Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi personal branding, faktor
yang menjadi hambatan dalam dalam personal branding, dan strategi personal
branding yang digunakan dalam meningkatkan minat nasabah PT. Pegadaian
(persero) Cab. Watampone. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
mewawancarai beberapa narasumber. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun teknik analisis yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
personal branding telah dilaksanakan dengan baik, dimana pegawai memiliki
karakter yang kuat dalam pekerjaannya, seperti kecepatan dalam bekerja, komunikasi
yang baik, penampilan yang rapih, bekerja dengan tepat waktu, transparansi,
melayani nasabah dengan ramah serta bekerja dengan ikhlas. Terdapat beberapa
faktor hambatan dalam implementasi personal branding yaitu adanya rasa tidak
percaya diri, kesulitan dalam berkomunikasi dengan baik dan persaingan yang ketat.
Adapun strategi personal branding yang dilakukan adalah dengan melakukan
briefing, pelatihan, konsisten, promosi, dan pendekatan dengan nasabah.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal berikut:
1. Implementasi personal branding telah di laksanakan dengan baik. Hal ini di
dasarkan pada temuan penelitian bahwa pegawai memiliki karakter yang
kuat di dalam pekerjaannya, karakter tersebut di antaranya memiliki
kecepatan dalam bekerja, komunikasi yang baik, penampilan yang rapih,
bekerja dengan tepat waktu, transparansi, melayani nasabah dengan ramah,
dan bekerja dengan ikhlas.
2. Faktor yang menjadi hambatan dalam implementasi personal branding, yaitu
adanya rasa tidak percaya diri pada karyawan, kesulitan dalam
berkomunikasi dengan baik, dan persaingan yang ketat di tempat kerja
3. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan karakter
personal branding di anataranya adalah budaya briefing, pelatihan dan
pembinaan karyawan, evaluasi diri, konsisten dalam mempertahankan
personal branding, promosi yang cerdas, dan pendekatan dengan nasabah.
B. Saran
1. Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menyelenggarakan pelatihan
rutin yang berfokus pada keterampilan gerak cepat, seperti kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan situasi. Perusahaan juga harus
memprioritaskan pelatihan komunikasi yang efektif. Karyawan harus dilatih
untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan mengelola interaksi dengan
pelanggan dengan baik.
2. Hasil penelitian yang dilakukan tentang personal branding karyawan
Pegadaian menunjukkan bahwa rasa tidak percaya diri, cara berkomunikasi,
dan persaingan yang ketat adalah komponen utama yang perlu diperhatikan.
Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk program pelatihan dan pengembangan
yang berfokus pada meningkatkan kepercayaan diri karyawan. Dalam
pelatihan ini, karyawan harus dilatih untuk mengatasi rasa tidak percaya diri,
seperti meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Selain itu, mereka harus dilatih untuk berkomunikasi dengan lebih baik
dengan orang lain melalui pelatihan komunikasi yang efektif, baik secara lisan
maupun tertulis. Selain itu, untuk mengatasi persaingan yang ketat, karyawan
dapat dilatih dalam strategi personal branding. Ini akan memungkinkan
mereka untuk membangun citra yang positif, membangun reputasi yang baik,
dan memanfaatkan keahlian dan keunikan mereka sendiri. Oleh karena itu,
diharapkan bahwa pelaksanaan program-program ini akan membantu
karyawan Pegadaian.
3. Perlu meningkatkan pelatihan dan pemberitahuan teratur kepada karyawan
tentang pentingnya personal branding, dengan fokus pada prinsip-prinsip
perusahaan dan pembentukan citra pribadi yang sesuai. Memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk secara teratur mengevaluasi dan
memperbarui personal branding mereka berdasarkan pengalaman pribadi
mereka.

SFEBI20240016

16/2024

Perpustakaan Pusat

Tersedia