Merdeka Belajar Perspektif Filosofis Ki Hadjar Dewantara dan Relevasinya dengan Pendidikan Agama Islam pada Guru PAI Penggerak di Kabupaten Bone

No image available for this title
Penelitian ini berkaitan dengan Merdeka Belajar perspektif filosofis Ki
Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam pada guru PAI
penggerak di Kabupaten Bone. Untuk memudahkan memecahkan masalah tersebut,
jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan memadukan metode studi
kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research). Data primer
penelitian ini diambil dari buku-buku karangan Ki Hadjar Dewantara dan sembilan
guru PAI penggerak di Kabupaten Bone dengan lokasi sekolah yang berbeda-beda.
Data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian
dianalisis dengan metode analisis isi (content analysis) serta teknik analisis versi Miles
dan Huberman yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa: Pertama, filosofis Merdeka Belajar
perspektif Ki Hadjar Dewantara bermaksud memberdayakan potensi pikiran serta
karakter siswa, tanpa beban dan tekanan hasil belajar. Pola yang digagas oleh Ki
Hadjar Dewantara menekankan perlunya pendekatan dan sikap yang menghormati
kodrat siswa, memberikan contoh yang baik, memberikan semangat, dan memberikan
dukungan bagi siswa, tercermin dalam semboyan "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani". Kedua, pola tersebut diterapkan oleh
program guru penggerak melalui Merdeka Belajar Kemendikbud-Ristek yang
memberikan dampak positif bagi perubahan belajar siswa di dalam maupun di luar
kelas, yang mencerminkan relevansinya dalam aspek-aspek pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, seperti tujuan, peran guru dan siswa, materi, metode, media, dan
evaluasi. Ketiga, dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru PAI
penggerak di Kabupaten Bone telah berhasil mengimplementasikan Merdeka Belajar
dengan mengadaptasi strategi diferensiasi konten, proses, dan produk. Melalui tahapan
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi, guru-guru telah mampu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan karakter dan nilai-nilai
Islam pada siswa.
Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang
relevansi dan implementasi Merdeka Belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Kabupaten Bone. Implikasi praktisnya bagi guru penggerak adalah dapat
menggunakan pendekatan ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, sehingga memperkaya pengalaman belajar dan memperkuat nilai-nilai
Islam bagi siswa.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya tentang "Merdeka Belajar Perspektif Ki Hadjar Dewantara dan
Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam pada Guru PAI Penggerak di
Kabupaten Bone", maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Merdeka Belajar dalam perspektif filosofis Ki Hadjar Dewantara menekan-
kan pentingnya memberikan siswa kebebasan untuk mengatur dan mengelola
proses belajarnya sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhan. Pendekatan
ini mencerminkan pendidikan yang memerdekakan, yang bertujuan untuk
menciptakan individu yang memiliki kesempurnaan lahiriah dan spiritual,
serta akal budi dan jasmani yang baik, menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan bangsa dan
negara. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan seharusnya
mempromosikan sukacita dan memberdayakan potensi pikiran serta karakter
siswa, tanpa menggunakan paksaan. Sistem Among yang digagas oleh
Dewantara menekankan perlunya pendekatan pendidikan yang menghormati
kodrat siswa, memberikan contoh yang baik, memberikan semangat, dan
memberikan dukungan bagi siswa yang tercermin pada semboyan Ing Ngarso
Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
2. Merdeka Belajar yang mengakar pada filosofi Ki Hadjar Dewantara secara
erat terkait dengan Pendidikan Agama Islam dalam konteks pembelajaran
yang dilakukan oleh guru PAI penggerak di Kabupaten Bone. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang kurikulum Merdeka, para guru PAI
penggerak dapat mengaplikasikan konsep tersebut secara konkret dalam
pembelajaran PAI, yang pada gilirannya memengaruhi perubahan positif
dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Relevansi ini terlihat
dalam berbagai aspek pembelajaran, seperti tujuan, peran guru, kedudukan
siswa, materi, metode, media, dan evaluasi. Dengan penerapan yang tepat,
Merdeka Belajar mendorong pengembangan karakter dan nilai-nilai Islam
pada siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang inklusif dan
holistik.
3. Merdeka Belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam oleh guru
PAI penggerak di Kabupaten Bone diimplementasikan melalui pembelajaran
berdiferensiasi. Dengan serangkaian tahapan yang terstruktur, guru PAI
penggerak telah berhasil melaksanakan program Merdeka Belajar ke dalam
praksis pembelajaran di sekolah. Tahapan pertama adalah persiapan, guru-
guru merancang pembelajaran yang memperhitungkan kebutuhan individual
siswa, merancang asesmen diagnostik untuk memahami kebutuhan belajar
siswa secara lebih mendalam, dan mempersiapkan lingkungan pembelajaran
yang inklusif. Setelah itu, tahapan pelaksanaan dilakukan dengan mem-
perhatikan hasil asesmen diagnostik, menganalisis kurikulum, dan menerap-
kan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Tahap terakhir adalah evaluasi, yakni guru-guru
menggunakan beragam bentuk asesmen, baik formatif maupun sumatif, untuk
memantau dan mengevaluasi perkembangan belajar siswa.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi dari penelitian ini untuk beberapa pihak terkait adalah sebagai
berikut:
1. Guru PAI Penggerak Kabupaten Bone agar senantiasa meningkatkan
kompetensinya dalam menerapkan Merdeka Belajar dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam serta selalu berkolaborasi dengan sesama guru
penggerak dalam berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam
pembelajaran yang memerdekakan.
2. Masyarakat dan orang tua siswa agar memberikan dukungan dan apresiasi
kepada guru-guru PAI penggerak dalam upaya menciptakan
pembelajaran yang memerdekakan bagi siswa serta memberikan
dukungan mengembangkan potensi melalui pembelajaran PAI.
3. Siswa agar senantiasa aktif dalam proses pembelajaran dan
memanfaatkan sumber belajar secara optimal serta belajar memahami
potensi, minat, dan kebutuhan belajar.
4. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut yang
mendalam terkait hal ini di berbagai daerah, tidak hanya terbatas pada
Kabupaten Bone. Selain itu, juga dapat mengeksplorasi pemikiran tokoh
yang berbeda terkait dengan program Merdeka Belajar.
Dengan adanya kerjasama dari berbagai pihak terkait, diharapkan
implementasi Merdeka Belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
guru PAI penggerak di Kabupaten Bone dapat menjadi lebih efektif dan memberikan
dampak positif yang signifikan bagi perkembangan pendidikan di daerah tersebut.
Ketersediaan
86108202200321/2024Perpustakaan PusatTersedia
Informasi Detil
Judul Seri

-

No. Panggil

21/2024

Penerbit

IAIN BONE : Watampone.,

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

Tesis PAI

Informasi Detil
Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Info Detil Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain

Advanced Search

Gak perlu repot seting ini itu GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet Karena pesan web di Desawarna.com Siap : 085740069967

Pilih Bahasa

Gratis Mengonlinekan SLiMS

Gak perlu repot seting ini itu buat mengonlinekan SLiMS.
GRATIS SetUp ,Mengonlinekan SLiMS Di Internet
Karena pesan web di Desawarna.com
Kontak WhatsApp :

Siap : 085740069967

Template Perpustakaan Desawarna

Kami berharap Template SLiMS ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai template SLiMS bagi semua SLiMerS, serta mampu memberikan dukungan dalam pencapaian tujuan pengembangan perpustakaan dan kearsipan.. Aamiin

Top