Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 23 Bone
Irnajuliana/862082021043 - Personal Name
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi model
pembelajaran Discovery Learning terhadap keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMAN 23 Bone. Permasalahan utama
dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model Discovery Learning,
bagaimana keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran PAI, serta apa saja faktor
pendukung dan penghambat dalam implementasi model tersebut. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian
adalah guru PAI dan siswa kelas X di SMAN 23 Bone. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi model Discovery Learning dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan
data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini terbukti efektif dalam
meningkatkan keaktifan siswa yang ditunjukkan melalui partisipasi aktif dalam
diskusi, pengajuan pertanyaan, kerja sama kelompok, serta kemandirian dalam
menyelesaikan tugas. Adapun faktor pendukung implementasi model ini meliputi
kesiapan guru, ketersediaan media pembelajaran, serta antusiasme siswa.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu dan perbedaan tingkat
pemahaman siswa.
A. Kesimpulan
1. Implementasi model pembelajaran Discovery Learning yang diterapkan
pada mata pelajaran PAI di SMAN 23 Bone yaitu. Pemberian rangsangan,
identifikasi masalah, pengumpulan data, Pengolahan data, pembuktian dan
menarik kesimpulan. Proses pembelajaran dengan Discovery Learning
berjalan dengan dinamis dan interaktif. Siswa tidak hanya menerima
informasi secara pasif, tetapi aktif berperan dalam menemukan pengetahuan
mereka sendiri melalui pengalaman belajar yang berbasis pada penyelidikan
dan pemecahan masalah
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di SMAN 23 Bone dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning secara efektif
mampu membuat siswa menjadi aktif. Keaktifan siswa tercermin melalui
keterlibatan mereka dalam berbagai aspek, seperti partisipasi dalam
kegiatan pembelajaran, ikut serta dalam melaksanakan tugas, keberanian
dalam menyampaikan pendapat atau bertanya dan juga menjawab
pertanyaan dari guru. Siswa juga menunjukkan kemandirian dalam mencari
informasi dari berbagai sumber seperti buku, internet dan berbagi sumber
lainnya. Dalam hal ini, siswa tidak lagi bersikap pasif, tetapi menunjukkan
antusiasme, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
belajar.
3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembelajaran
Discovery Learning pada mata pelajaran PAI di SMAN 23 Bone mencakup
berbagai aspek. Faktor pendukungnya adalah 1) faktor dari guru, 2) siswa
dan 3) sarana prasarana. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu 1) faktor
alokasi waktu 2) faktor keterbatasan siswa.
B. Saran
1. Diharapkan guru dapat terus mengoptimalkan penerapan model
pembelajaran Discovery Learning dengan menciptakan suasana kelas yang
aktif dan mendukung eksplorasi siswa, serta menyediakan panduan yang
jelas agar siswa lebih terarah dalam menemukan konsep secara mandiri.
2. Guru disarankan untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang
aktif dan berpusat pada siswa agar siswa lebih terlibat dan termotivasi dalam
proses belajar.
3. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan perlu memastikan
lingkungan belajar yang kondusif dan menyediakan fasilitas yang
mendukung proses belajar-mengajar. Dengan kolaborasi yang baik antara
guru, siswa, dan sekolah, penerapan Discovery Learning dapat berjalan
dengan efektif dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa
pembelajaran Discovery Learning terhadap keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMAN 23 Bone. Permasalahan utama
dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model Discovery Learning,
bagaimana keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran PAI, serta apa saja faktor
pendukung dan penghambat dalam implementasi model tersebut. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian
adalah guru PAI dan siswa kelas X di SMAN 23 Bone. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi model Discovery Learning dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan
data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini terbukti efektif dalam
meningkatkan keaktifan siswa yang ditunjukkan melalui partisipasi aktif dalam
diskusi, pengajuan pertanyaan, kerja sama kelompok, serta kemandirian dalam
menyelesaikan tugas. Adapun faktor pendukung implementasi model ini meliputi
kesiapan guru, ketersediaan media pembelajaran, serta antusiasme siswa.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu dan perbedaan tingkat
pemahaman siswa.
A. Kesimpulan
1. Implementasi model pembelajaran Discovery Learning yang diterapkan
pada mata pelajaran PAI di SMAN 23 Bone yaitu. Pemberian rangsangan,
identifikasi masalah, pengumpulan data, Pengolahan data, pembuktian dan
menarik kesimpulan. Proses pembelajaran dengan Discovery Learning
berjalan dengan dinamis dan interaktif. Siswa tidak hanya menerima
informasi secara pasif, tetapi aktif berperan dalam menemukan pengetahuan
mereka sendiri melalui pengalaman belajar yang berbasis pada penyelidikan
dan pemecahan masalah
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di SMAN 23 Bone dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning secara efektif
mampu membuat siswa menjadi aktif. Keaktifan siswa tercermin melalui
keterlibatan mereka dalam berbagai aspek, seperti partisipasi dalam
kegiatan pembelajaran, ikut serta dalam melaksanakan tugas, keberanian
dalam menyampaikan pendapat atau bertanya dan juga menjawab
pertanyaan dari guru. Siswa juga menunjukkan kemandirian dalam mencari
informasi dari berbagai sumber seperti buku, internet dan berbagi sumber
lainnya. Dalam hal ini, siswa tidak lagi bersikap pasif, tetapi menunjukkan
antusiasme, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab yang tinggi terhadap proses
belajar.
3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembelajaran
Discovery Learning pada mata pelajaran PAI di SMAN 23 Bone mencakup
berbagai aspek. Faktor pendukungnya adalah 1) faktor dari guru, 2) siswa
dan 3) sarana prasarana. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu 1) faktor
alokasi waktu 2) faktor keterbatasan siswa.
B. Saran
1. Diharapkan guru dapat terus mengoptimalkan penerapan model
pembelajaran Discovery Learning dengan menciptakan suasana kelas yang
aktif dan mendukung eksplorasi siswa, serta menyediakan panduan yang
jelas agar siswa lebih terarah dalam menemukan konsep secara mandiri.
2. Guru disarankan untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang
aktif dan berpusat pada siswa agar siswa lebih terlibat dan termotivasi dalam
proses belajar.
3. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan perlu memastikan
lingkungan belajar yang kondusif dan menyediakan fasilitas yang
mendukung proses belajar-mengajar. Dengan kolaborasi yang baik antara
guru, siswa, dan sekolah, penerapan Discovery Learning dapat berjalan
dengan efektif dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa
Ketersediaan
| STAR20250106 | 106/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
106/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
