Poligami Dalam Kaitannya Dengan Humanisme Menurut Muhammad Syahrur Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Muhammad Wajdy Jafri/7413018002 - Personal Name
Tesis ini membahas tentang Poligami dalam Kaitannya dengan Humanisme
Menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Penelitian dari
tesis ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana metode penetapan hukum
Muhammad Syahrur tentang poligami, bagaimana konsep poligamimenurut
Muhammad Syahrur ditinjau dari perspektif humanisme, dan bagaimana konsep
poligami dalam Kompilasi Hukum Islam ditinjau dari perspektif humanisme.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, jenis penelitianini digunakan
karena bahan hukum dalam penelitian ini berupa informasi yang tidak perlu
dilakukan perhitungan, dengan menggunakan tiga pendekatan yakni: yuridis
normatif, sosiologis, danhermeneutika. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Pengolahandananalisis data dilakukan dengan
langkah-langkah menganalisis data dengan metode deskriptif, menginterpretasi dan
menarik kesimpulan.
Hasil penelitianPoligami dalam Kaitannya dengan Humanisme Menurut
Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yaitu: Pertama, metode
pendekatan yang dipakai oleh Muhammad Syahrur untuk mengupas masalah
poligami adalah pendekatan linguistik semantik dan analisis matematis. Selain itu
menggunakan pendekatan munasabah ayat atau model tafsir tematik (mauḍû‘i) yang
berbeda jauh dengan pendapat jumhur ulama. Kedua, konsep poligami menurut
Muhammad Syahrur ditinjau dari perspektif humanisme, sejalan dengan tujuan
poligami Nabi yaitu untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan. Misalnya, menikahi
janda yang memiliki anak dengan tujuan untuk membantu wanita janda dalam
mengasihi, mendidik, menjaga dan melindungi anak tersebut agar tidak menjadi
gelandangan dan terhindar dari kenakalan remaja. Hal tersebut bertujuan untuk
membantu kelompok lemah, bukan sebagai pemuas hawa nafsu sebagaimana praktek
poligami kebanyakan masyarakat. Sehingga penafsiran Muhammad Syahrur dapat
dijadikan alternatif ketentuan yang lebih berpihak kepada kepentingan perempuan,
anak-anak dan persoalan sosial. Ketiga, konsep poligami dalam KHI tidak
humanisme, karena hanya melihat poligami dari sisi kepentingan laki-laki sehingga
yang dijadikan syarat melakukan poligami adalah kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan istri. Pasal dalam KHI juga mengindikasikan betapa
lemahnya posisi istri. Sebab, manakala istri menolak memberikan persetujuan,
Pengadilan Agama dengan serta merta mengambil alih kedudukannya sebagai
pemberi izin.
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Metode pendekatan yang dipakai oleh Muhammad Syahrur untuk mengupas
masalah poligami adalah pendekatan linguistik semantik dan analisis
matematis. Selain itu menggunakan pendekatan munasabah ayat atau model
tafsir tematik (mauḍû‘i) yang berbeda jauh dengan pendapat jumhur ulama.
2. Konsep poligami menurut Muhammad Syahrur ditinjau dari perspektif
humanisme, sejalan dengan tujuan poligami Nabi yaitu untuk kepentingan
sosial dan kemanusiaan. Misalnya, menikahi janda yang memiliki anak
dengan tujuan untuk membantu wanita janda dalam mengasihi, mendidik,
menjaga dan melindungi anak tersebut agar tidak menjadi gelandangan dan
terhindar dari kenakalan remaja. Hal tersebut bertujuan untuk membantu
kelompok lemah, bukan sebagai pemuas hawa nafsu sebagaimana praktek
poligami kebanyakan masyarakat. Sehingga penafsiran Muhammad Syahrur
dapat dijadikan alternatif ketentuan yang lebih berpihak kepada kepentingan
perempuan, anak-anak dan persoalan sosial.
3. Konsep poligami dalam KHI tidak humanisme, karena hanya melihat
poligami dari sisi kepentingan laki-laki sehingga yang dijadikan syarat
melakukan poligami adalah kelemahan-kelemahan dan kekurangan-
kekurangan istri. Pasal dalam KHI juga mengindikasikan betapa lemahnya
posisi istri. Sebab, manakala istri menolak memberikan persetujuan,
Pengadilan Agama dengan serta merta mengambil alih kedudukannya sebagai
pemberi izin.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi pelaku poligami yang akan melakukannya dapat mempertimbangkan apa
yang telah diungkapkan oleh Muhammad Syahrur, yakni mengikut sertakan
janda dan anak yatim sebagai alasan untuk melakukan poligami. Karena
upaya pengayoman dan melibatkan anak yatim sebagai pertimbangan lebih
diutamakan dalam permasalahan poligami.
2. Alangkah baiknya bagi masyarakat lebih bijaksana dan mengerti dalam
menanggapi persoalan poligami. Karena kebolehan poligami telah Allah swt.
syari’atkan dalam QS. al-Nisā’ (4): 3 walaupun harus memenuhi syarat-syarat
yang tidak mudah dan terkesan lebih berat. Konsep poligami Muhammad
Syahrur dapat dijadikan pertimbangan juga bagi masyarakat terkait usaha
perlindungan dan pengayoman terhadap anak yatim.
3. Pembaruan dan peninjauan kembali terhadap undang-undang tentang
perkawinan serta kebijakan lainnya terkait perlindungan hak asasi perempuan
dan anak perlu negara lakukan. Karena praktik dan realita poligami yang
terjadi di masyarakat jauh dari kata keadilan dan humanisme.
