Skripsi ini berjudul Problematika Penanganan Orang Tua Lanjut Usia Dalam
Perspektif Maqāṣīd Al-Syarī’ah (Studi Kasus Di Kec.Tanete Riattang Barat Kab
Bone). Skripsi ini membahas tentang Tanggung Jawab Anak terhadap Perawatan
Orang Tua Lansia (Perspektif Maqāṣīd Al-Syarī’ah). Orang tua yang telah lansia
sangat memerlukan perhatian dari anaknya, akan tetapi perhatian dari anak semakin
berkurang dengan adanya kesibukan pekerjaan yang dimiliki anaknya. Realitas yang
berkembang di Indonesia sekarang ini banyak anak yang sibuk bekerja diluar rumah,
sehingga tidak ada waktu untuk merawat orang tua, ditambah lagi kondisi orang tua
yang sudah pikun yang menyebabkan anak memasukkan orang tuanya ke panti jompo
atau panti sosial.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui problematika
penanganan orang tua lanjut usia di Kec.Tanete Riattang Barat Kab. Bone dan
bagaimana penanganan orang tua lanjut usia di Tanete Riattang Barat Kab. Bone
dalam perspektif Maqāṣīd Al-Syarī’ah. Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian
lapangan (field research). Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Sosiologis, dan pendekatan Teologis Normatif. Sumber data dari hasil penelitian ini
adalah Data Primer dan Data Sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa problematika penanganan lansia di
Kec. Tanete Riattang Barat Kab. Bone diantaranya adalah tidak di perlakukan secara
adil oleh anaknya, tidak merawat orang tua lanjut usia karena dilarang oleh istrinya
jika dia merawat maka tidak ada yang mencari nafkah untuk keluarga,dan kurangnya
ekonomi. Sedangkan dalam perspektif Maqāṣīd Al-Syarī’ah penanganan lansia itu
sejalan dengan lima prinsip Maqāṣīd Al-Syarī’ah yang harus di jaga seperti hifz al-nafs
(pemeliharaan jiwa),hifz al-din (pemeliharaan agama), Hifz al-aql(pemeliharaan
akal),hifz al- nas (pemeliharaan keturunan),hifz al-mal (pemeliharaan harta).
A. Simpulan
Problematika penanganan Orang Tua Lanjut Usia permasalahan yang dihadapi
oleh orang tua lanjut usia (lansia) dalam hal penanganan dan perawatan menunjukkan
ketidakcukupan perhatian dari keluarga serta kendala ekonomi yang menjadi hambatan
utama. Lansia sering kali merasa terabaikan dan tidak dihargai oleh anak-anak mereka
yang lebih fokus pada keluarga inti dan tuntutan ekonomi. Meskipun ada regulasi yang
mengatur hak-hak lansia, seperti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia, implementasinya masih sangat terbatas karena kurangnya
sosialisasi dan pengawasan.
Banyak lansia yang terpaksa hidup sendiri atau bergantung pada anggota
keluarga yang lebih muda, seperti cucu, karena anak-anak mereka tidak mampu
memberikan perhatian yang memadai akibat kesibukan bekerja atau faktor ekonomi.
Hal ini menyebabkan lansia tidak hanya menderita dalam hal pemenuhan kebutuhan
fisik, tetapi juga emosional, seperti rasa kesepian dan kurangnya dukungan psikologis.
Stigma sosial yang menganggap lansia sebagai beban juga turut memperburuk kondisi
mereka.
Keluarga seharusnya lebih peduli dalam memberikan perhatian, baik secara
fisik maupun emosional, agar lansia merasa dihargai dan tidak merasa kesepian di masa
tuanya. Selain itu, masyarakat harus lebih mengedepankan nilai-nilai sosial dan budaya
dalam merawat lansia sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka di masa
lalu.Dengan adanya kesadaran dan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan
lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih bermartabat, merasa dihargai, dan
memperoleh perawatan serta perhatian yang layak.
Penanganan orang tua lanjut usia, sangat dipengaruhi oleh peran keluarga
dalam merawat dan memenuhi kebutuhan mereka, dengan penerapan prinsip-prinsip
Maqāṣid al-Al-Syarī‘ah yang meliputi perlindungan terhadap hifz al-nafs
(pemeliharaan jiwa),hifz al-din (pemeliharaan agama), Hifz al-aql (pemeliharaan
akal),hifz al- nas (pemeliharaan keturunan,hifz al-mal (pemeliharaan harta). Oleh
karena itu, penting bagi keluarga untuk merawat orang tua dengan penuh kasih sayang,
mengamalkan ajaran agama, serta memastikan kesejahteraan mereka secara fisik dan
emosional. Peduli dan kepedulian terhadap lansia, sebagaimana tercermin dalam
praktik merawat orang tua yang dilakukan oleh Idil dan Fitri, mencerminkan komitmen
terhadap nilai-nilai moral dan spiritual dalam Islam, sekaligus menampilkan bahwa
merawat lansia bukan hanya tanggung jawab keluarga tetapi juga merupakan amal
jariyah yang membawa keberkahan
B. Saran
Mengelola hak dan kewajiban anak terhadap orang tua lansia memerlukan
perhatian dan empati. Orang tua lansia berhak mendapatkan kehormatan, perawatan
medis dan emosional, keamanan, ajarkan sejak dini kepada anak-anak pentingnya
menghormati dan merawat orang tua, terutama saat usia lanjut,libatkan seluruh
anggota keluarga dalam merawat lansia bukan hanya dibebankan pada satu
anak,sediakan waktu untuk berbicara, mendengarkan keluhan, dan memberi perhatian
emosional pada lansia,Jangan biarkan lansia merasa terasing atau tidak
dibutuhkan,Pastikan kebutuhan makan, obat-obatan, tempat tinggal, dan keamanan
lansia terpenuhi.Jika tidak mampu secara ekonomi, libatkan saudara lain atau
komunitas.

SSYA20250048

48/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia