Pengaruh Low Ability, Lack of Benevolnce, Lack of Integrity terhadap Keengganan Membayar Zakat di Lembaga Zakat di Kalangan Masyarakat Muslim Kelas Menengah (Studi pada Masyarakat Muslim Kelas Menengah di Kabupaten Bone)
M. Taufan/602022020019 - Personal Name
Penelitian perilaku keengganan membayar zakat di lembaga zakat yang
dipengaruhi oleh variabel low ability, lack of benevolence, lack of integrity dan
dimediasi oleh variable distrust belum ada yang melakukannya. Karena itu, skripsi ini
hadir untuk membahas hal ini, dan disinilah letak perbedaan dari hasil-hasil penelitian
sebelumnya tentang perilaku keengganan. Dalam meneliti perilaku keengganan ini,
digunakan pendekatan kuantitatif untuk aspek metodologinya dan ekonomi Islam
untuk aspek keilmuannya. Dalam mewujudkan kedua pendekatan ini, maka
digunakan variabel distrust sebagai variabel interveningnya yang dijadikan untuk
memediasi low ability, lack of benevolence, lack of integrity dalam menentukan
perilaku keengganan membayar zakat di lembaga zakat dikalangan masyarakat
muslim kelas menengah di Kabupaten Bone. Dalam membuktikan hal ini, maka
diusulkan empat pertanyaan penelitian, yakni: (1) Apakah low ability, lack of
benevolence, lack of integrity berpengaruh secara langsung terhadap distrust dan
keengganan membayar zakat di lembaga zakat, dan juga secara tidak langsung
terhadap keengganan membayar zakat di lembaga zakat dikalangan masyarakat
muslim kelas menengah?. (2) Apakah distrust berpengaruh secara langsung terhadap
keengganan membayar zakat di lembaga zakat dikalangan masyarakat muslim kelas
menengah?. (3) Bagaimana pengaruh low ability, lack of benevolence, lack of
integrity secara langsung terhadap distrust dan keengganan membayar zakat di
lembaga zakat, dan juga secara tidak langsung terhadap keengganan membayar zakat
di lembaga zakat dikalangan masyarakat muslim kelas menengah?. (4) Bagaimana
pengaruh distrust secara langsung terhadap keengganan membayar zakat di lembaga
zakat dikalangan masyarakat muslim kelas menengah?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan data statistik yang
dikumpulkan melalui instrumen angket atau kuesioner. Data angket yang berhasil
diisi oleh responden penelitian sebanyak 200 responden. Artinya, sampel yang
digunakan sebanyak 200. Data statistik tersebut dianalisis dengan Structural Equation
Modelling dengan pendekatan PLS. Dan hasilnya diinterpretasi menggunakan teori
trust mayer’s model.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Variabel Low Abilituy (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga
zakat. (2) Lack of Benevolence (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat. (3) Lack of
Integrity (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku keengganan (Y2)
membayar zakat di lembaga zakat. (4) Distrust (Y1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat. (5)
Low Abilituy (X1) berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap
Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat melalui mediasi Distrust
(Y1). (6) Lack of Benevolence (X2) berpengaruh positif dan signifikan secara tidak
langsung terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat
melalui mediasi Distrust (Y1). (7) Lack of Integrity (X3) berpengaruh positif dan
signifikan secara tidak langsung terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat
di lembaga zakat melalui mediasi Distrust (Y1
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas pada Bab IV, maka
dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan pada bab I dalam skripsi ini. Adapun kesimpulan yang dapat
ditarik, yaitu sebagai berikut:
1. Low Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distrust. Artinya,
hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan antara kedua
variabel tersebut menunjukkan makna bahwa kemampuan yang rendah yang
dimiliki lembaga zakat mempengaruhi kepercayaan masyarakat muslim kelas
menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone
enggan membayar zakat melalui lembaga zakat akibat dari sikap
ketidakpercayaan yang timbul akibat dari kemampuan yang rendah yang
dimiliki lembaga zakat.
2. Lack of Benevolence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distrust.
Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa kurangnya
kebajikan yang dimiliki lembaga zakat mempengaruhi kepercayaan
masyarakat muslim kelas menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya
melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas
menengah di Kabupaten Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat
akibat dari sikap ketidakpercayaan yang timbul akibat dari kurangnya
kebajikan yang dimiliki lembaga zakat.
3. Lack of Integrity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distrust. Artinya,
hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan antara kedua
variabel tersebut menunjukkan makna bahwa integritas yang rendah yang
dimiliki lembaga zakat mempengaruhi kepercayaan masyarakat muslim kelas
menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone
enggan membayar zakat melalui lembaga zakat akibat dari sikap
ketidakpercayaan yang timbul akibat dari kurangnya integritas yang dimiliki
lembaga zakat.
4. Distrust berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keengganan.
Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa ketidakpercayaan
masyarakat muslim kelas menengah terhadap lembaga zakat menimbulkan
perilaku keengganan dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga
zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten
Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat akibat dari sikap
ketidakpercayaannya terhadap lembaga zakat.
5. Low Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keengganan.
Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa kemampuan yang
rendah yang dimiliki lembaga zakat mempengaruhi perilaku masyarakat
muslim kelas menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui
lembaga zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di
Kabupaten Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat yang
memiliki kemampuan yang rendah.
6. Lack of Benevolence berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
Perilaku Keengganan. Artinya, hipotesis yang diajukan tidak terbukti.
Pengaruh negatif dan tidak signifikan antara kedua variabel tersebut
menunjukkan makna bahwa kurangnya kebajikan yang dimiliki lembaga zakat
tidak mempengaruhi perilaku masyarakat muslim kelas menengah dalam
mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa
perilaku keengganan membayar zakat melalui lembaga zakat oleh masyarakat
muslim kelas menengah di Kabupaten Bone tidak dipengaruhi oleh faktor
kebajikan yang rendah dari lembaga zakat.
7. Lack of Integrity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Keengganan. Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan
signifikan antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa
kurangnya integritas yang dimiliki lembaga zakat mempengaruhi perilaku
masyarakat muslim kelas menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya
melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas
menengah di Kabupaten Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat
yang berintergritas rendah
8. Low Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keengganan
melalui mediasi Distrust. Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh
sigifikan secara tidak langsung dan nilai positif pada T-Statistik menunjukkan
bahwa distrust dapat memediasi Low Ability dalam membentuk perilaku
keengganan masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone dalam
membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa
kemampuan yang rendah yang dimiliki lembaga zakat dapat menciptakan
sikap tidak percaya masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone
yang kemudian akan menimbulkan perilaku keenganan dalam
mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaha zakat.
9. Lack of Benevolence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Keengganan melalui mediasi Distrust. Artinya, hipotesis yang diajukan
terbukti. Pengaruh sigifikan secara tidak langsung dan nilai positif pada T-
Statistik menunjukkan bahwa distrust dapat memediasi Lack of Benevolence
dalam membentuk perilaku keengganan masyarakat muslim kelas menengah
di Kabupaten Bone dalam membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa rendahnya kebajikan yang dimiliki lembaga zakat dapat
menciptakan sikap tidak percaya masyarakat muslim kelas menengah di
Kabupaten Bone yang kemudian akan menimbulkan perilaku keenganan
dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaha zakat.
10. Lack of Integrity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Keengganan melalui mediasi Distrust. Artinya, hipotesis yang diajukan
terbukti. Pengaruh sigifikan secara tidak langsung dan nilai positif pada T-
Statistik menunjukkan bahwa distrust dapat memediasi Lack of Integrity
dalam membentuk perilaku keengganan masyarakat muslim kelas menengah
di Kabupaten Bone dalam membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa kurangnya integritas yang dimiliki lembaga zakat dapat
menciptakan sikap tidak percaya masyarakat muslim kelas menengah di
Kabupaten Bone yang kemudian akan menimbulkan perilaku keenganan
dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaha zakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Disarankan kepada lembaga zakat khususnya lembaga zakat yang ada di
Kabupaten Bone untuk sangat memperhatikan segala bentuk pengelolaan dana
zakat dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen yaitu para muzakkī dan
mustaḥiq, yang mana yang dimaksud adalah kemampuan, kebajikan dan
integritas lembaga zakat. Dikarenakan yang demikian itu, dapat
mempengaruhi kepercayaan muzakkī dalam membayarkan zakatnya melalui
lembaga zakat, terkhusus muzakkī masyarakat muslim kelas menengah.
Ketidak percayaan masyarakat muslim kelas menengah tentu didasarkan atas
banyak hal, seperti kemampuan rendah, kurangnya kebajikan dan kurangnya
integritas yang dimiliki lembaga zakat yang tentu akan memicu timbulnya
perilaku keengganan membayar zakat di lembaga zakat.
2. Hasil penelitian ini, yang dituangkan ke dalam bentuk skripsi masih memiliki
banyak kelemahan, baik dari aspek teori, metode, dan data yang digunakan.
Sehingga, dalam mengambil kesimpulan masih belum sempurna sebagaimana
yang diharapkan. Karena itu, para peneliti selanjutnya diharapkan dapat
membaca skripsi ini untuk dilanjutkan, agar hasil yang didapat dijadikan
sebagai panduan dalam mengembangkan kualitas dari lembaga zakat yang ada,
khususnya di Kabupaten Bone, dan di Sulawesi Selatan pada umumnya. Insya
Allah, Amiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin
C. Implikasi
Implikasi yang dapat ditimbulkan dari kesimpulan di atas, yakni sebagai
berikut:
1. Jika ketidak kepercayaan dan perilaku keengganan membayar zakat
masyarakat muslim kelas menengah terhadap lembaga zakat dipengaruhi oleh
kemampuan yang rendah, kurangnya kebajikan dan kurangnya integritas yang
dimiliki lembaga zakat, maka lembaga zakat harus lebih memperhatikan dan
meningkatkan hal-hal yang menimbulkan ketidak percayaan bagi masyarakat
muslim kelas menengah, yaitu pada aspek kemampuan, kebajikan dan
integritas lembaga. Dengan pengembangan pada aspek-aspek tersebut, dapat
menjadi landasan dalam meningkatkan minat masyarakat muslim kelas
menengah khususnya di Kabupaten Bone melalui mediasi kepercayaan untuk
membayarkan atau menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat.
2. Masyarakat muslim kelas menengah yang ada di Kabupaten Bone
beranggapan bahwa kemampuan yang rendah, kurangnya kebajikan dan
integritas yang dimiliki lembaga zakat menjadi aspek-aspek yang secara
langung maupun tidak langsung mempengaruhi kepercayaannya untuk
menyalurkan dana zakatnya di lembaga zakat. Karena dengan kelemahan dan
kekurangan tersebut, lembaga zakat dianggap tidak dapat menerima,
mengelola, dan mendistribusikan dana zakat secara maksimal, sebagaimana
yang diharapkan oleh para muzakkī. Artinya lembaga zakat harus
meningkatkan aspek kemampuan, kebajikan dan integritas yang dimiliki,
karena jika tidak, maka masyarakat muslim kelas menengah kususnya di
Kabupaten Bone akan terus enggan membayar zakat melalui lembaga zakat.
