Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir kritis Peserta Didik di kelas XI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 10 Bone.
Nurul Hijria/862082021106 - Personal Name
Skripsi ini membahas mengenai Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik di kelas XI pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 10 Bone. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir
kritis peserta didik kelas XI pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SMA Negeri 10 Bone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif kualiatatif penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
pendekatan pedagogik dan sosiologis. Tehnik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi secara langsung. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, menguji
hipotesis dan merumuskan kesimpulan, serta mempresentasikan jawaban. Setiap
tahapan melibatkan interaksi aktif antara guru dan siswa, penggunaan media
pembelajaran seperti video, diskusi kelompok, serta pemanfaatan berbagai sumber
informasi baik dari buku maupun internet. Penerapan model inkuiri terbukti
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, yang ditunjukkan melalui indikator
kemampuan komunikasi, kreatif, pemecahan masalah, keterbukaan diri, percaya diri,
argumentasi, berpikir analisis, serta berpikir rasional dan logis. Faktor pendukung
keberhasilan implementasi model ini meliputi antusiasme guru dan siswa, penggunaan
media pembelajaran yang variatif, serta suasana kelas yang kondusif, sedangkan faktor
penghambat utamanya adalah keterbatasan waktu sehingga tahap refleksi belum
optimal diterapkan. Secara keseluruhan, model pembelajaran inkuiri efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran PAI di SMA
Negeri 10 Bone.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran
inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI di SMA Negeri
10 Bone, dapat disimpulkan beberapa poin utama sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran inkuiri diterapkan melalui beberapa tahapan,
yaitu orientasi (pengenalan materi dan pengaturan suasana belajar, sering
menggunakan media video), perumusan masalah (diskusi kelompok untuk
mengidentifikasi masalah), perumusan hipotesis (diskusi dan penulisan
jawaban sementara), pengumpulan data (mencari informasi dari buku dan
internet), pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan (diskusi dan klarifikasi
data), presentasi hasil (penyampaian hasil diskusi di depan kelas), serta refleksi
(evaluasi proses pembelajaran, namun kadang tidak dilakukan karena
keterbatasan waktu).
2. Kemampuan berpikir peserta didik melalui penerapan model inkuiri terbukti
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari
berkembangnya beberapa indikator kemampuan berpikir kritis, seperti
kemampuan komunikasi, kreatif, pemecahan masalah, keterbukaan diri,
percaya diri, argumetasi, berpikir analisis, serta berpikir rasional dan logis.
Siswa menjadi lebih aktif, antusias, dan terlibat dalam proses pembelajaran,
terutama saat menggunakan media video dan berdiskusi kelompok. Guru
berperan sebagai fasilitator yang membimbing , memantau, dan membantu
siswa selama proses pembelajaran.
3. Faktor pendukung dan faktor penghamabat yang dihadapi dalam penerapan
model pembelajaran inkuiri, faktor pendukung meliputi penggunaan media
pembelajaran yang menarik (seperti video), suasana kelas yang kondusif, serta
adanya bimbingan aktif dari guru. Adapun faktor penghambat yang ditemukan
terutama terkait keterbatasan waktu, sehingga tahap refleksi kadang tidak dapat
dilaksanakan secara optimal.
Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran
PAI di SMA Negeri 10 Bone efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa, meskipun masih terdapar tantangan dalam hal manajemen waktu
untuk melaksanakan seluruh tahapan secara menyeluruh.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mempunyai implikasi berupa saran
kepada pihak-pihak terkait, adapun saran penulis maksud yaitu:
1. Bagi Guru perlu merencanakan waktu dengan lebih baik untuk setiap
tahapan pembelajaran inkuiri, termasuk tahap refleksi. Mungkin bisa
menggunakan teknik manajemen waktu yang lebih efisien agar semua
tahapan dapat dilaksanakan dengan optimal.
2. Bagi Siswa diharapkan lebih aktif dalam setiap tahapan pembelajaran,
terutama dalam diskusi kelompok dan presentasi hasil, untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
3. Bagi Lembaga perlu melakukan evaluasi terhadap kurikulum untuk
memastikan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat diintegrasikan
dengan baik dalam semua mata pelajaran.
4. Bagi Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai dampak jangka panjang dari model pembelajaran inkuiri
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di berbagai konteks dan mata
pelajaran.