Menurut Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Penelitian dari
tesis ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana metode penetapan hukum
Muhammad Syahrur tentang poligami, bagaimana konsep poligamimenurut
Muhammad Syahrur ditinjau dari perspektif humanisme, dan bagaimana konsep
poligami dalam Kompilasi Hukum Islam ditinjau dari perspektif humanisme.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, jenis penelitianini digunakan
karena bahan hukum dalam penelitian ini berupa informasi yang tidak perlu
dilakukan perhitungan, dengan menggunakan tiga pendekatan yakni: yuridis
normatif, sosiologis, danhermeneutika. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Pengolahandananalisis data dilakukan dengan
langkah-langkah menganalisis data dengan metode deskriptif, menginterpretasi dan
menarik kesimpulan.
Hasil penelitianPoligami dalam Kaitannya dengan Humanisme Menurut
Muhammad Syahrur dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yaitu: Pertama, metode
pendekatan yang dipakai oleh Muhammad Syahrur untuk mengupas masalah
poligami adalah pendekatan linguistik semantik dan analisis matematis. Selain itu
menggunakan pendekatan munasabah ayat atau model tafsir tematik (mauḍû‘i) yang
berbeda jauh dengan pendapat jumhur ulama. Kedua, konsep poligami menurut
Muhammad Syahrur ditinjau dari perspektif humanisme, sejalan dengan tujuan
poligami Nabi yaitu untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan. Misalnya, menikahi
janda yang memiliki anak dengan tujuan untuk membantu wanita janda dalam
mengasihi, mendidik, menjaga dan melindungi anak tersebut agar tidak menjadi
gelandangan dan terhindar dari kenakalan remaja. Hal tersebut bertujuan untuk
membantu kelompok lemah, bukan sebagai pemuas hawa nafsu sebagaimana praktek
poligami kebanyakan masyarakat. Sehingga penafsiran Muhammad Syahrur dapat
dijadikan alternatif ketentuan yang lebih berpihak kepada kepentingan perempuan,
anak-anak dan persoalan sosial. Ketiga, konsep poligami dalam KHI tidak
humanisme, karena hanya melihat poligami dari sisi kepentingan laki-laki sehingga
yang dijadikan syarat melakukan poligami adalah kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan istri. Pasal dalam KHI juga mengindikasikan betapa
lemahnya posisi istri. Sebab, manakala istri menolak memberikan persetujuan,
Pengadilan Agama dengan serta merta mengambil alih kedudukannya sebagai
pemberi izin.
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Metode pendekatan yang dipakai oleh Muhammad Syahrur untuk mengupas
masalah poligami adalah pendekatan linguistik semantik dan analisis
matematis. Selain itu menggunakan pendekatan munasabah ayat atau model
tafsir tematik (mauḍû‘i) yang berbeda jauh dengan pendapat jumhur ulama.
2. Konsep poligami menurut Muhammad Syahrur ditinjau dari perspektif
humanisme, sejalan dengan tujuan poligami Nabi yaitu untuk kepentingan
sosial dan kemanusiaan. Misalnya, menikahi janda yang memiliki anak
dengan tujuan untuk membantu wanita janda dalam mengasihi, mendidik,
menjaga dan melindungi anak tersebut agar tidak menjadi gelandangan dan
terhindar dari kenakalan remaja. Hal tersebut bertujuan untuk membantu
kelompok lemah, bukan sebagai pemuas hawa nafsu sebagaimana praktek
poligami kebanyakan masyarakat. Sehingga penafsiran Muhammad Syahrur
dapat dijadikan alternatif ketentuan yang lebih berpihak kepada kepentingan
perempuan, anak-anak dan persoalan sosial.
3. Konsep poligami dalam KHI tidak humanisme, karena hanya melihat
poligami dari sisi kepentingan laki-laki sehingga yang dijadikan syarat
melakukan poligami adalah kelemahan-kelemahan dan kekurangan-
kekurangan istri. Pasal dalam KHI juga mengindikasikan betapa lemahnya
posisi istri. Sebab, manakala istri menolak memberikan persetujuan,
Pengadilan Agama dengan serta merta mengambil alih kedudukannya sebagai
pemberi izin.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi pelaku poligami yang akan melakukannya dapat mempertimbangkan apa
yang telah diungkapkan oleh Muhammad Syahrur, yakni mengikut sertakan
janda dan anak yatim sebagai alasan untuk melakukan poligami. Karena
upaya pengayoman dan melibatkan anak yatim sebagai pertimbangan lebih
diutamakan dalam permasalahan poligami.
2. Alangkah baiknya bagi masyarakat lebih bijaksana dan mengerti dalam
menanggapi persoalan poligami. Karena kebolehan poligami telah Allah swt.
syari’atkan dalam QS. al-Nisā’ (4): 3 walaupun harus memenuhi syarat-syarat
yang tidak mudah dan terkesan lebih berat. Konsep poligami Muhammad
Syahrur dapat dijadikan pertimbangan juga bagi masyarakat terkait usaha
perlindungan dan pengayoman terhadap anak yatim.
3. Pembaruan dan peninjauan kembali terhadap undang-undang tentang
perkawinan serta kebijakan lainnya terkait perlindungan hak asasi perempuan
dan anak perlu negara lakukan. Karena praktik dan realita poligami yang
terjadi di masyarakat jauh dari kata keadilan dan humanisme.
Ketersediaan
| 7413018002 | 45/2021 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
45/2021
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2021
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Tesisi HKI
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