Padahal lembaga zakat memiliki potensi yang sangat besar dalam
memeratakan pendapatan dan kesejahteraan umat muslim melalui
pendistribusian dana zakat yang maksimal.
dipengaruhi oleh variabel low ability, lack of benevolence, lack of integrity dan
dimediasi oleh variable distrust belum ada yang melakukannya. Karena itu, skripsi ini
hadir untuk membahas hal ini, dan disinilah letak perbedaan dari hasil-hasil penelitian
sebelumnya tentang perilaku keengganan. Dalam meneliti perilaku keengganan ini,
digunakan pendekatan kuantitatif untuk aspek metodologinya dan ekonomi Islam
untuk aspek keilmuannya. Dalam mewujudkan kedua pendekatan ini, maka
digunakan variabel distrust sebagai variabel interveningnya yang dijadikan untuk
memediasi low ability, lack of benevolence, lack of integrity dalam menentukan
perilaku keengganan membayar zakat di lembaga zakat dikalangan masyarakat
muslim kelas menengah di Kabupaten Bone. Dalam membuktikan hal ini, maka
diusulkan empat pertanyaan penelitian, yakni: (1) Apakah low ability, lack of
benevolence, lack of integrity berpengaruh secara langsung terhadap distrust dan
keengganan membayar zakat di lembaga zakat, dan juga secara tidak langsung
terhadap keengganan membayar zakat di lembaga zakat dikalangan masyarakat
muslim kelas menengah?. (2) Apakah distrust berpengaruh secara langsung terhadap
keengganan membayar zakat di lembaga zakat dikalangan masyarakat muslim kelas
menengah?. (3) Bagaimana pengaruh low ability, lack of benevolence, lack of
integrity secara langsung terhadap distrust dan keengganan membayar zakat di
lembaga zakat, dan juga secara tidak langsung terhadap keengganan membayar zakat
di lembaga zakat dikalangan masyarakat muslim kelas menengah?. (4) Bagaimana
pengaruh distrust secara langsung terhadap keengganan membayar zakat di lembaga
zakat dikalangan masyarakat muslim kelas menengah?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan data statistik yang
dikumpulkan melalui instrumen angket atau kuesioner. Data angket yang berhasil
diisi oleh responden penelitian sebanyak 200 responden. Artinya, sampel yang
digunakan sebanyak 200. Data statistik tersebut dianalisis dengan Structural Equation
Modelling dengan pendekatan PLS. Dan hasilnya diinterpretasi menggunakan teori
trust mayer’s model.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Variabel Low Abilituy (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga
zakat. (2) Lack of Benevolence (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat. (3) Lack of
Integrity (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku keengganan (Y2)
membayar zakat di lembaga zakat. (4) Distrust (Y1) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat. (5)
Low Abilituy (X1) berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap
Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat melalui mediasi Distrust
(Y1). (6) Lack of Benevolence (X2) berpengaruh positif dan signifikan secara tidak
langsung terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat di lembaga zakat
melalui mediasi Distrust (Y1). (7) Lack of Integrity (X3) berpengaruh positif dan
signifikan secara tidak langsung terhadap Perilaku keengganan (Y2) membayar zakat
di lembaga zakat melalui mediasi Distrust (Y1
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas pada Bab IV, maka
dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan pada bab I dalam skripsi ini. Adapun kesimpulan yang dapat
ditarik, yaitu sebagai berikut:
1. Low Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distrust. Artinya,
hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan antara kedua
variabel tersebut menunjukkan makna bahwa kemampuan yang rendah yang
dimiliki lembaga zakat mempengaruhi kepercayaan masyarakat muslim kelas
menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone
enggan membayar zakat melalui lembaga zakat akibat dari sikap
ketidakpercayaan yang timbul akibat dari kemampuan yang rendah yang
dimiliki lembaga zakat.
2. Lack of Benevolence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distrust.
Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa kurangnya
kebajikan yang dimiliki lembaga zakat mempengaruhi kepercayaan
masyarakat muslim kelas menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya
melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas
menengah di Kabupaten Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat
akibat dari sikap ketidakpercayaan yang timbul akibat dari kurangnya
kebajikan yang dimiliki lembaga zakat.