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik di kelas XI pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 10 Bone. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir
kritis peserta didik kelas XI pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SMA Negeri 10 Bone. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif kualiatatif penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan
pendekatan pedagogik dan sosiologis. Tehnik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi secara langsung. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, menguji
hipotesis dan merumuskan kesimpulan, serta mempresentasikan jawaban. Setiap
tahapan melibatkan interaksi aktif antara guru dan siswa, penggunaan media
pembelajaran seperti video, diskusi kelompok, serta pemanfaatan berbagai sumber
informasi baik dari buku maupun internet. Penerapan model inkuiri terbukti
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, yang ditunjukkan melalui indikator
kemampuan komunikasi, kreatif, pemecahan masalah, keterbukaan diri, percaya diri,
argumentasi, berpikir analisis, serta berpikir rasional dan logis. Faktor pendukung
keberhasilan implementasi model ini meliputi antusiasme guru dan siswa, penggunaan
media pembelajaran yang variatif, serta suasana kelas yang kondusif, sedangkan faktor
penghambat utamanya adalah keterbatasan waktu sehingga tahap refleksi belum
optimal diterapkan. Secara keseluruhan, model pembelajaran inkuiri efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran PAI di SMA
Negeri 10 Bone.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran
inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI di SMA Negeri
10 Bone, dapat disimpulkan beberapa poin utama sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran inkuiri diterapkan melalui beberapa tahapan,
yaitu orientasi (pengenalan materi dan pengaturan suasana belajar, sering
menggunakan media video), perumusan masalah (diskusi kelompok untuk
mengidentifikasi masalah), perumusan hipotesis (diskusi dan penulisan
jawaban sementara), pengumpulan data (mencari informasi dari buku dan
internet), pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan (diskusi dan klarifikasi
data), presentasi hasil (penyampaian hasil diskusi di depan kelas), serta refleksi
(evaluasi proses pembelajaran, namun kadang tidak dilakukan karena
keterbatasan waktu).
2. Kemampuan berpikir peserta didik melalui penerapan model inkuiri terbukti
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari
berkembangnya beberapa indikator kemampuan berpikir kritis, seperti
kemampuan komunikasi, kreatif, pemecahan masalah, keterbukaan diri,
percaya diri, argumetasi, berpikir analisis, serta berpikir rasional dan logis.
Siswa menjadi lebih aktif, antusias, dan terlibat dalam proses pembelajaran,
terutama saat menggunakan media video dan berdiskusi kelompok. Guru
berperan sebagai fasilitator yang membimbing , memantau, dan membantu
siswa selama proses pembelajaran.
3. Faktor pendukung dan faktor penghamabat yang dihadapi dalam penerapan
model pembelajaran inkuiri, faktor pendukung meliputi penggunaan media
pembelajaran yang menarik (seperti video), suasana kelas yang kondusif, serta
adanya bimbingan aktif dari guru. Adapun faktor penghambat yang ditemukan
terutama terkait keterbatasan waktu, sehingga tahap refleksi kadang tidak dapat
dilaksanakan secara optimal.
Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran
PAI di SMA Negeri 10 Bone efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa, meskipun masih terdapar tantangan dalam hal manajemen waktu
untuk melaksanakan seluruh tahapan secara menyeluruh.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mempunyai implikasi berupa saran
kepada pihak-pihak terkait, adapun saran penulis maksud yaitu:
1. Bagi Guru perlu merencanakan waktu dengan lebih baik untuk setiap
tahapan pembelajaran inkuiri, termasuk tahap refleksi. Mungkin bisa
menggunakan teknik manajemen waktu yang lebih efisien agar semua
tahapan dapat dilaksanakan dengan optimal.
2. Bagi Siswa diharapkan lebih aktif dalam setiap tahapan pembelajaran,
terutama dalam diskusi kelompok dan presentasi hasil, untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.
3. Bagi Lembaga perlu melakukan evaluasi terhadap kurikulum untuk
memastikan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat diintegrasikan
dengan baik dalam semua mata pelajaran.
4. Bagi Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai dampak jangka panjang dari model pembelajaran inkuiri
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di berbagai konteks dan mata
pelajaran.
Ketersediaan
| STAR20250212 | 212/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
212/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
