Skripsi ini berjudul Makna Simbolik dalam Pembuatan Beppa pitu pada
Acara Adat Cemme passili di Desa Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten
Bone. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna simbolik Beppa pitu pada
acara adat Cemme passili dan kaitan Beppa pitu dengan Cemme passili. Masalah
yang diteliti terdiri dari dua yaitu (1) Apa makna simbolik dalam pembuatan
Beppa pitu pada acara adat Cemme passili di Desa Ulo Kecamatan Tellu Siattinge
Kabupaten Bone? (2) Apa kaitan Beppa pitu pada acara adat Cemme passili di
Desa Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif
(menggambarkan) berupa fakta-fakta yang tertulis maupun lisan dari setiap
perilaku orang yang diamati. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi
budaya dan pendekatan komunikasi. Selanjutnya sumber data yang digunakan
yaitu data primer dan data skunder. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan
mereduksi data, menyajikan data hingga tahap penarikan kesimpulan. Penelitian
menggunakan teori Interaksi Simbolik Herbert Blumer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dalam pembuatan Beppa pitu
pada acara adat Cemme passili merupakan hal yang sakral bagi masyarakat Desa
Ulo sehingga pembuatan Beppa pitu masih dilakukan secara turun temurun tanpa
mengubahnya, karna masyarakat dulu percaya bahwa dalam pembuatan Beppa
pitu agar terhindar dari bahaya atau bencana dan Beppa pitu yang sudah dibuat
dan dibawah ke tokoh adat dan masyarakat masih mempertahankan eksitensinya
sampai sekarang, terlihat dari Beppa pitu yang memiliki simbol tujuh bulatan kue
yang disusun tujuh dan saling melekat memiliki makna tujuh orang bersaudara
dengan tali persaudaraan yang sangat kuat. Kaitan Beppa pitu dengan Cemme
passili memiliki kaitan yang erat dan merupakan ketetapan dan tidak boleh
dipisahkan, karena pada zaman kerajaan masyarakat Desa Ulo dilanda kekeringan
berkepanjangan dan ada tujuh orang bersaudara turun kesungai meminta doa agar
turunnya hujan dan doanya dikabulkan oleh Allah Swt. masyarakat membuat kue
tujuh bulatan sebagai bentuk rasa syukur dan dibagikan ke tujuh orang tersebut.
Sehingga pembuatan Beppa pitu merupakan ketetapan sehingga selalu dibuat pada
acara adat Cemme passili pada bulan November sebelum hari H Cemme passili
dan ini merupakan hal yang sakral bagi masyrakat Desa Ulo dan masih
dilakukan secara turun temurun dan dipertahankan sampai sekarang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis dibahas pada bab sebelumnya mengenai
“Makna Simbolik dalam pembuatan Beppa pitu pada acara adat Cemme passili di
Desa Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone)” penulis dapat simpulkan
beberapa poin penting yaitu;
1. Proses pembuatan Beppa pitu dilakukan pada acara adat Cemme passili
sebagai simbol rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
Pembuatan Beppa pitu merupakaan tolak bala yang masih dipertahankan
sampai sekarang karena menghargai suatu tradisi nenek moyang, tahap dalam
pembuatan Beppa pitu terdiri dari beras ketan (were pulu), gula merah (golla
cella), kelapa muda (kaluku lolo), daun lonra. Hal ini merupakan bahan yang
digunakan pada pembuatan Beppa pitu. Beppa pitu suatu kue yang berbentuk
bulat dan berwana merah, kue ini dikatakan Beppa pitu karena pada waktu
masyarakat menganggap bahwa angka tujuh adalah angka keramat sehingga
kuenya dinamakan Beppa pitu. Pembuatan Beppa pitu masih dilakukan
sampai sekarang yang memiliki makna tujuh orang bersaudara dengan tali
persaudaraan yang kuat dan menghargai suatu tradisi yang ada
2. Beppa pitu dan Cemme passili memiliki kaitan yang erat dan merupakan
ketetapan masyarakat Desa Ulo di mana pada zaman kerajaan masyarakat
dilanda kekeringan yang berkepanjangan dan pada saat itu ada tujuh orang
bersaudara turun kesungai meminta doa kepada Allah Swt. agar turunnya
hujan, dan doanya dikabulkan dengan bentuk rasa syukurnya masyarakat
membuat Beppa pitu oleh karena itu, pembuatan Beppa pitu dibuat sebelum
acara adat Cemme passili pada bulan November bertepatan pada hari senin
yang dilakukan sekali dalam setahun yang merupakan ketetapan dan sakral
bagi masyarakat Desa Ulo sehingga masih dipertahankan sampai sekarang.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dilakukan penulis
mengenai “Makna Simbolik dalam Pembutan Beppa Pitu pada Acara Adat
Cemme passili di Desa Ulo Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone”, maka
penulis menemukan beberapa implikasi diantaranya, yakni:
1) Diharapkan kepada masyarakat agar tetap mempertahankan dan
mengembangkan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang
masyarakat Kecamatan Tellu Siattinge khususnya Desa Ulo.
2) Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar senantiasa tetap menjalin tali
silaturahmi bagaimanapun tradisi yang dilaksanakan.
3) Kepada seluruh masyarakat khususnya umat Islam agar senantiasa tetap
menghargai satu sama lain, dengan tradisi yang ada.
4) Kepada Pemerintah dalam hal ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mampu
memperkenalkan Beppa pitu, sebagai kudapan khas Desa Ulo pada Cemme
passili.
5) Penulis berharap dengan hadirnya skripsi ini bisa dijadikan sebagai salah satu
bahan studi literature khususnya terkait dengan makna simbol dalam
pembuatan Beppa pitu .

SFUD20230027

27/2024

Perpustakaan Pusat

Tersedia