3. Lack of Integrity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Distrust. Artinya,
hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan antara kedua
variabel tersebut menunjukkan makna bahwa integritas yang rendah yang
dimiliki lembaga zakat mempengaruhi kepercayaan masyarakat muslim kelas
menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone
enggan membayar zakat melalui lembaga zakat akibat dari sikap
ketidakpercayaan yang timbul akibat dari kurangnya integritas yang dimiliki
lembaga zakat.
4. Distrust berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keengganan.
Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa ketidakpercayaan
masyarakat muslim kelas menengah terhadap lembaga zakat menimbulkan
perilaku keengganan dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga
zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten
Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat akibat dari sikap
ketidakpercayaannya terhadap lembaga zakat.
5. Low Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keengganan.
Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa kemampuan yang
rendah yang dimiliki lembaga zakat mempengaruhi perilaku masyarakat
muslim kelas menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui
lembaga zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas menengah di
Kabupaten Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat yang
memiliki kemampuan yang rendah.
6. Lack of Benevolence berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
Perilaku Keengganan. Artinya, hipotesis yang diajukan tidak terbukti.
Pengaruh negatif dan tidak signifikan antara kedua variabel tersebut
menunjukkan makna bahwa kurangnya kebajikan yang dimiliki lembaga zakat
tidak mempengaruhi perilaku masyarakat muslim kelas menengah dalam
mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa
perilaku keengganan membayar zakat melalui lembaga zakat oleh masyarakat
muslim kelas menengah di Kabupaten Bone tidak dipengaruhi oleh faktor
kebajikan yang rendah dari lembaga zakat.
7. Lack of Integrity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Keengganan. Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh positif dan
signifikan antara kedua variabel tersebut menunjukkan makna bahwa
kurangnya integritas yang dimiliki lembaga zakat mempengaruhi perilaku
masyarakat muslim kelas menengah dalam mendistribusikan dana zakatnya
melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa masyarakat muslim kelas
menengah di Kabupaten Bone enggan membayar zakat melalui lembaga zakat
yang berintergritas rendah
8. Low Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keengganan
melalui mediasi Distrust. Artinya, hipotesis yang diajukan terbukti. Pengaruh
sigifikan secara tidak langsung dan nilai positif pada T-Statistik menunjukkan
bahwa distrust dapat memediasi Low Ability dalam membentuk perilaku
keengganan masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone dalam
membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat. Dalam artian bahwa
kemampuan yang rendah yang dimiliki lembaga zakat dapat menciptakan
sikap tidak percaya masyarakat muslim kelas menengah di Kabupaten Bone
yang kemudian akan menimbulkan perilaku keenganan dalam
mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaha zakat.
9. Lack of Benevolence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Keengganan melalui mediasi Distrust. Artinya, hipotesis yang diajukan
terbukti. Pengaruh sigifikan secara tidak langsung dan nilai positif pada T-
Statistik menunjukkan bahwa distrust dapat memediasi Lack of Benevolence
dalam membentuk perilaku keengganan masyarakat muslim kelas menengah
di Kabupaten Bone dalam membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa rendahnya kebajikan yang dimiliki lembaga zakat dapat
menciptakan sikap tidak percaya masyarakat muslim kelas menengah di
Kabupaten Bone yang kemudian akan menimbulkan perilaku keenganan
dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaha zakat.
10. Lack of Integrity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Keengganan melalui mediasi Distrust. Artinya, hipotesis yang diajukan
terbukti. Pengaruh sigifikan secara tidak langsung dan nilai positif pada T-
Statistik menunjukkan bahwa distrust dapat memediasi Lack of Integrity
dalam membentuk perilaku keengganan masyarakat muslim kelas menengah
di Kabupaten Bone dalam membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat.
Dalam artian bahwa kurangnya integritas yang dimiliki lembaga zakat dapat
menciptakan sikap tidak percaya masyarakat muslim kelas menengah di
Kabupaten Bone yang kemudian akan menimbulkan perilaku keenganan
dalam mendistribusikan dana zakatnya melalui lembaha zakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Disarankan kepada lembaga zakat khususnya lembaga zakat yang ada di
Kabupaten Bone untuk sangat memperhatikan segala bentuk pengelolaan dana
zakat dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen yaitu para muzakkī dan
mustaḥiq, yang mana yang dimaksud adalah kemampuan, kebajikan dan
integritas lembaga zakat. Dikarenakan yang demikian itu, dapat
mempengaruhi kepercayaan muzakkī dalam membayarkan zakatnya melalui
lembaga zakat, terkhusus muzakkī masyarakat muslim kelas menengah.
Ketidak percayaan masyarakat muslim kelas menengah tentu didasarkan atas
banyak hal, seperti kemampuan rendah, kurangnya kebajikan dan kurangnya
integritas yang dimiliki lembaga zakat yang tentu akan memicu timbulnya
perilaku keengganan membayar zakat di lembaga zakat.
2. Hasil penelitian ini, yang dituangkan ke dalam bentuk skripsi masih memiliki
banyak kelemahan, baik dari aspek teori, metode, dan data yang digunakan.
Sehingga, dalam mengambil kesimpulan masih belum sempurna sebagaimana
yang diharapkan. Karena itu, para peneliti selanjutnya diharapkan dapat
membaca skripsi ini untuk dilanjutkan, agar hasil yang didapat dijadikan
sebagai panduan dalam mengembangkan kualitas dari lembaga zakat yang ada,
khususnya di Kabupaten Bone, dan di Sulawesi Selatan pada umumnya. Insya
Allah, Amiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin
C. Implikasi
Implikasi yang dapat ditimbulkan dari kesimpulan di atas, yakni sebagai
berikut:
1. Jika ketidak kepercayaan dan perilaku keengganan membayar zakat
masyarakat muslim kelas menengah terhadap lembaga zakat dipengaruhi oleh
kemampuan yang rendah, kurangnya kebajikan dan kurangnya integritas yang
dimiliki lembaga zakat, maka lembaga zakat harus lebih memperhatikan dan
meningkatkan hal-hal yang menimbulkan ketidak percayaan bagi masyarakat
muslim kelas menengah, yaitu pada aspek kemampuan, kebajikan dan
integritas lembaga. Dengan pengembangan pada aspek-aspek tersebut, dapat
menjadi landasan dalam meningkatkan minat masyarakat muslim kelas
menengah khususnya di Kabupaten Bone melalui mediasi kepercayaan untuk
membayarkan atau menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat.
2. Masyarakat muslim kelas menengah yang ada di Kabupaten Bone
beranggapan bahwa kemampuan yang rendah, kurangnya kebajikan dan
integritas yang dimiliki lembaga zakat menjadi aspek-aspek yang secara
langung maupun tidak langsung mempengaruhi kepercayaannya untuk
menyalurkan dana zakatnya di lembaga zakat. Karena dengan kelemahan dan
kekurangan tersebut, lembaga zakat dianggap tidak dapat menerima,
mengelola, dan mendistribusikan dana zakat secara maksimal, sebagaimana
yang diharapkan oleh para muzakkī. Artinya lembaga zakat harus
meningkatkan aspek kemampuan, kebajikan dan integritas yang dimiliki,
karena jika tidak, maka masyarakat muslim kelas menengah kususnya di
Kabupaten Bone akan terus enggan membayar zakat melalui lembaga zakat.
Padahal lembaga zakat memiliki potensi yang sangat besar dalam
memeratakan pendapatan dan kesejahteraan umat muslim melalui
pendistribusian dana zakat yang maksimal.
Ketersediaan
| SFEBI20240020 | 20/2024 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
20/2024
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi FEBI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
