Peran Moderasi Literasi Halal terhadap Adopsi Makanan Kemasan Halal untuk Konsumsi Berkelanjutan di Kalangan Generasi Muslim Zilenial Kecamatan Ulaweng

No image available for this title
Penelitian tentang moderasi literasi halal terhadap adopsi makanan kemasan
halal masih jarang dilakukan. Skripsi ini bertujuan untuk mengisi kekosongan
tersebut dengan menambahkan variabel literasi halal sebagai variabel moderating.
Pendekatan kuantitatif dan kerangka teori ekonomi Islam digunakan dalam penelitian
ini. Enam pertanyaan utama diajukan: (1) Apakah sikap mempengaruhi adopsi
makanan kemasan halal?, (2) Apakah norma subjektif mempengaruhi adopsi
makanan kemasan halal?, (3) Apakah persepsi kontrol perilaku mempengaruhi adopsi
makanan kemasan halal?, (4) Apakah literasi halal memoderasi pengaruh sikap
terhadap adopsi makanan kemasan halal?, (5) Apakah literasi halal memoderasi
pengaruh norma subjektif terhadap adopsi makanan kemasan halal?, (6) Apakah
literasi halal memoderasi pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap adopsi
makanan kemasan halal?. Data dari 100 responden dianalisis menggunakan SEM
dengan PLS-Path Modeling melalui Smart-PLS versi Student. Hasilnya menunjukkan
bahwa: (1) Sikap berpengaruh signifikan terhadap adopsi makanan kemasan halal, (2)
norma subjektif tidak berpengaruh signifikan terhadap adopsi makanan kemasan
halal, (3) persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan, (4) literasi
halal tidak memoderasi pengaruh sikap, (5) literasi halal tidak memoderasi pengaruh
persepsi kontrol perilaku, dan (6) literasi halal memoderasi pengaruh norma subjektif
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu:
1. Sikap individu terhadap makanan kemasan halal tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan mereka untuk mengadopsi makanan tersebut. Hal ini berarti
bahwa meskipun individu mungkin memiliki pandangan positif tentang makanan
kemasan halal, pandangan ini tidak secara langsung mempengaruhi keputusan
mereka untuk mengadopsinya. Temuan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti kurangnya pengetahuan atau informasi yang cukup tentang manfaat dan
pentingnya makanan halal, atau pengaruh faktor-faktor lain yang lebih dominan
dalam pengambilan keputusan.
2. Norma subjektif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap adopsi makanan
kemasan halal. Artinya, meskipun individu mungkin merasakan adanya tekanan
atau harapan dari lingkungan sosial mereka untuk mengadopsi makanan kemasan
halal, hal ini tidak secara langsung mempengaruhi keputusan mereka. Temuan ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial mungkin tidak sekuat yang diperkirakan
dalam mempengaruhi adopsi makanan halal, atau bisa jadi individu lebih
dipengaruhi oleh faktor lain yang lebih personal dan praktis dalam pengambilan
keputusan mereka.
3. Persepsi kontrol perilaku, yaitu keyakinan individu tentang kemampuan mereka
untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku mereka sendiri, memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap adopsi makanan kemasan halal. Hasil
analisis menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi kontrol perilaku seseorang,
semakin besar kemungkinan mereka untuk mengadopsi makanan kemasan halal.
100
Pengaruh signifikan ini menandakan bahwa individu yang merasa mampu dan
memiliki kontrol atas keputusan mereka lebih cenderung untuk mengadopsi
makanan kemasan halal. Hal ini mungkin karena mereka merasa lebih yakin dan
memiliki kendali atas pilihan makanan mereka, sehingga lebih mudah bagi
mereka untuk memilih produk yang sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai
mereka. Oleh karena itu, persepsi kontrol perilaku merupakan faktor penting
dalam memprediksi perilaku konsumen terkait adopsi makanan kemasan halal.
4. Hasil analisis menunjukkan bahwa literasi halal tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap adopsi makanan kemasan halal. Artinya, literasi halal tidak
terbukti memengaruhi adopsi makanan kemasan halal dalam konteks penelitian
ini. Oleh karena itu, meskipun literasi halal penting, diperlukan pendekatan yang
lebih holistik untuk meningkatkan adopsi makanan kemasan halal. Ini termasuk
edukasi yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan tetapi juga mempengaruhi
sikap dan persepsi konsumen terhadap produk halal. Kombinasi antara literasi
halal yang tinggi dan faktor-faktor lain seperti persepsi kualitas dan harga yang
kompetitif dapat lebih efektif dalam mendorong adopsi makanan kemasan halal di
masyarakat.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi halal tidak memoderasi pengaruh
sikap terhadap adopsi makanan kemasan halal. Artinya, tingkat pemahaman
individu tentang prinsip-prinsip halal tidak memperkuat atau melemahkan
hubungan antara sikap positif mereka terhadap makanan kemasan halal dan
keputusan untuk mengadopsi makanan tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa
meskipun individu memiliki sikap positif terhadap makanan kemasan halal,
tingkat literasi halal mereka tidak mempengaruhi seberapa kuat sikap ini
mempengaruhi keputusan mereka untuk mengadopsi makanan kemasan halal.
Sikap positif terhadap makanan kemasan halal tetap menjadi faktor penting dalam
keputusan adopsi, namun pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang halal tidak menambah atau mengurangi pengaruh sikap tersebut. Dengan
demikian, meskipun edukasi halal penting, meningkatkan literasi halal mungkin
tidak cukup untuk memperkuat pengaruh sikap positif terhadap adopsi makanan
halal.
6. Norma sosial dan tekanan dari lingkungan sekitar dapat mempengaruhi keputusan
individu untuk mengadopsi makanan kemasan halal. Literasi halal memperkuat
pengaruh norma subjektif terhadap adopsi makanan kemasan halal. Individu
dengan literasi halal yang tinggi lebih mampu memahami dan menanggapi norma
sosial terkait dengan makanan halal. Hal ini dapat mendorong mereka untuk lebih
mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat terkait konsumsi makanan
halal. Temuan ini menunjukkan pentingnya literasi halal dalam konteks
meningkatkan adopsi makanan kemasan halal. Dengan meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang prinsip-prinsip halal, norma subjektif dapat menjadi lebih
efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen terkait adopsi makanan kemasan
halal.
7. Literasi halal tidak memoderasi pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap
adopsi makanan kemasan halal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
kontrol perilaku, yaitu keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk
mengendalikan perilaku mereka sendiri, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap adopsi makanan kemasan halal. Meskipun individu memiliki
pemahaman yang baik tentang kriteria halal, hal ini tidak memperkuat pengaruh
keyakinan mereka terhadap kemampuan untuk mengontrol perilaku mereka
terkait dengan konsumsi makanan halal. Temuan ini menunjukkan bahwa literasi
halal tidak berfungsi sebagai moderasi yang signifikan dalam mempengaruhi
hubungan antara persepsi kontrol perilaku dan adopsi makanan kemasan halal.
Dengan demikian, dalam upaya meningkatkan adopsi makanan kemasan halal,
penting untuk lebih fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kontrol
perilaku, seperti kepercayaan diri individu dalam mengontrol perilaku mereka
terkait makanan halal, daripada hanya bergantung pada peningkatan literasi halal
semata.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut, yaitu:
1. Untuk meningkatkan adopsi makanan kemasan halal, perlu diadakan program
edukasi yang lebih menyeluruh mengenai manfaat dan pentingnya makanan halal.
Selain itu, kampanye yang efektif untuk menginformasikan masyarakat tentang
keuntungan kesehatan dan keagamaan dari makanan halal dapat membantu
memperkuat sikap positif terhadap produk halal.
2. Mengingat norma subjektif tidak berpengaruh signifikan, diperlukan pendekatan
yang lebih personal dan praktis dalam mengedukasi masyarakat. Program
sosialisasi dan komunitas yang mendukung adopsi makanan halal dapat
meningkatkan kesadaran dan partisipasi individu dalam memilih produk halal.
3. Untuk memanfaatkan pengaruh positif persepsi kontrol perilaku, strategi
pemasaran dan edukasi perlu fokus pada peningkatan keyakinan dan kemampuan
individu dalam mengendalikan pilihan makanan mereka. Program pelatihan dan
pemberdayaan konsumen bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka
dalam memilih makanan halal.
4. Untuk meningkatkan adopsi makanan kemasan halal, perlu diadakan pendekatan
edukasi yang lebih holistik. Edukasi tidak hanya harus meningkatkan
pengetahuan, tetapi juga harus mempengaruhi sikap dan persepsi konsumen
terhadap produk halal. Kampanye yang menekankan kualitas dan manfaat
ekonomi dari produk halal dapat membantu.
5. Meski literasi halal tidak memoderasi pengaruh sikap terhadap adopsi makanan
kemasan halal, edukasi yang berkelanjutan mengenai halal tetap penting. Program
yang lebih fokus pada penguatan sikap positif dan memberikan informasi yang
mendalam mengenai halal dapat membantu memperkuat hubungan antara sikap
dan adopsi makanan halal.
6. Mengingat literasi halal dapat memperkuat pengaruh norma subjektif,
peningkatan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip halal harus menjadi
prioritas. Kampanye edukasi yang melibatkan tokoh masyarakat dan influencer
dapat meningkatkan pengaruh norma sosial dan mendorong lebih banyak individu
untuk mengadopsi makanan kemasan halal.
7. Karena literasi halal tidak memoderasi pengaruh persepsi kontrol perilaku, fokus
utama harus pada peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan individu dalam
mengontrol perilaku konsumsi mereka. Program pelatihan praktis dan dukungan
komunitas dapat memperkuat persepsi kontrol perilaku dan mendorong adopsi
makanan kemasan halal.
Implementasi saran-saran ini diharapkan dapat membantu praktisi pemasaran,
pengambil kebijakan, dan peneliti dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif
dalam meningkatkan adopsi makanan kemasan halal di masyarakat, khususnya di
kalangan generasi zilenial.
C. Implikasi Penelitian
Implikasi yang dapat ditimbulkan dari kesimpulan di atas, antara lain, yaitu:
1. Implikasi dari temuan bahwa sikap individu terhadap makanan kemasan halal
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan mereka untuk mengadopsi
makanan tersebut adalah bahwa promosi produk halal harus lebih dari sekadar
membangun sikap positif. Produsen dan pemasar perlu mengatasi hambatan
pengetahuan dan memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai manfaat
makanan halal untuk meningkatkan adopsi.
2. Karena norma subjektif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap adopsi
makanan kemasan halal, ini menunjukkan bahwa tekanan sosial atau harapan dari
lingkungan tidak cukup kuat untuk mendorong adopsi. Oleh karena itu, strategi
pemasaran harus lebih fokus pada nilai-nilai individual dan praktis yang relevan
dengan konsumen daripada hanya mengandalkan pengaruh sosial.
3. Temuan bahwa persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh signifikan terhadap
adopsi makanan kemasan halal menunjukkan bahwa intervensi yang
meningkatkan keyakinan dan kemampuan individu untuk mengontrol pilihan
makanan mereka sangat penting. Program pelatihan, dukungan, dan akses
informasi yang baik dapat memberdayakan konsumen dan mendorong mereka
untuk memilih produk halal.
4. Literasi halal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap adopsi makanan
kemasan halal, menunjukkan bahwa pengetahuan saja tidak cukup untuk
mendorong adopsi. Ini menekankan perlunya pendekatan edukasi yang lebih
komprehensif yang juga mempengaruhi sikap dan persepsi konsumen terhadap
produk halal, bukan hanya fokus pada peningkatan pengetahuan.
5. Karena literasi halal tidak memoderasi pengaruh sikap terhadap adopsi makanan
kemasan halal, ini mengindikasikan bahwa peningkatan sikap positif terhadap
makanan halal perlu didukung dengan cara lain selain hanya meningkatkan
literasi halal. Edukasi yang menargetkan perubahan sikap dan pemahaman lebih
mendalam tentang nilai-nilai halal dapat lebih efektif.
6. Literasi halal dapat memperkuat pengaruh norma subjektif terhadap adopsi
makanan kemasan halal, menunjukkan pentingnya meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang prinsip-prinsip halal. Program edukasi yang melibatkan tokoh
masyarakat dan menggunakan pendekatan yang mudah dipahami dapat membantu
norma subjektif menjadi lebih efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen.
7. Karena literasi halal tidak memoderasi pengaruh persepsi kontrol perilaku
terhadap adopsi makanan kemasan halal, ini menunjukkan bahwa peningkatan
literasi halal saja tidak cukup. Penting untuk mengembangkan intervensi yang
fokus pada peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan kontrol konsumen
terhadap pilihan makanan mereka untuk mendorong adopsi makanan halal.
Implikasi ini memberikan panduan yang berharga bagi praktisi pemasaran,
pengambil kebijakan, dan peneliti untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif
dalam meningkatkan adopsi makanan kemasan halal di masyarakat.ilakukan maka
generasi milenial tidak akan terus mengonsumsi makanan kemasan halal yang di
produksi oleh produsen maupun penjual.
Ketersediaan
SFEBI20240121121/2024Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

121/2024

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Skripsi FEBI

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top