Penelitian ini membahas tentang implementasi konsep rukun tetangga menurut
hukum Islam dalam kehidupan masyarakat di lingkungan BTN Timurama 1, Kelurahan
Macege, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone. Fenomena yang
melatarbelakangi penelitian ini adalah terdapat indikasi interaksi sosial yang melemah
dan kepedulian antarwarga dalam lingkungan perumahan diera modern, padahal ajaran
Islam sangat menekankan bahwa menjalin hubungan harmonis antartetangga penting.
Islam mengatur hak dan kewajiban dalam bertetangga sebagai bagian dari manifestasi
iman dan etika seorang muslim. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan
menganalisis implementasi hak dan kewajiban antar rukun tetangga menurut hukum
Islam dalam kehidupan masyarakat di lingkungan BTN Timurama 1.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat
deskriptif kualitatif, melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi
dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan pendekatan yuridis sosiologis. Fokus
kajian ini meliputi bentuk implementasi hak-hak seperti mendapat perlakuan baik,
dihormati, dan dilindungi dari gangguan; serta kewajiban-kewajiban seperti membantu
tetangga yang membutuhkan, menjaga kerahasiaan dan kehormatan tetangga, saling
memaafkan, ber-amr ma’rūf nahī munkar, hingga menjalin komunikasi sosial yang
baik dengan tetangga. Seluruh data dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam
yang bersumber dari al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad saw. dan pemikiran para
ulama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat BTN
Timurama 1 telah mengupayakan penerapan nilai-nilai Islam dalam hal hak dan
kewajiban bertetangga, seperti menjenguk tetangga yang sakit, menghormati dengan
menghadiri undangan tetangga, serta memberi pertolongan saat diminta tolong.
Namun, masih ditemukan sebagian warga yang belum maksimal dalam menjalankan
interaksi sosial sesuai dengan yang telah dianjurkan dalam Islam, seperti kurang
mengenal tetangga, enggan terlibat dalam kegiatan sosial, menjaga aib tetangga,
kurang kesadaran, tidak ber-amr ma’rūf nahī munkar, kurang menjalin silaturahmi,
serta belum memahami batasan hak dan kewajiban menurut ajaran Islam secara
keseluruhan sehingga terjadi pengabaian terhadap hak dan kewajiban dalam
bertetangga. Temuan ini mengindikasikan diperlukan pendekatan nilai-nilai Islam dan
pemberdayaan kelembagaan sosial seperti rukun tetangga untuk membangun dan
menumbuhkan kembali hubungan bertetangga yang lebih harmonis dan berkualitas.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, peneliti dapat menarik
beberapa simpulan yaitu:
1. Implementasi hak antartetangga menurut hukum Islam di lingkungan BTN
Timurama 1 telah berjalan dengan cukup baik. Hal tersebut terlihat dari sikap
masyarakat dalam menjenguk tetangga yang sakit, melayat tetangga yang
meninggal dunia, menghadiri undangan tetangga, serta saling menyapa dan
menjaga kenyamanan. Namun, penerapannya belum merata, karena masih
terdapat sebagian warga yang kurang peduli terhadap tetangga akibat kurang
informasi, kesibukan pribadi, atau sikap individualistik.
2. Implementasi kewajiban bertetangga menurut hukum Islam di lingkungan
BTN Timurama 1 seperti tolong-menolong, menjaga aib, saling memaafkan,
saling menasihati dalam kebaikan, dan menjaga silaturahmi telah dikenal oleh
masyarakat, namun dalam hal pelaksanaan masih bersifat parsial. Sebagian
masyarakat sudah mengamalkan kewajiban sebagai tetangga dengan baik,
tetapi sebagian masyarakat lain menunjukkan penurunan semangat dalam
menjalankan kewajiban sebagai tetangga, terutama dalam aspek memaafkan,
menasihati, dan menjaga silaturahmi.
B. Saran
Penelitian ini diharapkan mampu menajdi landasan bagi pihak-pihak
terkait agar dapat merumuskan solusi yang efektif guna mengoptimalkan
implementasi hak dan kewajiban antara tetangga. Penting bagi tokoh masyarakat
dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah dan kendala yang
ada, maka saran peneliti sebagai berikut:
1. Peningkatan kesadaran keislaman dan sosial perlu terus digalakkan melalui
kegiatan keagamaan seperti pengajian, khutbah Jumat, dan program edukatif
lain yang membahas urgensi dan keutamaan hak dan kewajiban dalam
bertetangga menurut perspektif Islam.
2. Revitalisasi budaya sosial seperti kerja bakti, kunjung-mengunjungi, dan
tradisi silaturahmi perlu dihidupkan kembali guna mempererat hubungan
antarwarga dan membangun hubungan sosial yang harmonis serta penuh
toleransi.
3. Peran aktif tokoh masyarakat dan ketua RT/RW sangat dibutuhkan untuk
menjadi teladan sekaligus fasilitator dalam menyelesaikan konflik,
mendorong partisipasi warga dalam kegiatan sosial, dan mempererat ukhuwah
Islāmiyah di lingkungan tempat tinggal.
4. Penguatan komunikasi dan informasi antarwarga, seperti pembentukan grup
komunikasi digital atau papan informasi lingkungan, dapat membantu warga
saling mengetahui kondisi sosial tetangga, sehingga hak-hak sosial seperti
menjenguk dan membantu saat kesusahan dapat terlaksana secara merata.
5. Penyelesaian konflik secara kekeluargaan dan musyawarah perlu
ditumbuhkan kembali agar setiap permasalahan antarwarga tidak dibiarkan
berlarut-larut, melainkan diselesaikan dengan penuh kesadaran akan betapa
penting kerukunan dan persaudaraan sesama muslim.

SSYA20250140

140/2025

Perpustakaan Pusat

Tersedia