toleransi, dan membiasakan peserta didik untuk
mendengarkan serta memperhatikan orang lain ketika sedang berbicara. c)
Menggunakan metode pembelajaran kontekstual dan melibatkan orangtua,
dilakukan dengan cara guru mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata peserta didik, kemudian mengajak mereka untuk
berdiskusi seputar budaya sipakatau yang sering dilakukan. Misalnya
ketika melihat orang yang melaksanakan shalat dalam posisi duduk,
menjalin hubungan baik dengan orang yang berbeda agama, dan
menghargai perbedaan serta perilaku tawaddu’. Adapun cara guru
melibatkan orangtua peserta didik yaitu, dengan berpesan kepada mereka
lewat grup WA agar para orangtua bisa mendampingi peserta didik, untuk
membiasakan mereka menerapkan budaya sipakatau di lingkungan
sekitarnya terutama di rumah.
2. Faktor yang menjadi pendukung upaya internalisasi nilai-nilai budaya
lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan yakni: faktor keluarga,
dukungan dari pihak sekolah, dan faktor pembiasaan. Adapun faktor yang
menjadi penghambat berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
yakni: karakter peserta didik yang berbeda-beda, pengaruh teknologi, dan
kurangnya kesadaran peserta didik.
3. Dampak pasca internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada
pembelajaran PAI terhadap karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone
adalah, karakter peserta didik berubah menjadi lebih baik daripada
sebelumnya, karena para guru menanamkan dan membiasakan nilai-nilai
karakter yang berhubungan dengan budaya sipakatau, seperti saling
menghormati, menghargai, toleransi dan lain sebagainya. Sehingga peserta
didik mengalami perubahan karakter yang lebih baik, dan terbiasa untuk
menerapkan budaya sipakatau. Selain merasakan dampak pasca
internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran
PAI, peserta didik SMPN 4 Watampone juga merasakan seberapa penting
90
peran nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau, bagi perkembangan diri
mereka terutama dalam pembentukan karakter.
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang akan peneliti berikan terkait internalisasi
nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI dalam upaya
penanaman karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone, diantaranya yaitu:
1. Kepada kepala sekolah dan guru-guru di SMPN 4 Watampone agar lebih
senantiasa menerapkan nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau kepada
peserta didik, sehingga dapat tertanam perilaku yang baik pada diri
mereka.
2. Kepada para guru PAI agar lebih meningkatkan dan mengembangkan
upaya-upaya yang dilakukan, dalam internalisasi nilai-nilai budaya lokal
Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI, agar dapat terealisasi dengan
lebih baik lagi.
3. Kepada peserta didik SMPN 4 Watampone agar senantiasa menerapkan
budaya sipakatau dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga
tercipta perilaku yang baik karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia
yang mempunyai perilaku yang baik terhadap sesama.
budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone,
faktor pendukung dan penghambat upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal
Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone, serta dampak
pasca internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran
PAI terhadap karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone. Adapun metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pedagogis. Data penelitian diperoleh menggunakan teknik wawancara
dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Upaya internalisasi nilai-
nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4
Watampone dilakukan melalui beberapa upaya, yaitu: sosialisasi budaya lokal dan
integrasi materi, pemberian teladan dan melakukan pembiasaan, serta
menggunakan metode pembelajaran kontekstual dan melibatkan orangtua. 2)
Faktor yang menjadi pendukung upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis
sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone meliputi: faktor
keluarga, dukungan dari pihak sekolah, dan faktor pembiasaan. Adapun faktor
yang menjadi penghambat meliputi: karakter peserta didik yang berbeda-beda,
pengaruh teknologi, dan kurangnya kesadaran peserta didik. 3) Dampak pasca
internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI
terhadap karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone adalah, karakter peserta
didik berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, karena para guru
menanamkan dan membiasakan nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan
budaya sipakatau, seperti saling menghormati, menghargai, toleransi dan lain-lain
sebagainya. Sehingga peserta didik mengalami perubahan karakter yang lebih
baik dan terbiasa untuk menerapkan budaya sipakatau. Selain merasakan dampak
pasca internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran
PAI, peserta didik di SMPN 4 Watampone juga merasakan seberapa penting peran
nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau bagi perkembangan diri mereka, terutama
dalam pembentukan karakter.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait internalisasi
nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI dalam upaya
penanaman karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone, peneliti dapat
simpulkan bahwa:
1. Upaya internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada
pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone dilakukan melalui beberapa
upaya yaitu: a) Sosialisasi budaya lokal dan integrasi materi, dilakukan
dengan cara guru memperkenalkan budaya sipakatau, setelah itu
mengintegrasikan materi PAI dengan nilai budaya sipakatau seperti saling
menghormati dan menghargai. Misalnya menghargai orang yang tidak
berpuasa karena perjalanan jauh, toleransi dengan teman yang berbeda
agama, dan menghargai pendapat orang lain. b) Pemberian teladan dan
melakukan pembiasaan, dilakukan dengan cara guru memberikan contoh
melalui tindakan yang baik. Misalnya bersikap sopan dan ramah,
menghargai pendapat orang lain, bertutur kata yang baik, saling
menghargai dalam interaksi sehari-hari, menghormati orang lain tanpa
memandang status sosial, dan cara menyampaikan kritik serta saran yang
baik. Adapun bentuk pembiasaan yang guru lakukan yaitu, membiasakan
peserta didik untuk mengucapkan salam dan menyapa orang yang ditemui,
melakukan mappatabe’, toleransi, dan membiasakan peserta didik untuk
mendengarkan serta memperhatikan orang lain ketika sedang berbicara. c)
Menggunakan metode pembelajaran kontekstual dan melibatkan orangtua,
dilakukan dengan cara guru mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata peserta didik, kemudian mengajak mereka untuk
berdiskusi seputar budaya sipakatau yang sering dilakukan. Misalnya
ketika melihat orang yang melaksanakan shalat dalam posisi duduk,
menjalin hubungan baik dengan orang yang berbeda agama, dan
menghargai perbedaan serta perilaku tawaddu’. Adapun cara guru
melibatkan orangtua peserta didik yaitu, dengan berpesan kepada mereka
lewat grup WA agar para orangtua bisa mendampingi peserta didik, untuk
membiasakan mereka menerapkan budaya sipakatau di lingkungan
sekitarnya terutama di rumah.
2. Faktor yang menjadi pendukung upaya internalisasi nilai-nilai budaya
lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI di SMPN 4 Watampone
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan yakni: faktor keluarga,
dukungan dari pihak sekolah, dan faktor pembiasaan. Adapun faktor yang
menjadi penghambat berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
yakni: karakter peserta didik yang berbeda-beda, pengaruh teknologi, dan
kurangnya kesadaran peserta didik.
3. Dampak pasca internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada
pembelajaran PAI terhadap karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone
adalah, karakter peserta didik berubah menjadi lebih baik daripada
sebelumnya, karena para guru menanamkan dan membiasakan nilai-nilai
karakter yang berhubungan dengan budaya sipakatau, seperti saling
menghormati, menghargai, toleransi dan lain sebagainya. Sehingga peserta
didik mengalami perubahan karakter yang lebih baik, dan terbiasa untuk
menerapkan budaya sipakatau. Selain merasakan dampak pasca
internalisasi nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran
PAI, peserta didik SMPN 4 Watampone juga merasakan seberapa penting
90
peran nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau, bagi perkembangan diri
mereka terutama dalam pembentukan karakter.
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang akan peneliti berikan terkait internalisasi
nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI dalam upaya
penanaman karakter peserta didik di SMPN 4 Watampone, diantaranya yaitu:
1. Kepada kepala sekolah dan guru-guru di SMPN 4 Watampone agar lebih
senantiasa menerapkan nilai-nilai budaya lokal Bugis sipakatau kepada
peserta didik, sehingga dapat tertanam perilaku yang baik pada diri
mereka.
2. Kepada para guru PAI agar lebih meningkatkan dan mengembangkan
upaya-upaya yang dilakukan, dalam internalisasi nilai-nilai budaya lokal
Bugis sipakatau pada pembelajaran PAI, agar dapat terealisasi dengan
lebih baik lagi.
3. Kepada peserta didik SMPN 4 Watampone agar senantiasa menerapkan
budaya sipakatau dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga
tercipta perilaku yang baik karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia
yang mempunyai perilaku yang baik terhadap sesama.
Ketersediaan
| STAR20250162 | 162/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
162/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
