Evaluasi Program Tahfidz Sebagai Wadah Pengembangan Minat Menghafal Al-Quran Siswa di SMA Negeri 14 Bone
Rabania/862312021066 - Personal Name
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi program tahfiz dan
dampaknya terhadap pengembangan kemampuan menghafal al-Qur’an di SMA
Negeri 14 Bone. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
manajemen dan psikologis. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan tahap pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa program tahfiz di SMA Negeri 14 Bone dilaksanakan secara terstruktur dan
terjadwal, meliputi kegiatan penyetoran hafalan, pemberian materi, dan pembinaan
rutin oleh guru pembina. Evaluasi program dilakukan berdasarkan model CIPP
(Context, Input, Process, Product), yang meliputi analisis konteks, ketersediaan
sumber daya, proses pelaksanaan, dan pencapaian hasil. Program ini terbukti
memberikan dampak positif terhadap siswa, antara lain: meningkatnya kemampuan
menghafal dan motivasi dalam menghafal al-Qur’an, kemampuan menyetorkan
hafalan dengan ketepatan tajwid dan kelancaran baca, serta munculnya perubahan
sikap religius dan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan. Meskipun demikian,
masih terdapat kendala berupa perbedaan kemampuan dasar siswa dan keterbatasan
konsentrasi selama proses pembelajaran. Secara keseluruhan, program tahfiz di SMA
Negeri 14 Bone efektif dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai evaluasi
program tahfiz terhadap pengembangan minat menghafal al-Qur’an di SMA
Negeri 14 Bone, maka dapat disimpulkan:
1. Evaluasi program tahfiz di SMA Negeri 14 Bone menunjukkan bahwa
program ini berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang telah
dirancang. Berdasarkan model evaluasi CIPP:
a. Konteks (Context): Lingkungan sekolah yang religius, dukungan
kepala sekolah, guru, orang tua, serta keselarasan dengan kebijakan
pendidikan daerah menciptakan kondisi yang kondusif bagi
keberhasilan program.
b. Masukan (Input): Kesiapan siswa melalui penilaian awal, tenaga
pembina, dan fasilitas pendukung seperti masjid dan al-Qur’an
memadai, meski jumlah pembina khusus dan ruang tahfiz permanen
masih perlu diperkuat.
c. Proses (Process): Pelaksanaan program berjalan terstruktur dengan
jadwal setoran hafalan dan materi tahfiz, koordinasi antara pembina
dan pihak sekolah baik, serta adanya monitoring yang berkelanjutan,
meskipun konsistensi jadwal terkadang masih fleksibel.
d. Hasil (Product): Program berhasil meningkatkan kemampuan
hafalan siswa, memperkuat karakter religius, dan menumbuhkan
partisipasi serta semangat keagamaan di sekolah.
Secara keseluruhan, program tahfiz di SMA Negeri 14 Bone telah berhasil
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung penghafalan al-Qur’an
dan pembentukan karakter religius siswa. Untuk meningkatkan efektivitas
dan keberlanjutan program, disarankan menambah jumlah pembina khusus
serta menyediakan ruang tahfiz permanen. Dengan perbaikan tersebut,
program tahfiz dapat menjadi model pendidikan yang inspiratif dan
berkelanjutan di sekolah umum.
2. Kemampuan menghafal al-Qur’an siswa di SMA Negeri 14 Bone secara
umum telah berkembang dengan baik dan menunjukkan hasil yang
signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh indikator kemampuan
menghafal meliputi tahfiz, tajwid, serta kefasihan dan adab membaca telah
terpenuhi dengan kategori baik hingga sangat baik.
Pada aspek tahfiz, siswa mampu menghafal ayat-ayat al-Qur’an
dengan lancar dan benar sesuai urutan mushaf, serta menunjukkan
peningkatan jumlah hafalan setiap periode. Pada aspek tajwid, siswa telah
memahami dan menerapkan kaidah bacaan seperti makharijul huruf,
hukum mad, dan waqaf meskipun sebagian masih memerlukan pembinaan
lanjutan agar kemampuan antar siswa lebih merata. Sementara pada aspek
kefasihan dan adab membaca, siswa telah mampu membaca secara tartil,
memperhatikan hukum waqaf dan ibtida’, serta menunjukkan sikap hormat
dan khusyuk dalam membaca al-Qur’an.
Secara aplikatif, temuan ini menunjukkan bahwa program tahfiz di
SMA Negeri 14 Bone telah berhasil menumbuhkan kemampuan
menghafal yang tidak hanya menekankan kuantitas hafalan, tetapi juga
kualitas bacaan dan pembentukan karakter religius siswa. Dengan
peningkatan pembinaan berkelanjutan dan pendampingan intensif dari
pembina tahfiz, kemampuan siswa dalam menghafal al-Qur’an berpotensi
terus berkembang menuju standar hafalan yang lebih sempurna dan
berkelanjutan.
B. Saran
1. Sekolah diharapkan dapat menambah pembina tahfiz khusus yang
memiliki kompetensi dalam bidang al-Qur’an, sehingga pendampingan
terhadap siswa dapat intensif dan tidak terbatas hanya pada guru PAI yang
memiliki beban tugas lain.
2. Perlu adanya penyediaan ruang khusus tahfiz atau rumah qur’an
dilingkungan sekolah selain masjid guna menciptakan suasana yang lebih
kondusif bagi siswa dalam menghafal dan muroja’ah.
dampaknya terhadap pengembangan kemampuan menghafal al-Qur’an di SMA
Negeri 14 Bone. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
manajemen dan psikologis. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan tahap pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa program tahfiz di SMA Negeri 14 Bone dilaksanakan secara terstruktur dan
terjadwal, meliputi kegiatan penyetoran hafalan, pemberian materi, dan pembinaan
rutin oleh guru pembina. Evaluasi program dilakukan berdasarkan model CIPP
(Context, Input, Process, Product), yang meliputi analisis konteks, ketersediaan
sumber daya, proses pelaksanaan, dan pencapaian hasil. Program ini terbukti
memberikan dampak positif terhadap siswa, antara lain: meningkatnya kemampuan
menghafal dan motivasi dalam menghafal al-Qur’an, kemampuan menyetorkan
hafalan dengan ketepatan tajwid dan kelancaran baca, serta munculnya perubahan
sikap religius dan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan. Meskipun demikian,
masih terdapat kendala berupa perbedaan kemampuan dasar siswa dan keterbatasan
konsentrasi selama proses pembelajaran. Secara keseluruhan, program tahfiz di SMA
Negeri 14 Bone efektif dalam meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur’an.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai evaluasi
program tahfiz terhadap pengembangan minat menghafal al-Qur’an di SMA
Negeri 14 Bone, maka dapat disimpulkan:
1. Evaluasi program tahfiz di SMA Negeri 14 Bone menunjukkan bahwa
program ini berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang telah
dirancang. Berdasarkan model evaluasi CIPP:
a. Konteks (Context): Lingkungan sekolah yang religius, dukungan
kepala sekolah, guru, orang tua, serta keselarasan dengan kebijakan
pendidikan daerah menciptakan kondisi yang kondusif bagi
keberhasilan program.
b. Masukan (Input): Kesiapan siswa melalui penilaian awal, tenaga
pembina, dan fasilitas pendukung seperti masjid dan al-Qur’an
memadai, meski jumlah pembina khusus dan ruang tahfiz permanen
masih perlu diperkuat.
c. Proses (Process): Pelaksanaan program berjalan terstruktur dengan
jadwal setoran hafalan dan materi tahfiz, koordinasi antara pembina
dan pihak sekolah baik, serta adanya monitoring yang berkelanjutan,
meskipun konsistensi jadwal terkadang masih fleksibel.
d. Hasil (Product): Program berhasil meningkatkan kemampuan
hafalan siswa, memperkuat karakter religius, dan menumbuhkan
partisipasi serta semangat keagamaan di sekolah.
Secara keseluruhan, program tahfiz di SMA Negeri 14 Bone telah berhasil
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung penghafalan al-Qur’an
dan pembentukan karakter religius siswa. Untuk meningkatkan efektivitas
dan keberlanjutan program, disarankan menambah jumlah pembina khusus
serta menyediakan ruang tahfiz permanen. Dengan perbaikan tersebut,
program tahfiz dapat menjadi model pendidikan yang inspiratif dan
berkelanjutan di sekolah umum.
2. Kemampuan menghafal al-Qur’an siswa di SMA Negeri 14 Bone secara
umum telah berkembang dengan baik dan menunjukkan hasil yang
signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh indikator kemampuan
menghafal meliputi tahfiz, tajwid, serta kefasihan dan adab membaca telah
terpenuhi dengan kategori baik hingga sangat baik.
Pada aspek tahfiz, siswa mampu menghafal ayat-ayat al-Qur’an
dengan lancar dan benar sesuai urutan mushaf, serta menunjukkan
peningkatan jumlah hafalan setiap periode. Pada aspek tajwid, siswa telah
memahami dan menerapkan kaidah bacaan seperti makharijul huruf,
hukum mad, dan waqaf meskipun sebagian masih memerlukan pembinaan
lanjutan agar kemampuan antar siswa lebih merata. Sementara pada aspek
kefasihan dan adab membaca, siswa telah mampu membaca secara tartil,
memperhatikan hukum waqaf dan ibtida’, serta menunjukkan sikap hormat
dan khusyuk dalam membaca al-Qur’an.
Secara aplikatif, temuan ini menunjukkan bahwa program tahfiz di
SMA Negeri 14 Bone telah berhasil menumbuhkan kemampuan
menghafal yang tidak hanya menekankan kuantitas hafalan, tetapi juga
kualitas bacaan dan pembentukan karakter religius siswa. Dengan
peningkatan pembinaan berkelanjutan dan pendampingan intensif dari
pembina tahfiz, kemampuan siswa dalam menghafal al-Qur’an berpotensi
terus berkembang menuju standar hafalan yang lebih sempurna dan
berkelanjutan.
B. Saran
1. Sekolah diharapkan dapat menambah pembina tahfiz khusus yang
memiliki kompetensi dalam bidang al-Qur’an, sehingga pendampingan
terhadap siswa dapat intensif dan tidak terbatas hanya pada guru PAI yang
memiliki beban tugas lain.
2. Perlu adanya penyediaan ruang khusus tahfiz atau rumah qur’an
dilingkungan sekolah selain masjid guna menciptakan suasana yang lebih
kondusif bagi siswa dalam menghafal dan muroja’ah.
Ketersediaan
| STAR20250356 | 356/2025 | Perpustakaan Pusat | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
356/2025
Penerbit
IAIN BONE : Watampone., 2025
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Skripsi Tarbiyah
Informasi Detil
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain
